Thursday, June 15, 2017

√ Sejarah Dan Teori Terbentuknya Bumi

Bumi terbentuk dimulai kurang lebih 4,56 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak membisu melainkan melaksanakan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Ilmu yang mempelajari wacana bumi disebut geologi. Sedangkan cabang ilmu yang mempelajari khusus mengenai materi dan proses pembentukannya baik permukaan atau di dalam bumi disebut geologi fisik. Proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita. Dalam perkembangannya terciptalah beberapa hipotesa wacana pembentukan bumi yang berkesinambungan dengan hipotesa terbentuknya alam semesta. Terdapat banyak sekali macam teori-teori pembentukan bumi di alam semesta yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:
 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan √ Sejarah dan Teori Terbentuknya Bumi
SEJARAH DAN TEORI TERBENTUKNYA BUMI
A. Hipotesa oleh Georges-Louis Leclerc
Pada tahun 1778 jago ilmu alam Prancis Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon, mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menimbulkan sebagian massa matahari terpental keluar. Massa yang terpental inilah yang menjadi planet.

B. Hipotesa Nebula atau Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant spesialis filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace spesialis astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan LaPlace mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes. Menurut Kant dan Laplace, pada awal mulanya alam raya merupakan gumpalan kabut (nebula) yang mengandung debu dan gas yang tidak terlalu panas. Kabut bergerak dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga usang kelamaan suhunya menurun dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputarannya menjadi lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah cakram. Perputaran yang semakin cepat menimbulkan terbentuk cincin atau gelang-gelang gas yang memisahkan diri dari pecahan luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang mengandung sedikit kabut di pecahan tengah dan beberapa lapis cincin di sekelilingnya. Cincin-cincin kemudian memadat dan membeku sehingga terbentuk planet-planet, sedangkan massa pada pecahan pusat membeku membentuk matahari. Tetapi teori ini tidak bertahan usang lantaran banyak sanggahan yang dilakukan dan ditolak dengan dilakuakn penelitian kembali sehingga diambil kesimpulan bahwa teori nebula tidak sanggup membuktikan kebenarannya.

C. Hipotesa Bintang Kembar
Menurut hipotesa bintang kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956, awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat imbas gravitasi dari bintang kedua, maka keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang dan bermetamorfosis planet-planet. Teori ini mempunyai kelemahan lantaran menurut analisis matematis yang dilakukan oleh para jago menandakan bahwa momentum anguler dalam sistem tatasurya yang ada kini ini tidak mugkin dihasilkan oleh insiden goresan dua buah bintang. Hipotesa bintang kembar juga tidak sanggup dipertahankan lantaran tidak terbukti kebenarannya.

D. Hipotesa Planetisimal
Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, spesialis astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C Chamberlain, spesialis geologi. Teori ini mengemukakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu ketika disusupi oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di erat matahari. Pada waktu bintang melintas di erat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akhir adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari lantaran gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi hambar dan terbentuklah cincin padat yang disebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik-menarik dan bergabung menjadi satu kemudian memadat dan pada alhasil membentuk planet-planet.
 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan √ Sejarah dan Teori Terbentuknya Bumi
HIPOTESA PLANESTESIMAL
E. Hipotesa Tidal (pasang surut bintang)
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka menyampaikan pada ketika bintang melintas di erat matahari hampir menimbulkan tabrakan, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu dan mengalami pendinginan dan membentuk planet-planet. Bintang besar yang menimbulkan penarikan pada bagian-bagian badan matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan.

F. Hipotesa Kuiper (kondensasi)
Gerald P. Kuiper pada tahun 1950 mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan ialah proto matahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi matahari ialah protoplanet.

G. Hipotesa Whipple
Fred L. Whipple, spesialis astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkannya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.

H. Hipotesa Big Bang
Alam pada ketika itu belum merupakan materi tetapi pada suatu ketika bermetamorfosis materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, lantaran adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan terus bergerak, menjauhi titik pusatnya tetapi masih terjangkau oleh gaya gravitasi sehingga alhasil terbentuklah tata surya. Ledakan besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Kejadian ini yang sering kali disebut-sebut sebagai hipotesa big bang yang fenomenal. Hipotesa Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian tercipta dari ketiadaan. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya klarifikasi masuk nalar dan yang sanggup dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Segala bukti meyakinkan ini menimbulkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Hipotesa Big Bang ialah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan wacana asal muasal alam semesta. Akhirnya, paham para materialis wacana tidak adanya penciptaan atau tidak adanya pencipta terpatahkan dengan bukti-bukti big bang.

