AsikBelajar.Com | Faktor problem Materi pembinaan ketika di pembinaan UKM:
Materi pembinaan yang dimaksudkan di sini yaitu segala hal (ilmu pengetahuan, penemuan, informasi, dan lain-lain) yang ditransformasikan oleh pelatih kepada akseptor pembinaan dengan banyak sekali metode penyampaian untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku.
** Sudah out of date
Materi pembinaan yang disampaikan oleh para pelatih kepada akseptor pembinaan tidak jarang sudah ketinggalan zaman. Materi tersebut sudah tidak layak lagi diterapkan kepada para pengusaha kecil masa kini. Hasil dari pembinaan tidak akan bisa mengimbangi persaingan yang sangat ketat, tidak akan bisa mengikuti pesatnya perkembangan teknologi. Jika tetap dipaksakan untuk diaplikasikan, maka hanya akan berakibat menambah kerugian para pengusaha kecil yang mengaplikasikannya.
** Gaya bahasa tinggi
Gaya bahasa dan tata bahasa yang dipakai terutama dalam penulisan bahan sering terlalu tinggi dirasakan oleh para pengusaha kecil. Sebagaimana kita ketahui bahwa tingkat pendidikan formal para pengusaha kecil di Indonesia masih banyak yang relatif rendah. Mereka niscaya akan menemukan kesulitan untuk memahami bahan pembinaan kalau bahan terse but memakai gaya bahasa yang terlalu tinggi. Penggunaan bahasa asing, contohnya Bahasa Inggris akan sulit dimengerti oleh pengusaha kecil yang membaca bahan tersebut. Tidak hanya bahan yang dituangkan secara tertulis, tetapi juga penyampaian secara verbal dari pelatih pembinaan sebagai pembina perjuangan kecil kepada para akseptor pelatihan. Penggunaan gaya bahasa yang tinggi ini akan menghambat penyampaian makna bahan yang disampaikan ketika pelatihan.
** Tidak sesuai dengan problem yang dihadapi perusahaan
Program pembinaan yang dilaksanakan sangat dibutuhkan akan menjadi media bagiterpecahkannya masalah-masalah perjuangan yang dihadapi oleh pengusaha kecil yang menjadi akseptor pembinaan tersebut. Sehubungan dengan itu alangkah baiknya sebelum pembinaan diselenggarakan sudah diketahui problem apa yang dihadapi oleh perjuangan kecil tersebut. Dengan demikian manfaat pembinaan akan eksklusif terasa oleh pengusaha kecil khususnya yang mengikuti pelatihan. Sebaliknya kalau pembinaan yang diselenggarakan tanpa memperhatikan problem yang dihadapi pengusaha kecil, tentunya manfaat pembinaan tersebut ada kekurangannya.
Survei oleh pembina perjuangan kecil sebelum pelaksanaan pembinaan menjadi sangat penting guna mencapai manfaat pembinaan yang optimum. Melalui survei tersebut akan diketahui problem yang dihadapi oleh perusahaan akseptor pembinaan sehingga bahan pelatihan, metode pelatihan, gaya bahasa instruktur, dan lain-lain akan menyesuaikan dengan kebutuhan akseptor pelatihan.
** Contoh masalah yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
Hampir pada setiap pembinaan terutama yang menyangkut administrasi usaha, para pelatih memperlihatkan pola kasus. Sangat disayangkan pola masalah yang disampaikan sering tidak sesuai dengan kondisi perusahaan akseptor pelatihan. Sebagai pola banyak pelatih pembinaan yang memperlihatkan masalah perjuangan yang ada di luar negeri, padahal kondisi perjuangan di sana akan berbeda dengan lingkungan perjuangan dari para akseptor pelatihan. Bukan merupakan suatu kesalahan Seorang pelatih memberikan pola masalah di luar negeri, tapi akan lebih sesuai kalau pola masalah yang disampaikan berupa acara perjuangan yang ada di tanah air alasannya relatif akan lebih familiar bagi pengusaha kecil di Indonesia.
Sumber: Suparyanto, R.W. 2012. Kewirausahaan: Konsep dan Realita pada Usaha Kecil. Bandung: Alfabeta. Hal. 78-80.
Sumber https://www.asikbelajar.com