Pendekatan kontingensi ini dimaksudkan untuk menjembatani jurang perbedaan yang ada antara teori dan praktek. Pendekatan kontingensi memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisanya, sebab perbedaan kondisi lingkungan dan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula. Pendekatan kontingensi muncul sebagai tanggapan atas ketidakpuasan terhadap anggapan universalitas, dan kebutuhan untuk memasukkan banyak sekali variabel lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen.
Pendekatan kontingensi (Contingency approach) ialah cara penerapan konsep-konsep dari banyak sekali anutan manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Pendekatan kontingensi ini merupakan tanggapan dari persoalan yang dihadapi dalam praktek perusahaan, dimana sering kali ditemui adanya metoda-metoda yang sangat efektif dalam suatu situasi tetapi tidak akan berjalan dengan baik dalam situasi-situasi lainnya. Pendekatan kontingensi dikembangkan oleh banyak sekali pelaku perjuangan dalam banyak sekali bidang keahlian, menyerupai : manajer, konsultan dan peneliti.
Tugas manajer dalam pendekatan kontingensi yaitu mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang berbeda pula, sebab tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang sanggup diterapkan dalam seluruh kondisi. Sebagai pola :
>Karyawan suatu perusahaan membutuhkan dorongan untuk meningkatkan produktivitas. Pendekatan klasik akan mengemukakan ihwal penyederhanaan kerja. Sedangkan pendekatan kekerabatan manusiawi akan berusaha membuat iklim yang sanggup memotivasi karyawan dan mengusulkan ekspansi kerja. Dari kedua pendekatan tersebut, mana yang lebih baik ? Bila karyawan tidak terdidik dan kesempatan latihan serta sumber daya terbatas, maka penyederhanaan kerja akan merupakan penyelesaian yang paling baik. Tetapi kalau karyawan terlatih dan kepuasan kerja yaitu kebutuhan mereka, maka aktivitas ekspansi kerja mungkin lebih efektif. Aka tetapi kadang kala dalam situasi tertentu lebih pas apabila dipakai kombinasi kedua pendekatan tersebut.
Pendekatan kontingensi secara sederhana sanggup dipandang sebagai suatu kekerabatan fungsional “bila – maka”, maksudnya :
>”bila” yaitu vatiabel bebas (independent variable).
>”maka” yaitu variabel bergantung (dependent variable).
Dalam manajemen kontingensi, lingkungan merupakan variabel bebas, sedangkan banyak sekali konsep dan teknik manajemen yang mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya, berfungsi sebagai variabel bergantung.
Dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi, terdapat tiga pecahan penting yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Lingkungan.
2) Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen.
3) Hubungan kontingensi antara keduanya (nomor : 1 dan nomor :2).
Pemahaman terhadap hubungan-hubungan kontingensi ini memperlihatkan banyak sekali pedoman bagi praktek manajemen yang efektif dan efisien. (2)
Sumber:
(1) Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.46.
(2) http://legalstudies71.blogspot.com/2015/10/pendekatan-kontingensi-dalam-manajemen.html?m=1
Keyword terkait:
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan, manajemen pendidikan berdasarkan para ahli, manajemen pendidikan dan manajemen pendidikan.
Sumber https://www.asikbelajar.com