Monday, January 8, 2018

√ Pola Kisah Dongeng Anak Sebelum Tidur

Contoh Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur - Terdapat sebuah dongeng kisah anak sebelum tidur wacana Ayam, Elang, dan Jarum Ajaib. Yuk kita baca sama-sama. :)

Ayam, Elang, dan Jarum Ajaib


Pada zaman dahulu kala, ada dua binatang yang saling bersahabat. Dua binatang tersebut yaitu Ayam dan Elang. Mereka sangat dekat hingga terlihat menyerupai keluarga sendiri. Elang selalu membantu Ayam bila ayam membutuhkan bantuan. Begitu pula ayam, selalu siap menolong elang ketika Elang membutuhkan pertolongan.

Suatu hari Ayam sedang bertengger di sebuah dahan pohon. Ia memperhatikan burung-burung di langit yang berterbangan dengan bebas. “Wah, tampaknya menyenangkan bisa terbang menyerupai itu. Bisa bergerak bebas di antara awan-awan putih, menikmati hembusan angin yang sejuk, dan melihat pemandangan luas dari atas sana,” gumam Ayam sambil terus memperhatikan burung-burung yang terbang di langit.

Saat Ayam asik memandangi burung-burung di langit, tiba-tiba ada satu burung yang terbang cepat ke arahnya. “Hai Yamyam. Lagi mikirin apa di sini? Kok saya lihat kau ngelamun terus dari tadi,” ujar burung yang menghampiri Ayam. Burung itu tak lain dan tak bukan yaitu Elang, sobat Ayam. “Ah, kau ini Lang. Aku bukannya ngelamun. Aku hanya melihat burung-burung yang terbang di langit,” ujar Ayam pada Elang.

Belakangan ini Elang sering melihat Ayam menatap ke langit, memperhatikan burung-burung yang sedang terbang. Elang sebetulnya sudah bisa menebak alasan kenapa Ayam sering menatap ke langit, tapi untuk memastikannya, ia kemudian bertanya pada Ayam. “Kamu ingin terbang ya Yam?” tanya Elang pada Ayam. “Iya, saya ingin terbang, tapi itu tidak mungkin kan,” jawab Ayam dengan nada sedih.

Melihat sahabatnya bersedih, Elang jadi merasa iba. Tiba-tiba Elang memiliki sebuah inspirasi untuk membantu sahabatnya. “Yam, saya rasa saya bisa membantumu, tapi kau harus ikut ke sarangku,” kata Elang pada Ayam. “Wah, benar kau bisa bantu aku? Baiklah, saya ikut,” ujar Ayam dengan semangat. Elang kemudian mambawa Ayam ke sarangnya.

Sesampainya mereka di sarang Elang, Elang kemudian mengambil sebuah kotak berwarna emas yang nampaknya sangat berharga. Elang mengeluarkan benda kecil yang berkialauan keemasan  dari kotak itu. “Yam, sebetulnya benda ini hanya diperuntukkan Sang Pencipta untuk kaum kami, para burung elang. Benda ini yaitu jarum asing yang sanggup membantu kami terbang dengan gampang dan cepat sehingga kami menjadi binatang tercepat di dunia ketika ini. Mungkin dengan menjahit kedua sayapmu memakai jarum asing ini , kau akan bisa terbang,” ujar Elang. Ayam yang kegiranan alasannya keinginannya segera terkabul terus mengangguk dengan semangat. “Iya Lang. Aku mau terbang, Lang. Tolong jahit sayapku, Lang,” ujar Ayam. Elang kemudian menjahit sayap Ayam dengan jarum ajaib.

Advertisement
Kesaktian jarum asing memang tak bisa diragukan lagi. Berkat jarum sakti itu, Ayam sanggup terbang menyerupai yang ia impikan. Tidak terbang secepat elang, tapi itu cukup baginya. “Hahaha, saya bisa terbang sekarang. Terima kasih Elang,” ujar Ayam sambil mengepakan sayapnya di udara. “Sama-sama Yam. Senang bisa membantumu. Sekarang akan ku simpan lagi jarum asing ini. Jarum ini dihentikan hilang, jadi riskan kalau dibiarkan terlalu usang di luar,”  kata Elang sambil memasukkan jarum asing ke dalam kotak. “Baiklah, saya pulang dulu ya, Lang. Sudah tak sabar saya untuk mencicipi perjalanan pulang sambil terbang bebas di angkasa. Sekali lagi terima kasih Elang sahabatku.” Ayam pun pamit dan pulang menuju sarangnya.

