AsikBelajar.Com | Antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak perlu dipertentangkan, alasannya yaitu saling melengkapi dan masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Berikut dikemukakan kapan sebaiknya ke dua metode tersebut digunakan.
1. Penggunaan Metode Kuantitatif
Seperti telah dikemukakan bahwa, metode kuantitatif dalam buku ini mencakup metode survei dan eksperimen. Metode kuantitatif dipakai apabila:
a. Bila problem yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah yaitu merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara hukum dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun tawaran penelitian, problem ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai problem harus ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapat gosip yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok dipakai untuk mendapat gosip yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian sanggup memakai sampel yang diambil dari populasi tersebut.
c. Bila ingin diketahui efek perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya efek jamu tertentu terhadap derajat kesehatan.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian sanggup berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapat data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan sanggup diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ belum dewasa dari masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan wacana validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
2. Metode Kualitatif
Metode kualitatif dipakai untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan metode kualitatif digunakan.
a. Bila problem penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, alasannya yaitu peneliti kualitatif akan eksklusif masuk ke obyek, melaksanakan penjelajahan dengan grand tour question, sehingga problem akan sanggup ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melaksanakan eksplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber minyak, tambang emas dan lain lain.
b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak sanggup difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, mempunyai makna tertentu. Sering terjadi, berdasarkan penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya berdasarkan penelitian kualitatif. Sebagai pola ada 99 orang menyatakan bahwa A yaitu pencuri, sedangkan satu : orang menyatakan tidak. Mungkin yang satu orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada isteri sanggup diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian kualitatif, semakin banyak suami mencium isteri, maka malah menjadi tanda tanya, jangan-jangan hanya pura-pura. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya sanggup diurai bila peneliti melaksanakan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan sanggup ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti bila tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut mencicipi apa yang dirasakan orang tersebut.
e. Untuk menyebarkan teori. Metode kualitatif paling cocok dipakai untuk menyebarkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded research. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melaksanakan penjelajahan, selanjutnya melaksanakan pengumpulan data yang mendalam sehingga sanggup ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverifikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka akan menjadi tesis atau teori.
f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara triangulasi/gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum sanggup menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir sehabis data itu jenuh, maka kepastian data akan sanggup diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum ditemukan siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belum dinyatakan belum selesai.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau masyarakat akan sanggup dilacak melalui metode kualitatif. Dengan memakai data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan seseorang. Misalnya akan meneliti sejarah perkembangan kehidupan raja-raja di J awa, sejarah perkembangan masyarakat tertentu sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini juga sanggup dilakukan di bidang pertanian, bidang teknik menyerupai meneliti kinerja kendaraan beroda empat dan sejenisnya, dengan melaksanakan pengamatan secara terus-menerus yang dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan berkembangnya bunga tertentu, atau mesin kendaraan beroda empat tertentu.
3. Metode Kombinasi
Secara umum metode penelitian kombinasi dipakai apabila peneliti ingin memperoleh data dan gosip yang lengkap, valid, reliabel dan obyektif. Dengan memakai metode kombinasi, maka kelemahan-kelemahan yang ada dalam metode kuantitatif maupun kualitatif sanggup dieliminir. Selanjutnya secara spesifik metode kombinasi dipakai apabila:
a. Peneliti ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-data yang bersifat kualitatif yang tidak sanggup digali dengan metode kuantitatif
b. Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif sanggup diberlakukan pada populasi yang lebih luas (menguji hipotesis hasil penelitian kualitatif)
c. Peneliti ingin mendapat data yang lebih komprehensif yang sanggup dicari dengan metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama
d. Peneliti ingin melaksanakan penelitian yang bersifat proses dengan metode kualitatif, dan meneliti produk dengan metode kuantittaif
e. Peneliti ingin melaksanakan penelitian tindakan (action research), untuk menemukan tindakan yang teruji secara efektif. Pada tahap menemukan problem atau “penyakit” dan hipotesis tindakan dipakai metode kualitatif. Dan pada ketika melaksanakan pengujian dipakai metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama. Dalam hal ini dipakai model sequential exploratory
f. Peneliti ingin melaksanakan penelitian untuk menghasilkan produk yang teruji dengan metoe R & D (Research and Development). Pada tahap analisis kebutuhan dan menciptakan rancangan sanggup memakai metode kualitatif dan pada ketika menguji rancangan produk dengan metode kuantitatif/ eksperimen pada. sampel yang semakin luas.
Sumber:
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Hal. 45-48.
Sumber https://www.asikbelajar.com