1. Tubuh Menjadi Lebih Sehat
Sejak kecil saya punya fisik lemah. Pelajaran olahraga yang mengharuskan berlari keliling lapangan beberapa putaran yaitu sebuah siksaan bagi saya. Saat kelelahan, mata eksklusif berkunang-kunang menyerupai ingin pingsan.
Setelah saya mengenal dunia traveling beberapa tahun lalu, keluhan tersebut sudah berkurang. Daya tahan badan menjadi jauh lebih kuat.
Berjalan kaki berkilo-kilo meter, terpapar teriknya matahari, mendaki gunung ataupun berenang di laut, serangkaian kegiatan yang saya lakukan selama traveling, membuat badan ini terlatih dengan banyak sekali kegiatan berat. Sebuah manfaat yang tak saya sadari sebelumnya.
2. Mahir Mengatur Pengeluaran
Sebagai seorang pejalan, hasrat ingin menjelajah dunia begitu kuat.
Untuk dikala ini misi saya masih berkeliling Indonesia dan beberapa negara di Asia. Kedepannya saya berharap sanggup menginjakkan kaki di benua Eropa, kepuasan tersendiri bila sanggup berfoto di depan menara Eifel.
Demi mewujudkan mimpi itu saya mulai mencoba menghemat beberapa pengeluaran harian. Membatasi shopping ke mal, mengurangi pengeluaran untuk ke salon, sering kali menolak seruan teman nongkrong di cafe atau makan di luar, bahkan untuk membaca buku saya menentukan untuk mengunduhnya dari Google.
Selain itu, penghematan pada dikala melaksanakan perencanaan perjalanan juga tak kalah penting. Saya biasa berburu tiket pesawat jauh-jauh hari.
Biasanya maskapai penerbangan memperlihatkan promo tiket murah untuk penerbangan 6 bulan kedepan. Salah satunya, saya pernah mendapat tiket pulang pergi Jakarta – Medan dengan harga tiga ratus ribu-an saja. Harga yang sangat murah mengingat harga tiket penerbangan ke Medan pada hari-hari normal berkisar pada rentang Rp 800.000 – Rp 900.000,-.
Lakukan riset pengeluaran sebelum perjalanan, susunlah planning biaya perjalanan mulai dari penginapan, logistik, dan tiket masuk ke objek wisata. Tujuannya untuk menentukan seberapa banyak uang yang akan saya bawa semoga tidak overbudget.
3. Berdisiplin dengan waktu
Saat itu, saya dan beberapa teman bersiap akan traveling ke Belitung selama beberapa hari. Saya yang tinggal di Bekasi, berangkat 3 jam lebih awal alasannya yaitu takut terlambat hingga di Bandara Soekarno-Hatta. Teman saya yang tinggal di Tangerang tiba lebih lambat, bahkan sangat mendekati waktu penerbangan.
Ketika saya mencoba menghubungi mereka lewat telpon seluler balasan mereka mudah “Tenang Put, kita nggak akan telat kok”.
Alhasil mereka tiba terlambat alasannya yaitu menyepelekan waktu. Sesampainya di loket check-in mereka ditolak oleh petugas loket dengan alasan batas waktu check-in sudah habis. Mereka harus merelakan tiket pesawat hangus begitu saja akhir kelalaian mereka sendiri. Ya mau tidak mau mereka akhirnya membeli tiket pengganti yang lebih mahal dari tiket mereka sebelumnya.
Seorang pejalan yang baik sangat menghargai waktu, alasannya yaitu bila meleset sedikit dari agenda yang ditetapkan akan fatal akibatnya. Maka jangan heran bila kita sering melihat backpacker dengan tas ransel besarnya rela tidur di bandara atau stasiun. Selain untuk menghemat biaya penginapan, alasan yang paling utama yaitu agar mereka tidak terlambat mengejar waktu keberangkatan.
4. Mampu membaca peta
Ada sebuah ungkapan, backpacker jangan pernah takut tersesat. Pernyataan itu sanggup jadi benar. Terkadang dari insiden tersesat justru banyak membawa hikmah, salah satunya saya menjadi lebih mahir dalam membaca peta.
Bagi saya yang hobi menjelajah kota, peta menjadi sesuatu hal yang penting. Mulai dari peta mencari penginapan yang sudah saya booking, peta jalur transportasi menyerupai MRT, bus atau kereta, peta lokasi tempat wisata atau peta lainnya yang berafiliasi dengan perjalanan saya.
Saat saya traveling ke Singapura, saya hanya mengandalkan peta Singapura yang saya unduh dari Google untuk mendatangi tempat-tempat wisata disana. Saya harus mempelajari jalur-jalur MRT yang terdiri dari beberapa warna line, menyerupai misal, bila ingin ke Sentosa Island, cukup cari jalur MRT berwarna ungu untuk kemudian turun di stasiun Harbour Front. Ilmu yang saya dapatkan di jalanan.
Selain peta, terkadang saya mengandalkan GPS,. Ada sebuah aplikasi GPS offline yang ingin saya coba pada perjalanan berikutnya yaitu aplikasi Navitel Navigator. Saat saya bersama seorang mitra traveling ke Nepal, mitra perjalanan saya menggunakannya. Kami sangat terbantu dengan aplikasi ini alasannya yaitu di Nepal petunjuk jalan sangat minim.
5. Lebih Terbuka Untuk Mengenal Orang Baru
Saya selalu ingat pesan orang bau tanah saya ketika masih duduk di kursi sekolah “kalau ada yang ajak ngobrol di bus atau orang gak dikenal nggak usah diladenin ya, takutnya kau dihipnotis”.
Sebenarnya masuk akal bila orang bau tanah khawatir, apalagi saya anak perempuan. Tapi apakah semua orang yang tidak dikenal itu orang jahat? Setelah saya menjadi backpacker pemikiran saya berubah. Saya yakin masih banyak orang baik di dunia ini.
Ditiap perjalanan saya sering bertemu orang gres yang baik hati dan lapang dada menolong saya.
Pengalaman yang belum usang saya alami ketika saya bepergian seorang diri ke Pulau Samosir. Saya tiba terlalu larut sekitar jam 10 malam. Saya sudah memesan penginapan di tempat Tuktuk, sementara penyeberangan paling malam hanya hingga ke Tomok. Jarak dari Tomok ke Tuktuk sekitar 30 menit bila naik ojek, namun alasannya yaitu sudah terlalu malam sehingga tak ada ojek sama sekali.
Saya hanya sanggup berdoa semoga ada yang sanggup menolong. Doa saya dikabulkan. Ada seorang bapak bau tanah yang saya temui di kapal penyeberangan.
‘Adik mau kemana? Kapal ini cuma hingga Tomok saja. Kalau adik mau sanggup ikut saya, kebetulan rumah saya di tempat Tuktuk, saya bawa kereta (sepeda motor).’
Antara yakin dan tidak, tapi entah kenapa nurani saya berkata bapak bau tanah itu tulus ingin menolong. Benar saja beliau mengantar saya hingga ke penginapan dengan selamat tanpa minta biaya sepeser pun.
Saya tidak menyarankan untuk gampang percaya begitu saja dengan orang yang gres dikenal.
Setidaknya kita sanggup menganalisa dengan bijak mana orang yang berniat baik mana yang berniat jahat alasannya yaitu saya yakin intinya semua orang itu baik.
Dengan seringnya berinteraksi dengan orang gres menciptakan intuisi saya makin terasah.
***
Pergilah ke tempat yang kau inginkan, maka kau akan menemukan siapa dirimu sebenarnya
Sumber https://phinemo.com