Thursday, November 2, 2017

√ Pemilihan Taktik Pembelajaran


A. Pendahuluan

Metode pembelajaran merupakan bab dari seni administrasi pembelajaran, me-tode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai dipakai untuk men-capai tujuan pembelajaran tertentu.


Banyak metode pembelajaran yang sanggup dipergunakan dalam menyaji-kan pelajaran kepada siswa-siswa, ibarat metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, penampilan, metode studi mandiri, pembelajaran terpro-gram, latihan sesama temen, simulasi karyawisata, induksi, deduksi, simulasi, studi kasus, pemecahan masalah, insiden, seminar, bermain peran, proyek, praktikum dan lain-lain, masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana menentukan seni administrasi pembela-jaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan satu atau dua metode, dan menterjemahkan metode itu secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan metode yang pernah ia baca, metode pembelajaran merupakan cara untuk menyampaikan, menyajikan, memberi latihan, dan memberi referensi pelajaran kepada siswa, dengan demikian metode sanggup di kembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang berpengalaman beliau sanggup menyuguhkan bahan kepada siswa, dan siswa gampang menyerapkan bahan yang disampaikan oleh guru secara tepat dengan mempergunakan metode yang dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metode-metode sanggup dipergunakan secara variatif, dalam arti kata kita dihentikan monoton dalam suatu metode .


Dalam proses berguru mengajar guru dihadapkan untuk menentukan metode-metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para jago sebe-lum ia memberikan bahan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.


B.  Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran

Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam menentukan seni administrasi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti menurut pada penetapan.

   

1.    Tujuan Pembelajaran

Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru da-lam menentukan metode yang akan dipakai di dalam menyajikan bahan pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan target yang hendak dicapai pada selesai pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran terse-but sanggup terwujud dengan memakai metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran yaitu kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang dibutuhkan dimiliki oleh siswa sehabis mereka melaksanakan proses pembelajar-an tertentu. Tujuan pembelajaran sanggup menentukan suatu seni administrasi yang harus dipakai guru. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan tetapkan tujuan pembelajaran biar siswa sanggup mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar. Dalam hal ini metode yang sanggup membantu siswa-siswa mencapai tujuan yaitu metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, kode dan dilaksanakan di lapangan, kemudian metode demonstrasi, siswa-siswa mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar, selanjutnya sanggup dipakai metode pembagian tugas, siswa-siswa kita tugasi, bagaimana menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa kiprah mereka, dan bagaimana mereka sanggup berhubungan dan menendang bola.


Dalam referensi ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan Afektif, perihal ba-gaimana kemampuan mereka dalam berhubungan dalam bermain bola dari metode proteksi kiprah yang diberikan guru kepada setiap individu.

Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil berguru atau hasil yang diperoleh siswa sehabis mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil berguru yaitu:

a.    Penentuan subyek berguru untuk menunjukkan target relajar.

b.    Kemampuan atau kompetensi yang sanggup diukur atau yang sanggup ditam-pilkan melalui peformnce siswa.

c.    Keadaan dan situasi dimana siswa sanggup mendemonstrasikan performance-

nya

d.    Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.

Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka da-pat dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situ-asi) dan Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).


2.    Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa

Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu seni administrasi pembelajaran harus sanggup mendorong acara siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga mencakup acara yang bersifat psikis atau acara mental.


Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi bahan pengajar-an kepada siswa, ada kiprah guru yang dihentikan dilupakan yaitu untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi bahan pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk menerima pengeta-huan awal siswa guru sanggup melaksanakan pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru sanggup menyusun seni administrasi menentukan metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.




(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});


Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal. Pe-ngetahuan awal sanggup berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, kalau siswa tidak mempunyai prinsip, konsep, dan fakta atau mempunyai pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum sanggup dipergunakan metode yang bersifat berguru mandiri, hanya metode yang sanggup diterapkan ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain kiprah dan lain-lain. Sebaliknya kalau siswa telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka guru sanggup mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.


3.    Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan

Mengajar merupakan perjuangan menyebarkan seluruh langsung siswa. Mengajar bukan hanya menyebarkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga mencakup pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu seni administrasi pembelajaran harus sanggup menyebarkan seluruh aspek kepribadi-an secara terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, acara studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, acara pendidikan umum. Kedua, acara pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn, Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke dalam acara pendidikan umum. Program pendidikan akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang dipakai lebih berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.

Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan mendemostrasikan bahan secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan bahan dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa.


Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:

a.    Interaktif

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.

b.    Inspiratif

Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memung-kinkan siswa untuk mencoba dan melaksanakan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, alasannya pengetahuan pada dasar-nya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.

c.    Menyenangkan

Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran menyenangkan sanggup dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan memakai pola dan model pembelajaran, media dan sum-ber-sumber berguru yang relevan.

d.    Menantang

Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk menyebarkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu sanggup ditumbuhkan dengan cara menyebarkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.

b.    Motivasi

Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi sanggup diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melaksanakan sesuatu. Seorang guru harus sanggup menunjukkan pentingnya pengalaman dan bahan berguru bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan berguru bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau kebanggaan akan tetapi didorong oleh harapan untuk memenuhi kebutuhan-nya.


4.    Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang

Waktu yang tersedia dalam proteksi bahan pelajaran satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembe-lajaran itu sanggup dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, ibarat trans-paran, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya.


Metode pembelajaran diubahsuaikan dengan materi, ibarat Bidang Studi Biologi, metode yang akan diterapkan yaitu metode praktikum, bukan ber-arti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi, lantaran dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang mereka hadapi.

   

5.    Jumlah Siswa

Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertim-bangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa biar proses berguru mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama pengelola-an kelas dan penyampaian materi.


Para jago pendidikan beropini bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan menga-takan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi ketika ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.


Pada sekolah dasar umumnya mereka mendapatkan siswa maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan jago pendidikan beropini idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang


Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah le-bih efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah mempunyai banyak kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam pengukuran keber-hasilan siswa. Disamping metode ceramah guru sanggup melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil sanggup diterapkan metode tutorial lantaran proteksi umpan balik sanggup cepat dilakukan, dan perhatian terhadap kebu-tuhan individual lebih sanggup dipenuhi.


6.    Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar

Guru yang baik yaitu guru yang berpengalaman, pribahasa menyampaikan ”Pengalaman yaitu guru yang baik”, hal ini diakui di forum pendidikan, kriteria guru berpengalaman, beliau telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka kini bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan berguru akan tetapi penga-laman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan  masalah, menentukan metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, menerima umpan balik dalam proses berguru mengajar. Jabatan guru yaitu jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi pro-fesional guru belum terakui ibarat profesional lainnya terutama dalam upah (payment), ratifikasi (recognize). Sementara guru diminta mempunyai pengetahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford, 1978). Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan me-rupakan syarat mutlak yang bersifat ajaib bagi guru lantaran guru harus  ber-hadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan so-sial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh belum dewasa didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan gampang lun-tur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru yaitu jabatan profesi terhomat, daerah orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.


Sumber:

Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.



Sumber https://www.asikbelajar.com