Tebing Keraton Bandung: spesial di Balik Kesederhanaannya – Bagi warga Bandung, Tebing Keraton rasanya sangat terkenal akhir-akhir ini.
Di antara banyak wisata alam yang dimiliki Bandung, Tebing Keraton tak boleh dilewatkan begitu saja.
Ramai pembicaraan di media umum di antara kaum remaja hingga orang dewasa, Tebing Keraton tampaknya menantangku dan beberapa teman satu kostan untuk mendatanginya.
Bernaung di dalam sebuah kostan dan kebiasaan kami begadang di hampir setiap malam, menciptakan kami secara impulsif berpikir untuk mengunjungi Tebing Keraton, Bandung.
Tebing Keraton Bandung, spesial di Balik Kesederhanaannya
Kostan kami berada di kawasan Ciumbuleuit, dan sering mendengar bahwa Tebing Keraton tak begitu jauh dari Dago Pakar, maka saya dan 3 orang teman satu kostanku setuju untuk pergi ke sana.
Niat awalnya ialah untuk menikmati sunrise, maka dari itu sesudah terlibat dialog dari tengah malam hingga pagi menjelang demi menahan kantuk, sempurna pukul 4 subuh kami berangkat dari kostan memakai dua sepeda motor.
Baca Juga: Wisata ke Gunung Batu Lembang
Kebetulan kami berempat belum pernah berkunjung ke sana, sehingga modal kami ketika itu hanyalah peta digital dan bertanya kepada warga sekitar.
Dari Ciumbuleuit kami tentu harus menempuh Simpang Dago melewati Siliwangi, dan belok ke kiri ke arah Dago Pakar. Terus ke arah Terminal Dago, atau Dago Tea House kalau kau lebih familiar dengannya.
Baca Juga: Mendaki Gunung Semeru
Dari situ kami bertanya kepada bapak tukang ojek yang kebetulan sudah mulai mangkal di sekitar Terminal Dago, dan ia menyampaikan bahwa kami harus belok ke kanan searah menuju Bukit Dago Pakar.
Dengan mengikuti jalur ke arah Bukit Dago Pakar, dalam beberapa puluh menit kami tiba di suatu belokan bercabang.
Bermodal tanya menyerupai sebelumnya, kami diinstruksikan untuk menuju Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, yang dalam posisinya harus belok ke kiri di belokan akrab mini market Indomaret. (rute selengkapnya kutuliskan di penggalan terakhir)
Baca Juga: Pendakian ke Gunung Slamet, Jawa Tengah
Menempuh puluhan menit dan beberapa kilometer lagi, kami tiba di Warung Bandrek dan memarkirkan motor kami di parkiran yang telah disediakan untuk wisatawan.
Dengan biaya Rp 11.000,- per orang termasuk asuransi (untuk warga pribumi) kami sudah diperbolehkan menikmati Tebing Keraton, dan terbayarlah rasa ingin tau kami selama ini.
Dari pintu masuk sesudah membayar karcis, kami harus berjalan beberapa puluh meter untuk tiba di ujung Tebing Keraton, dan begitu terpesonanya kami melihat hamparan pepohonan di sekeliling bawah dan pemandangan Gunung Tangkuban Perahu di seberang.
Terlihat sederhana sekilas, tetapi menikmatinya sungguh merupakan pengalaman istimewa dengan proposal pemandangan serta suasana yang juga istimewa.
Baca Juga: Wisata Stone Garden Padalarang, Bandung
Kami berpikir bahwa pantas saja dalam beberapa waktu Tebing Keraton Bandung menjadi materi perbincangan orang-orang, baik warga Bandung sendiri maupun wisatawan luar daerah.
Sangat cocok untuk kami berempat yang ketika itu resah bagaimana menghabiskan waktu ketika harus begadang sebab contoh tidur yang tidak baik. Tidak lupa kami mengabadikan momen dengan berfoto.
Alamat dan Cara Menuju Tebing Keraton Bandung
Note: Aku memakai Simpang Dago sebagai patokan starting point-nya, sebab kawasan ini sangat terkenal dan gampang dicapai di Bandung. JANGAN SUNGKAN UNTUK BERTANYA DI SEPANJANG PERJALANAN UNTUK SEKEDAR MEMASTIKAN ARAH!!
