AsikBelajar.Com | Hudson dalam Tanner (1981) menyatakan taksonomi perencanaan antara lain sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radikal. Selanjutnya dikembangkan oleh Tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dan taksonomi Hudson.
1. Teori Sinoptik
Teori ini yakni teori yang paling lengkap dibandingkan teori lainnya. Teori sinoptik dalam banyak sekali literatur sering disebut system planning, rational system approach, atau rational comprehensive planning. Teori ini sudah menggunakan model berpikir sistem dalam perencanaannya. Objek yang direncanakan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut misi. Objek atau tujuan ini diuraikan menjadi bagian-bagian dengan menggunakan analisis sistem sehingga sistem menampakkan strukturnya.
Teori ini yakni teori yang paling lengkap dibandingkan teori lainnya. Teori sinoptik dalam banyak sekali literatur sering disebut system planning, rational system approach, atau rational comprehensive planning. Teori ini sudah menggunakan model berpikir sistem dalam perencanaannya. Objek yang direncanakan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut misi. Objek atau tujuan ini diuraikan menjadi bagian-bagian dengan menggunakan analisis sistem sehingga sistem menampakkan strukturnya.
Langkah-langkah perencanaan sinoptik mencakup (1) pengenalan masalah, (2) mengestimasi ruang lingkup problem, (3) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, (4) menginvestigasi problem, (5) memprediksi alternatif, (6) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian yang spesifik. Proses perencanaan sinoptik tersebut sanggup digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.7 Proses perencanaan sinoptik (Tanner,1981)
Pada gambar di atas ada tiga bagian. Bagian pertama terdiri atas langkal1 1, 2, dan 3. Bagian kedua terdiri atas langkah 4 dan 5, dan bab tiga yakni langkah 6. Bagian pertama merupakan analisis sistem. Bagian kedua merupakan klarifikasi problem dan alternatif pemecahan masalah. Bagian tiga disebut juga sebagai implementasi, penilaian, atau reviu.
2. Teori Inkremental
Teori inkremental berdasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalianya. Teori ini sangat berhati-hati terhadap ruang lingkup objek yang akan direncanakan. Jika sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada dan memperlihatkan manfaat memadai, barulah direncanakan. Teori ini tidak cocok untuk jangka panjang lantaran sulit diramalkan. Selain itu, teori ini bersifat desentralisasi lantaran tergantung kemampuan lingkungannya. Perencanaan dengan teori ini dilakukan oleh provinsi/kabupaten/kota/sekolah.
Teori inkremental berdasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalianya. Teori ini sangat berhati-hati terhadap ruang lingkup objek yang akan direncanakan. Jika sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada dan memperlihatkan manfaat memadai, barulah direncanakan. Teori ini tidak cocok untuk jangka panjang lantaran sulit diramalkan. Selain itu, teori ini bersifat desentralisasi lantaran tergantung kemampuan lingkungannya. Perencanaan dengan teori ini dilakukan oleh provinsi/kabupaten/kota/sekolah.
3. Teori Transaktif
Teori transaktif menekankan pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi. Keinginan-keinginan individu diteliti satu per satu sebelum perencanaan dimulai. Komunikasi antarpribadi dilakukan beberapa kali. Ide-ide perencanaan dievolusikan secara hati-hati dan perlahan di kalangan personalia pendidikan. Teori ini merupakan perencanaan yang terdesentralisasi lantaran perencanaan sepenuhnya tergantung kebutuhan individu-individu pendidikan di tempat atau di sekolah, lantaran sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya. Perencanaan dengan teori ini dilakukan oleh provinsi/kabupaten/ kota/sekolah.
Teori transaktif menekankan pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi. Keinginan-keinginan individu diteliti satu per satu sebelum perencanaan dimulai. Komunikasi antarpribadi dilakukan beberapa kali. Ide-ide perencanaan dievolusikan secara hati-hati dan perlahan di kalangan personalia pendidikan. Teori ini merupakan perencanaan yang terdesentralisasi lantaran perencanaan sepenuhnya tergantung kebutuhan individu-individu pendidikan di tempat atau di sekolah, lantaran sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya. Perencanaan dengan teori ini dilakukan oleh provinsi/kabupaten/ kota/sekolah.
4. Teori Advokasi
Teori advokasi menekankan pada hal-hal yang bersifat umum. Perbedaan individu dan tempat diabaikan. Dasar perencanaan tidak berdasarkan pengalaman empiris atau penelitian, melainkan pada argumentasi yang logis, rasional, dan sanggup dipertahankan melalui argumentasi (advokasi). Perencanaan pendidikan dengan teori ini banyak dilakukan oleh pihak pusat di Jakarta.
Teori advokasi menekankan pada hal-hal yang bersifat umum. Perbedaan individu dan tempat diabaikan. Dasar perencanaan tidak berdasarkan pengalaman empiris atau penelitian, melainkan pada argumentasi yang logis, rasional, dan sanggup dipertahankan melalui argumentasi (advokasi). Perencanaan pendidikan dengan teori ini banyak dilakukan oleh pihak pusat di Jakarta.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pada kebebasan forum lokal untuk melaksanakan perencanaan sendiri, dengan maksud supaya lebih cepat memenuhi kebutuhan lokal. Perencanaan dengan teori ini dilakukan oleh provinsi/kabupaten/kota/sekolah.
Teori ini menekankan pada kebebasan forum lokal untuk melaksanakan perencanaan sendiri, dengan maksud supaya lebih cepat memenuhi kebutuhan lokal. Perencanaan dengan teori ini dilakukan oleh provinsi/kabupaten/kota/sekolah.
6.Teori SITAR
Teori SITAR yakni adonan kelima teori di atas. Oleh lantaran itu disebut juga sebagai complementary planning process. Teori ini untuk menggabungkan Semua kelebihan masing-masing teori di atas sehingga lebih lengkap.
Teori SITAR yakni adonan kelima teori di atas. Oleh lantaran itu disebut juga sebagai complementary planning process. Teori ini untuk menggabungkan Semua kelebihan masing-masing teori di atas sehingga lebih lengkap.
Sumber:
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.80-81.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.80-81.
Keyword terkait:
perencanaan pendidikan di indonesia, perencanaan pendidikan nasional, perencanaan pendidikan berdasarkan para ahli, perencanaan pendidikan di sekolah, perencanaan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional.
Sumber https://www.asikbelajar.com