Monday, May 14, 2018

√ Bullying: Pengertian, Berdasarkan Para Ahli, Ancaman Dan Cara Mengatasinya

 yakni bentuk perbuatan atau tingkah laris bergairah misalnya mengganggu √ BULLYING: Pengertian, Menurut Para Ahli, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Pengertian bullying

Definisi bullying yakni bentuk perbuatan atau tingkah laris bergairah misalnya mengganggu, menyakiti atau melecehkan bahkan mengancam yang diperbuat dengan cara sadar, sengaja dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang jadi mengakibatkan gangguan dengan cara psikis pada si korban bully misalnya stress, ketakutan, merasa depresi, cemas dengan cara berlebihan bahkan ada korban yang jatuh sakit, sulit makan & tak bisa tidur alasannya imbas yang ditimbulkan oleh pelaku bully yang tanpa memperdulikan macam macam norma yang berlaku.

Berikut yakni dampak bullying berdasarkan para ahli:


  1. Bully Menurut Ken Rigby (2002:15) – “Penekanan atau penindasan yang berulang-ulang dengan cara psikologis atau fisik terhadap seseorang yang memiliki kekuatan atau kekuasaan yang kekurangan, oleh seseorang atau kelompok orang yang lebih kuat.”
  2. Bully Menurut Andrew Mellor (1997) – seorang psikolog dari University of Edinburgh, Inggris,mendefinisikan bahwa “bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh perbuatan orang lain & dirinya takut bila sikap kurang baik tersebut bakal terjadi lagi, & merasa tak berdaya untuk mencegahnya”.
  3. Bully Menurut Barbara Coloroso (2003:44) – “Bullying yakni perbuatan bermusuhan yang diperbuat dengan cara sadar & disengaja yang bermanfaat untuk menyakiti, misalnya menakuti melewati ancaman penyerangan & mengakibatkan terror. Tergolong juga perbuatan yang direncana bakal maupun yang spontan bersifat konkret atau hampir tidak tampak, di hadapan seseorang atau di belakang seseorang, gampang untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, diperbuat oleh seorang anak atau kelompok anak”.
  4. Bully MenurutOlweus – Author of Bullying at School perbuatan bullying sanggup dibagi menjadi dua yaitu Direct bullying : yakni perbuatan bully dengan intimidasi dengan cara fisik maupun verbal. Indirect Bullying: yakni perbuatan bully dengan meperbuat isolasi dengan cara sosial terhadap si korban
  5. Bully Menurut berjulukan Andi Priyatna (2010:3) – ada beberapa jenis-jenis bullying yang dibagi sebagai berikut : Fisikal : perbuatan bully dengan memukul, menendang, mendorong, merusak. Verbal : berupa bully yang diperbuat mengolok-olok nama panggilan, mengancam, menakut-nakuti terhadap si korban. Sosial : pembullyan pada korban dengan membuatkan gossip, rumor, dikucilkan dari pergaulan, & sejenisnya. Cyber/elektronik: perbuatan mempermalukan orang dengan menyebar gossip di jejaring social internet (missal : Facebook misalnya mengupload gambar yang sanggup mempermalukan si korban)


Berikut yakni beberapa ancaman bullying bagi para pelaku & para korban bullying :

Bahaya Pelaku Bully 

Bahaya atau imbas dari tingkah laris bullying tidak hanya ditanggung oleh si korban bullying, namun juga memberi efek pada si pelaku bullying, korban bullying, begitu pula pada anak yang melihat pribadi perbuatan bully tersebut.

Berdasarkan pada penelitian mengenai pelaku bullying di dunia menawarkan bahwa satu dari tiga anak mengaku sempat meperbuat perbuatan bullying pada kawannya. Mereka juga yang biasa menyaksikan perbuatan bullying pada kawan-kawannya bakal mengalami resiko menjadi pribadi individu yang penakut & rendah diri,sering mencicipi kecemasan yang berlebihan,dan merasa keamanan diri rendah.

Menurut Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) National Youth Violence Prevention yang mengemukakan bahwa pada umumnya, para pelaku bullying memiliki rasa iktikad diri yang sangat tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, jadi cenderung bersifat maupun bertindak dengan cara bergairah dengan sikap yang pro terhadap kekerasan, sebagian besar memiliki tipikal orang berwatak keras, gampang murka atau emosinya cepat naik & impulsif, memiliki rasatoleransi yang rendah terhadap hal yang menciptakan putus asa baginya atau dibenci.

Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan berpengaruh untuk rutin ingin mendominasi orang lain lalu kekurangan berempati terhadap targetnya. Apa yang diungkapkan oleh Sanders,hal ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh seorang pakar berjulukan Coloroso (2006:72) yang menyebutkan bahwa siswa yang ikut & terperangkap dalam tugas meperbuat perbuatan bullying,maka ia tidak sanggup mengembangkan relasi yang sehat, kekurangan cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak memiliki rasa empati, serta beropini bahwa dirinya berpengaruh & disukai jadi sanggup menghipnotis pola relasi sosialnya di masa yang bakal datang.

Dengan meperbuat bullying, pelaku bakal beropini bahwa mereka memiliki kekuasaan penuh terhadap kondisi. Apabila didiamkan semakin-menerus tanpa intervensi dari pihak tertentu, sikap bullying ini sanggup mengakibatkan terbentuknya sikap lain misalnya meperbuat kekerasan terhadap anak & perbuatan kriminal lainnya jadi sanggup menjadi penyebab terjadinya perbuatan penyalahgunaan kewenangan antar sesama kawan.

Bahaya korban bully

Berdasarkan hasil penelitian,hal ini sanggup digambarkan bahwa satu dari tiga anak di semua dunia mengaku sempat mengalami bullying, baik di sekolah, di lingkungan kurang lebih atau dengan cara online (melewati media komunikasi misalnya hp, & media umum misalnya facebook , twitter & sebagainya).


  1. Korban bullying merasa minoritas
  2. Korban bullying tidak betah ke sekolah
  3. Membuat si korban merasa cemas & ketakutan jadi menghipnotis konsentrasi mencar ilmu di sekolah bagi korban bully pelajar & menuntun mereka untuk menghindari sekolah. 
  4. Bila bullying semakin berlanjut dalam jangka waktu yang lama, maka sanggup menghipnotis iktikad diri siswa, terjerat dalam isolasi sosial, mengakibatkan sikap hebat diri dari pergaulan, menjadikan si korban rentan mengalami stress & depreasi, serta merasa tidak aman. Hal tersebut didasarkan pada hasil studi yang diperbuat National Youth Violence Prevention Resource Center oleh Sanders (2003; dalam Anesty, 2009)
  5. Korban bully bakal merasa depresi & murka ketika ia mengalami bully dengan cara semakin-menerus & berjalan lama. Ia kemungkinan murka terhadap dirinya sendiri, sanggup juga terhadap si pelaku bullying, terhadap orang-orang di kurang lebihnya & terhadap orang cukup umur ,pihak tertentu, keluarganya maupun orang di kurang lebih yang tidak sanggup atau tidak mau menolongnya atau sanggup melindunginya. 
  6. Hal tersebut kemudan mulai menghipnotis prestasi akademiknya bila korban bully seorang siswa. Kaprikornus lama-kelamaan korban bully tidak sanggup lagi timbul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, & mungkin bakal mundur lebih jauh lagi dari kehidupan sosial alias mengasingkan diri. (Coloroso :2006)
  7. Seorang pelajar yang mengalami bully ia bakal jarang hadir di sekolah alasannya takut jadi mengakibatkan prestasi akademik yang rendah bagi siswa, merasa depresi di usia dini. Tidak hanya tersebut bakal terjadi penurunan skor tes kecerdasan (IQ) & penurunan drastis pada performa analisis siswa. Hal tersebut sesuai penelitian Banks (1993, dalam Northwest Regional Educational Laboratory, 2001; & dalam Anesty, 2009).
  8. Korban bully meperbuat bunuh diri (commited su1cide) Si korban terpaksa meperbuat bunuh diri alasannya merasa tidak kuat,tidak lagi sanggup menahan & merasa dirinya tidak sanggup meperbuat apa-apa dari perlakuan bully oleh seseorang atau sekelompok orang. 
  9. Dirinya sering dirundung rasa ketakutan,merasa dirinya terancam & kesepian jadi jalan satu-satunya yang ia perbuat yakni dengan bunuh diri. Menurut riset di Amerika, Jumlah korban bully yang meperbuat bunuh diri semakin meningkat 50% dari tahun ke tahun hanya dalam 3 dekade.
  10. Korban bully meperbuat balas dendam bahkan sampai pada pembunuhan pada orang yang meperbuat perbuatan bully padanya. Pembunuhan mereka perbuat yakni dengan cara menembak pribadi atau meperbuat pembantaian dengan cara sadis untuk menebus sakit hati si korban yang mengalami penderitaan dibully


Cara mengatasi bullying


a. Penanganan bagi si orang tua/wali

Orang bau tanah mendalami & mengetahuii aksara a Butuh kami sadari, bahwa salah satu penyebab terjadinya bullying yakni alasannya ada anak yang terbukti memiliki aksara yang gampang dijadikan korban bully. Sikap “cepat merasa bersalah”, maupun penakut, yang dimiliki anak.