Arah Tebing Keraton dari McD Simpang Dago via Google Map (gunakan mouse dan klik-tahan untuk mengatur map)
Berikut lebih detilnya:
1. Dari Simpang Dago (McD Simpang Dago), jalan lurus ke arah Dago Pakar hingga kau tiba di Terminal Dago atau pun Dago Tea House.
2. Di persimpangan berikutnya, belok kanan ke arah Bukit Dago Pakar. Nantinya ada belokan lagi beberapa ratus meter ke depan dan tetap belok kanan masih ke arah Bukit Dago Pakar.
3. Setelah berjalan lurus ke arah Bukit Dago Pakar mengikuti jalan, kau akan menemui belokan lainnya di akrab mini market Indomaret di sisi kiri kamu, dan belok kiri di belokan tersebut menuju Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Pastikan kau belok kiri ke arah Tahura Ir. H. Djuanda.
4. Kamu akan melewati Taman Hutan Raya tersebut dan masih harus lurus terus hingga kau menemukan belokan di akrab sebuah warung dan terdapat tulisan Bukit Pakar Utara di sisi kanan jalan, belok kanan di belokan tersebut.
5. Untuk mencapai Tebing Keraton, ketika kau hingga di jalanan yang rusak dan mulai menanjak lengkap dengan hamparan hutan di sisi kiri jalan, kau akan menemui belokan dan ambil belokan ke kiri. Nantinya kau akan menemukan papan penunjuk jalan bertuliskan ‘Tebing Keraton’.
6. Jalan terus maka kau akan mulai menemui bebukitan dan perumahan warga di sisi jalan, dan jalan terus mengikuti alur jalanan yang lebih condong ke kanan hingga kau selesai melewati perumahan warga lokal.
7. Setelah itu terdapat belokan dan beloklah ke kiri menyerupai kode papan penunjuk arah yang ada di sana.
8. Kamu akan menemukan warung dan parkiran di sebelah kanan jalan, dan pintu masuk Tebing Keraton berada di sebelah kiri sempurna di seberang tempat parkir tersebut. Kamu sudah tiba!
Rincian Harga Tiket Masuk Tebing Keraton Bandung
Ketika saya dan kolega mengunjunginya (bulan November 2014), kami harus membayar harga tiket masuk sebesar Rp 11.000,- (Umum bagi warga lokal) dan sekitar Rp 75.000,- untuk WNA.
Kita juga harus membayar uang parkir sebesar Rp 5.000,- untuk satu kendaraan.
(*) Rincian biaya di atas sudah termasuk asuransi.
Tebing Keraton Bandung cukup gampang ditempuh dari sentra pemukiman warga Bandung, sehingga inilah salah satu destinasi wisata alam yang wajib kau kunjungi ketika berada di Bandung.
Aku rekomendasikan untuk mengunjunginya di pagi hari, sebab selain sanggup menikmati pemandangan pagi yang luar biasa indah di sana, menikmati sunrise di arah sebaliknya, pengunjung juga belum terlalu ramai di pagi hari.
Karena pengunjung tidak terlalu ramai, Anda sanggup berfoto sepuasnya demi mengabadikan momen tanpa harus antri dengan pengunjung lainnya.
Baca Juga: Wisata ke Floating Market Lembang, Bandung
Ada satu spot yang paling kami sukai di sana, mungkin juga kamu, yakni bebatuan di ujung tebing Tebing Keraton itu sendiri. Meski dilarang, namun kita rasanya tertantang bangun di bebatuan ujung tebing tersebut.
Namun kau harus tetap berhati-hati. Tak lupa, kalau sempat, harus mengabadikan momen di ujung tebing tersebut. Selain pemandangannya luar biasa, adrenalin juga cukup terpacu ketika berada di sana.
Baca Juga: Pendakian ke Gunung Sumbing, Jawa Tengah
Agar lebih puas menikmatinya, maka dari itulah kusarankan untuk menikmatinya di pagi hari. TETAP HATI-HATI, demi alasan keamanan, lebih baik jangan.
Selain itu Anda sanggup terlebih dahulu menikmati kopi dan gorengan di warung seberang pintu masuk (di sekitar tempat parkiran).
Ibu-ibu penjualnya sangat ramah dan harga dagangannya pun standar untuk tempat wisata populer.
Catatan Penting Saat Berwisata ke Tebing Keraton Bandung
1. Pukul 06.00 – 07.00 pagi ialah waktu yang direkomendasikan untuk mengunjungi Tebing Keraton, meskipun di hari libur atau selesai pekan. Jika mungkin, tiba lebih pagi lagi.