Sesampainya di sarang, Ayam menawarkan kemampuan terbangnya kepada saudara-saudaranya dan menceritakan bagaimana ia mendapatkan kemampuan terbang itu. Saudara-saudara Ayam terkesima dengan kemampuan terbangnya. Mereka kemudian membujuk Ayam semoga menjahit sayap mereka dengan jarum asing semoga mereka bisa terbang menyerupai dirinya. Ayam tidak bisa menolak undangan saudara-saudaranya. Ia ingin saudara-saudaranya juga sanggup terbang sepertinya.

Keesokan hari, Ayam terbang menuju sarang Elang. Saat datang di sarang Elang, ia melihat sarang tersebut sedang kosong. “Sepertinya Elang sedang mencari makan. Hmm, saya tunggu ia pulang atau saya cari sendiri jarum itu ya?” Ayam pun menunggu, namun Elang tak kunjung pulang. Karena sudah semakin tidak sabar, Ayam kemudian masuk ke sarang Elang dan mengambil jarum asing itu. Ia sudah melihat daerah Elang menyimpan kotak berisi jarum ajaib, jadi dengan gampang ia bisa mendapatkan jarum asing yang disimpan Elang. “Elang itu sahabatku yang baik. Mungkin dengan kupinjam jarum ini sebentar ia tidak akan marah,” pikir Ayam.  Ayam kemudian mengambil jarum asing itu tanpa izin dan membawanya pulang.

Di tengah perjalanan pulang, mendung menghadang perjalanan Ayam. Namun, alasannya Ayam sudah tidak sabar ingin menjahit sayap saudara-saudaranya, ia terus terbang menembus awan gelap. Saat terbang di bawah awan gelap, datang tiba, “JLEGER!” sebuah petir menyambar Ayam. Ayam pun tak sadarkan diri dan meluncur ke tanah. Jarum asing yang dibawanya pun terjatuh.

Sementara itu, Elang yang gres pulang mencari makan mendapati kotak daerah jarum asing tergeletak di depan sarangnya. Ia dengan panik mencari-cari jarum asing di sekitar sarangnya, namun balasannya nihil. Ia kemudian memiliki firasat wacana makhluk yang mengambil jarum asing itu. “Ayam, ini niscaya ulahmu,” ungkapnya dengan geram. Elang kemudian terbang menelusuri jejak kepulangan Ayam ke sarangnya.

Ayam yang pingsan ketika tersampar petir kemudian bangun. Ia mencicipi sakit di sekujur tubuhnya, khususnya di bab sayap. Ia mencoba mengepakkan sayapnya, tapi sayap itu kembali tak berfungsi. Kemampuan terbangnya hilang jawaban tersambar petir. Lalu ia teringat jarum asing yang ia bawa. Ia berpikir, dengan menjahit sayapnya lagi kemampuan terbangnya akan kembali. Namun ia tak sanggup menemukan jarum asing itu. Dia mencari ke sama kemari, tapi tetap tidak ada hasil. Dia tak sadarkan diri ketika tersambar petir, jadi ia tidak tahu ke mana arah jarum itu jatuh. 

Saat Ayam sibuk mencari jarum ajaib, Elang tiba-tiba meluncur dengan sangat cepat ke arahnya. “Ayam, kau yang mengambil jarum ajaibku tanpa izin? Jawab!” tanya Elang pada Ayam dengan geram. Ayam, yang tidak bisa mengelak, mengakui perbuatannya. “I..iya Lang, saya yang mengambil jarum itu. Maafkan saya Lang,” ujar Ayam sambil terbata-bata. “Sekarang kembalikan jarum asing itu padaku,” pinta Elang. Sambil menunduk, Ayam menjawab undangan Elang, “M..maaf Lang. Jarum asing itu hilang ketika saya terjatuh. Aku berjainji akan menemukannya, Lang. Aku akan mencari hingga kapan pun.” Elang, yang semakin geram alasannya jarum ajaibnya hilang, mendapatkan akad dari Ayam. “Aku akan memegang kata-katamu, Yam. Kau akan mencari jarum itu hingga ketemu. Kalau kau tidak menemukannya, anak-anakmu, cucu-cucumu, dan seluruh keturunanmu akan mencari jarum asing itu hingga ketemu. Aku juga akan terus menagih janjimu. Kalau kau belum juga menepati janjimu, anak-anakku, cucu-cucuku, dan seluruh keturunanku akan terus menagih janjimu.”

Sejak ketika itu hingga kini, setiap melihat ayam di wilayahnya, elang selalu menyambar ayam dan membawa ke sarangnya untuk menagih akad ayam mengembalikan jarum emas asing milik kaum elang. Itu pula yang menciptakan ayam selalu mengais-ngais tanah ketika sedang mencari makan. Ayam mengais-ngais tanah untuk mencari jarum asing dan berharap akan menemukan jarum emas asing milik kaum elang yang dihilangkannya dulu.

Sumber http://www.kelasindonesia.com