Dengan mengetahuii aksara anak,kita sanggup mengantisipasi beberapa potensi intimidasi & perbuatan bullying menimpa anak, atau setidaknya lebih cepat menemukan solusi semoga kami menjadi lebih siap dengan cara mental. Menjalin komunikasi & perhatian yang besar dengan anak.

Tujuannya yakni anak bakal merasa tidak mengecewakan enjoy untuk bercerita terhadap orang tuanya ketika mengalami intimidasi di sekolah. Ini menjadi kunci beberapa hal, tergolong untuk memonitor apakah sebuah permasalahan sudah terpecahkan atau belum.

Berikut yakni tugas orang bau tanah dalam mendidik anak semoga tidak terjadinya bullying yang bakal mengakibatkan ancaman bullying pada anak tersebut :

Pihak orang bau tanah turut ikut campur di ketika yang Seringkali anak yang menjadi korban intimidasi atau bullying tidak senang jikalau orang tuanya turut campur. Situasinya menjadi paradoksal: Anak menderita alasannya diintimidasi, namun dirinya takut bakal lebih menderita lagi jikalau orang tuanya turut campur.

Sebab para pelaku bullying bakal menerima ‘bahan’ tambahan, yaitu mencap korbannya sebagai “anak manja”. Oleh sebabitu, orang bau tanah mesti sangatlah mempertimbangkan ketika yang cocok ketika memutuskan untuk ikut campur menyelesaika npersoalan si anak.

Ada beberapa indikator orang bau tanah ikut campur yaitu: (1) bila kasus si anak tak kunjung terberakhirkan, (2) permasalahan bullying si anak berulang-ulang, (3) Kalau permasalahan bullying berupa pemerasan, melibatkan uang dalam jumlah tidak mengecewakan besar, (4) Ada indikasi bahwa prestasi mencar ilmu anak mulai terganggu & menurun

Orang bau tanah berkata dengan orang atau pihak tertentu yang t Apabila sudah memutuskan untuk ikut campur dalam menuntaskan persoalan, maka pertimbangkan dengan damai apakah bakal pribadi berkata dengan pelaku intimidasi atau bullying, orang tuanya, atau gurunya.

Jangan mengajarkan anak menghindar dari Dalam beberapa permasalahan, belum dewasa kadang merespon intimidasi yang dialaminya di sekolah dengan minta pindah atau malah berhenti sekolah. Kalau dituruti, tersebut sama saja dengan lari dari persoalan. Jadi, sebisa mungkin jangan dulu dituruti. Kalau ada kasus di sekolah, kasus tersebut yang mesti diberakhirkan, bukan dengan ‘lari’ ke sekolah lain atau ke kawasan lain.

b. Penanganan bagi pihak sekolah

Saling bekerja sama antar pihak sekolah & struktur komite sekolah (guru maupun staff) & meminta mereka menolong & memantau bila ada perubahan emosi atau fisik anak murid mereka umpama sering tampak ketakutan atau tampak babak belur berangkat sekolah. Mewaspadai perbedaan ekspresi penyerangan & interaksi yang tidak sama yang ditunjukkan anak di rumah & di sekolah (ada atau tidak ada orang tua).

Membina kedekatan dengan kawan-kawan sebaya atau mitra sepergaulan si murid atau mitra sekelas dengan cara mencermati tiap kisah mereka ketika sedang berkawan. Mewaspadai perubahan atau sikap yang tidak biasanya. Meminta dukungan pihak ketiga yang pakar (psikolog atau pakar yang profesional) untuk menangani bila ditemukan permasalahan perbuatan bullying di sekolah antar siswa-siswa sendiri.

Nah itulah pengertian bullying, ancaman bullying dan cara mengatasi bullying.
Sumber http://www.faktakah.com