2. Area Tebing Keraton ini cukup sempit jadi kemungkinan besar pengunjung akan saling berdesakan. Area untuk berfoto dan menikmati pemandangan dari ujungnya menjadi lebih terbatas. Karena Tebing Keraton akhir-akhir ini populer, kau juga harus berebut dengan pengunjung lain yang BANYAK jumlahnya.
3. Hati-Hati Pungutan Liar!! Terakhir aku ke sana, bulan Mei 2015, pungutan liar dari warga sekitar mulai bermunculan. Alasannya bermacam-macam: perbaikan jalan, proteksi panti asuhan, perbaikan fasilitas, dan lain-lain. Usahakan untuk berani menolaknya kalau tidak ingin terkena biaya tambahan.
4. Jika ada proposal untuk menemani kamu, dengan kata lain menjadi tour guide kau ketika berkunjung ke Tebing Keraton, silahkan TOLAK!! Kamu tidak perlu seorang tour guide untuk mengunjungi Tebing Keraton.
Informasi mengenai destinasi wisata ini sudah sangat banyak di internet, semua gosip yang kau dapatkan akan sangat bermanfaat menjadi citra kau ketika mengunjunginya. Makara tidak perlu buang-buang biaya perhiasan dengan harus menyewa jasa tour guide bohongan, kan? 😀
5. Karena seringnya terjadi (yang menurutku) pungutan liar berupa keharusan untuk menyewa jasa ojeg, lebih baik kau memakai sepeda motor ketika berkunjung ke sana.
Biasanya pengguna kendaraan beroda empat dicegat dan diharuskan untuk menumpangi ojeg dengan biaya sewa berkisar Rp 20.000,- hingga Rp 45.000,- (dalam kunjungan ketigaku ini terjadi juga pada rombongan kami, yang ketika itu 4 kali ditawari jasa ojeg sepanjang perjalanan dengan kisaran harga di atas).
6. Usahakan untuk tidak menjelajah ke penggalan pinggir, apalagi di ekspresi dominan hujan. Tanah di sana cukup lembek dan bebatuan yang licin tentu sanggup membawa kau terpeleset ke jurang di sekelilingnya. Waspada juga tanah longsor.
Jadi, apakah kau tertarik untuk mengunjungi Tebing Keraton Bandung, Jawa Barat, Indonesia?
Baca Juga:
ARTIKEL LAINNYA:
- Tips Mendaki Gunung Untuk Siapapun
- Menanjaki Gunung Ciremai, Jawa Barat
- Pendakian ke Gunung Cikuray, Jawa Barat
- Pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah
- Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur
- Pendakian ke Gunung Sumbing, Jawa Tengah
- Pendakian ke Gunung Slamet, Jawa Tengah
- Pantai Ladeha di Nias Selatan, Sumatera Utara
- Wisata Singkat ke Stone Garden, Padalarang, Bandung
- A Short Visit to Bira Island, Thousand Islands
- A Day Trip Without Digital Tech
- Solo Trip to Taman Alam Lumbini, Berastagi, Tanah Karo
- [Infographic] 10 Top Travel Hacks
- Kunjungan ke Floating Market Lembang
- Gereja Katedral Jakarta: Gereja Nasrani Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga
- Wisata ke Tebing Keraton Bandung
- Menjelajahi Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah
- Catatan Perjalananku Menjelajahi Nusa Penida, Bali
- Gunung Batu Lembang, Jawa Barat
- Bira Island, Pulau Seribu
- Floating Market, Bandung
- Rafflesia Arnoldii, Festival Bumi Rafflesia, Bengkulu
- Lesehan Pancur, Curup, Bengkulu: Jamuan Siang Kala Menjelajah Bengkulu
- Gunung Papandayan: Sebuah Pendakian yang Cocok Menjadi Weekend Getaway
- Menjelajahi Mangrove Forest Nusa Lembongan, Bali
- Mengintip Persiapan Menyambut Flower Garden Festival 2018 di Taman Bunga Inaya, Bengkulu
- Fort Marlborough: Saksi Sejarah Kekuasaan Inggris di Bumi Rafflesia Bengkulu
- Pendakian Gunung Sindoro 3.153 Mdpl via Jalur Kledung, Jawa Tengah
- Barleu Coffee Bandung, Minimalis di Remangnya Bandung Malam
Sumber https://walterpinem.me