Friday, September 22, 2017

√ Ciri Insan Indonesia Berdasarkan Mochtar Lubis


AsikBelajar.Com | Buku Mochtar Lubis sangat laris, dicetak sembilan kali. Cetakan pertama tahun 1977 dan kesembilan tahun 1990. Bukunya berjudul ”Manusia Indonesia (Sebuah Pertanggungjawaban)” yakni buku yang kontroversial alasannya terjadi pro dan kontra terhadap ciri insan Indonesia.


Ciri-ciri insan Indonesia yakni sebagai berikut:


1) Munafik. Contoh yang relevan ialah lain di hati lain pula di mulut. Tidak konsistennya antara perkataan dengan perbuatan. Apabila berkata bohong, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya khianat.


Perilaku insan Indonesia sulit dipahami. Sering mempromosikan sebagai bangsa yang ramah, tetapi gampang marah; mengaku negara kaya raya, tetapi miskin; mengaku religius, tetapi sering tidak religius (KKN); mengaku negara hukum, tetapi suka melanggar aturan (berlalu lintas); kesepakatan datang, tetapi ingkar; mau modern, tetapi ke dukun. Tidak menyampaikan tidak kalau memang tidak. Juga tidak menyampaikan ya kalau memang ya. Kita sering berada antara ia dan tidak. Kita sering bersikap ganda (ambivalen). Banyak ungkapan paradoksal dalam budaya kita. Misalnya, pantun Sunda, ”teras kangkung galeuh bitung” (inti bambu yakni inti batang kangkung). Di Cirebon ada ungkapan, ”galih kangkung” (batang kangkung itu isinya kosong). Ungkapan lain, ”kakak adiknya si bungsu, si cebol meraih bulan, si buta menghitung bintang, ngono ya ngono tapi ojo ngono” (Begitu ya begitu tapi jangan begitu). Sikap ganda kita sudah bau tanah dan berakar pada budaya. Seorang raja harus sanggup mengharmonikan delapan kepemimpinan Hastabrata yang bertentangan satu dengan lainnya. Seorang raja harus berwatak air, tetapi juga api; berwatak bumi, tetapi juga matahari; berwatak bintang (memberi petunjuk), tetapi juga samudra (minta masukan). Pawang pun paradoks, bisa menyembuhkan si sakit dan bisa membunuh si sehat (santet). Kita juga diam, bahkan tidak berdaya membiarkan pengusaha membangun daerah maksiat menyerupai perjodian, pelacuran, dan sebagainya serta menarik pajaknya untuk pembangunan termasuk pembangunan tempat-tempat ibadah dan pendidikan. Hal yang lebih parah lagi yakni memakai uang hasil korupsi untuk menyekolahkan anak-anaknya dan membelajakannya untuk kepentingan agama contohnya naik haji, umroh, menyumbang sekolah, menyumbang masjid, membayar zakat, memberi sedekah kepada fakir dan miskin, memberi sedekah pada anak yatim piatu, dan sebagainya. Mungkin tanda-tanda paradoks ini yang menjadikan bangsa kita tertinggal dengan sesama negara Asean.


2) Segan dan enggan bertanggung jawab. Contoh: kalau terjadi kegagalan terhadap dirinya, insan lndonesia cenderung melemparkan kegagalan itu sebagai akhir perbuatan orang lain. Di Jepang, menteri akan mundur kalau ternyata gagal dalam menjalankan tugasnya. Pejabat di Indonesia justru menyalahkan rakyatnya. Sebagai contoh, kalau tidak bisa beli Elpiji, jangan beli. Harga BBM dalam negeri terlalu murah dibandingkan dengan luar negeri, tetapi yang lupa dibandingkan yakni daya beli dan penghasilan orang luar negeri dengan dalam negeri.


3) Feodal. Contohnya, bangsa kita terutama pejabat minta dilayani daripada melayani. Mengangkat pembantu sebanyak-banyaknya biar semakin banyak yang menghormati.


4) Masih percaya pada tahyul. Contohnya, suka menonton penayangan film-film horor dan dunia lain. Mengaku modern, tetapi masih sering pergi ke dukun.


5) Artistik. Contohnya, bangsa Indonesia bahagia pada keindahan terutama penampilan luarnya. Banyak hasil daya cipta artistik Indonesia dibeli dan diboyong ke luar negeri. Di sisi lain, demi mempunyai pakaian, rumah, dan kendaraan beroda empat yang indah, bangsa kita berani berutang.


6) Punya etika lemah. Contohnya, gampang dipaksa berubah keyakinannya demi kelangsungan hidupnya, gampang berubah pikirannya. Watak lemah ini bersahabat kaitannya dengan munafik di atas.


7) Senang nostalgia. Ternyata lebih lezat hidup di zaman orde gres ketimbang di kurun reformasi.


8) Cepat marah. Dipanasi nasionalismenya dalam konflik Ambalat dengan Malaysia eksklusif naik darah. Nekad siap berangkat walaupun tidak mempunyai kemampuan bertempur. Setiap kali bom meledak, niscaya murka kepada negara yang itu-itu juga. Kita saksikan di tv bahwa hampir setiap hari terjadi kemarahan para demonstran.


9) Tukang lego. Contohnya, bangsa kita bakir menjual barang-baran g bekas. Biasanya untuk ganti model baru. Handphone selalu model baru, yang usang dilego. Sudah bakir mencari uang, harga diri dilego untuk mendapat kekuasaan. Sudah mendapat kekuasaan, harga diri dilego untuk mendapat kekayaan.


10) Suka merek luar negeri demi gengsi. Manusia Indonesia lebih suka membeli produk-produk yang mahal harganya asalkan dari luar negeri daripada membeli produk dalam negeri meskipun mutunya lebih tinggi.


11) Pemalas. Contohnya, bangsa kita yakni bangsa yang santai, kurang menghargai waktu. Waktu dipakai berjam-jam untuk mengobrol bukan untuk bekerja produktif. Hasil penelitian Made Pidarta menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia yakni bangsa termalas nomor 3 di dunia.


12) Konsumtif. Setiap ada produk gres dan obralan niscaya diserbu. Bangsa Indonesia yakni bangsa yang paling banyak belanjanya di tanah suci dan Singapura.


Koentjaraningrat (2004) menambahkan ciri sifat mentalitas bangsa Indonesia yakni (1) suka meremehkan mutu, (2) suka menerabas, (3) tidak Percaya pada diri sendiri, (4) tidak berdisiplin murni, dan (5) suka mengabaikan tangungjawab.


Sumber:

Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.160-161.




Sumber https://www.asikbelajar.com