Friday, August 11, 2017

√ Aspek Perkembangan Individu Sebagai Penerima Didik

AsikBelajar.Com | Perkembangan-perkembangan dasar atau esensi dari lingkungan belajar-mengajar yang sehat ialah suasana mencar ilmu yang secara faktual sanggup menumbuhkan munculnya perasaan yang terdapat antara siswa dan guru di dalam kelas. Perasaan-perasaan yang mendasari transaksi mencar ilmu mengajar tersebut tergantung pada kiprah guru dalam membuat situasi mencar ilmu yang kondusif. Peran tersebut berangkat dari pemikiran bahwa esensi situasi mencar ilmu yang aman dan sehat ialah situasi mencar ilmu yang sanggup menumbuhkan ”perasaan dekat” antara guru dan anak, merasa saling membutuhkan, saling menghargai, dan sebagainya. Dengan perasaan saling memperhatikan yang terdapat antara guru dan anak dalam proses mencar ilmu mengajar, sikap guru yang merupakan cerminan perasaan yang melandasi transaksi mencar ilmu mengajar diantaranya adalah:

1) Penerimaan(acceptance): Sikap ini mencakup pengenalan dan ratifikasi terhadap aneka macam kemampuan dan keterbatasan mental, emosional, flsik, dan sosial yang dimiliki anak. Sikap acceptance tersebut harus dilandasi pemahaman bahwa guru memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri berupa kemampuan mengajar dan kemampuan dalam menghadapi anak.Tanpa kepercayaan diri, guru tidak akan bisa bersikap mendapatkan terhadap aneka macam kekurangan dan permasalahan orang lain. Sebaliknya, guru yang lebih banyak menegakkan otoritas secara berlebihan dan selalu menuntut hal-hal yang tepat dari penerima didiknya memperlihatkan bahwa guru tersebut belum mencapai kematangan emosional dan rasa percaya diri.

2) Rasa Aman: Rasa aman dan disayangi merupakan kebutuhan dasar insan yang perlu memperoleh pemenuhan sehingga dalam proses mencar ilmu mengajar dibutuhkan pula adanya rasa disayangi dan diterima oleh kelompok dan guru. Jika anak dalam acara pembelajaran merasa aman dan diterima sebagaimana adanya, akan membuat anak tersebut merasa aman dan kerasan selama proses pengajaran berlangsung dan termotivasi untuk mengikuti proses mencar ilmu mengajar dengan sungguh-sungguh. Hal tersebut sanggup lebih ditingkatkan jikalau dosen selalu memperlihatkan penghargaan dan umpan balik terhadap tugas-tugas mahasiswa.

3) Pemahaman akan adanya Individual (differences): Pemahaman pendidik bahwa tidak ada insan yang sama serta sikap mahasiswa selalu bersifat “unik” menimbulkan dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi aneka macam sikap anak. Guru hendaknya sanggup secara bijak tahu kapan harus memperlakukan siswa sebagai anggota kelompok yang memang harus diperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal yang terpenting ialah bahwa guru harus menjaga keseimbangan antara sikap otoritatif untuk mengarahkan sikap anak dengan sikap ngemong dan pemberian kesempatan berkembang sesuai dengan aneka macam situasi dan kondisi masing-masing.

a) Menggunakan cara-cara yang demokratis

Penggunaan cara yang demokratis dalam proses pembelajaran termanifestasi dalam sikap saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, adanya perencanaan atau kontrak pembelajaran yang kooperatif atau berdasar pada janji serta pedelegasian wewenang dan tanggungjawab. Cara tersebut akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, di mana muncul keyakinan bahwa anak diberi kepercayaan untuk sanggup menuntaskan masalahnya sendiri dan diberi pula kesempatan untuk melaksanakan pilihan-pilihan dengan pertimbangan pribadi (dengan mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan tersebut). Dalam proses mencar ilmu mengajar, anak hendaknya juga memperhitungkan bunyi siswa supaya suasana kelas tidak menjadi kaku.

b) Sikap Bersahabat

Dengan dilandasi pemahaman terhadap aneka macam kemampuan dan kekurangan yang ada pada anak, sikap percaya serta kesabaran dari guru sebagai pengajanakan memunculkan rasa “saling”, di mana guru sebagai pendidik selalu berusaha untuk mengomunikasikan apa yang diharapkan dari anak didik, memperlihatkan arahan, bantuan, dan bimbingan supaya keinginan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, termasuk memperlihatkan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan secara terbuka pemasalahannya sehingga akan tercapai kepuaéan antara dua belah pihak. Oleh sebab itu, siswa akan sekuat tenaga memenuhi keinginan tersebut.


Sumber:

Dra.Hj.Sitti Hartinah DS, MM. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama. Hal. 15-17.



Sumber https://www.asikbelajar.com