Setelah bumi terbentuk, penyempurnaannya terjadi dengan pergerakan lempeng yang menjadikan bumi dengan benua-benuanya menyerupai kini ini. Berikut beberapa teori pergerakan lempeng:
1. Contraction and Expansion (kontraksi dan pemuaian)
Penyusutan Bumi terjadi lantaran adanya proses pendinginan. Analogi ini diadopsi dari insiden mengkerutnya kulit apel yang mengering. Teori ini sanggup menjelaskan daerah-daerah yang tertekan menyerupai deretan gunung api tetapi tidak tapat menjelaskan cekungan, celah serta lembah. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Descrates (1596-1650) dan juga di dukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya beropini bahwa bumi mengalami pengerutan lantaran terjadinya proses pendinginan pada pecahan dalam bumi yang menimbulkan pecahan permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
Pengembangan Bumi terjadi lantaran proses pemanasan. Teori ini didapat sesudah radioaktivitas diketahui. Ia sanggup menjelaskan bagaimana Benua bisa hancur dan dengan mudahnya menjelaskan pembentukan lipatan tetapi belum bisa menjelaskan daerah-daerah tekanan.

2. Continental Drift (pengapungan benua)
Pada awal masa ke-20 ilmuan menyadari bahwa mereka tidak bisa menjelaskan struktur Bumi dan prosesnya dengan satu teori saja. Banyak hipotesis ilmuan yang dikembangkan untuk mencoba dan menunjang konflik observasi. Alfred Wegner seorang meteorologis Jerman yang mempelajari wacana iklim kuno mengemukakan teori pergeseran benua.
 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan √ Sejarah dan Teori Terbentuknya Bumi
ALFRED WEGNER
Hipotesisnya ialah Continental Drift  yang dikemukakan pada tahun 1910. Seperti kebanyakan orang, amerika selatan dan afrika cocok bersama-sama menyerupai jigsaw puzzle dan menarik perhatiannya.
 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan √ Sejarah dan Teori Terbentuknya Bumi
CONTINENTAL DRIFT
Dia menggabungkan fakta-fakta dan distribusi fosil untuk memformulasikan teori bahwa benua bergerak dipermukaan bumi. Dia mengemukakan bahwa sebelum 200 juta tahun yang lalu, seluruh benua membentuk satu daratan yang besar dan berat yang disebuat Pangea. Prinsip dari teori ini ialah benua diposisikan pada sebuah lempeng atau batuan, dan mereka mengapung sepanjang permukaan bumi setiap waktu. Kelemahan teori Wegner dan alasannya tidak diterima oleh gelogist ialah ia mengemukakan bahwa benua menggelincir diatas dasar laut, padahal dasar bahari tidak cukup besar lengan berkuasa untuk menopang benua.

Ia mengemukakan teori yang disebut “Apungan dan Pergeseran Benua-Benua” pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan jago geologi di Frankfurt Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Dje Ensfehung der Konfjnenfe und Ozeane(Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan gres mereda pada tahun enampuluhan sesudah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapat dukungan. Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur benua
Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan referensi garis kontur pantai tersebut menawarkan bahwa gotong royong Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu ialah daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta bahwa deretan geologi di bagian-bagian yang bertemu ini mempunyai kesamaan. Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone hingga tanjung Afrika Selatan sama dengan deretan geologi yang ada di pantai Timur Afrika, dari Peru hingga Bahia Blanca.

b. Benua-benua yang ada kini ini, dahulunya ialah satu benua yang disebut Benua Pangea
Benua Pangea tersebut pecah lantaran gerakan benua besar si seltan baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greeland kini ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 m/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun. Dengan insiden tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut :
  • Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
  • Samudra Antlantik menjadi semakin luas lantaran benua Amerika masih terus bergerak ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara dan Selatan.
  • Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Pahatan St. Andreas, di erat pantai barat Amerika Serikat.
  • Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan semakin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya. Pergerakan benua-benua hingga kini pun masih berlangsung, hal ini dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra
3. Laurasia-Gondwana
Alexander Du Toit merupakan geologist Afrika Selatan. Setelah kunjungannya ke Amerika Selatan, ia menjadi pendukung teori Wegener. Dia mempubllikasikan observasinya dalam A Geological Comparison of South America with South Africa dan kemudian ia menyebarkan pemikirannya dalam Our Wondering Contonents (1937). Dia menyatakan pemisahan dari pangea membentuk dua benua super yaitu Laurasia (disekitar kutub utara) dan Gondwana (disekitar kutub selatan).

4. Paleomagnetism (pola magnetik purba batuan)
Selama perang dunia kedua, geologis yang dipekerjakan oleh militer berjulukan Harry Hass dari Universitas Princeton mengemukakan penelitian wacana dasar laut. Tujuan penelitian ini untuk memahami topografi dasar bahari termasuk mengukur kedalaman dasar bahari dari permukaan dan menemukan tempat tersembunyi musuh-musuh di kapal selam. Tipe penelitian lainnya memakai magnetometer (untuk mengukur benda-benda magnet) yang diletakkan dibelakang kapal untuk mendeteksi kapal selam. Penelitian ini juga menawarkan adanya anomali magnetic dibawah laut, dengan kemagnetan yang tinggi di punggung bahari dan kemagnetan yang rendah di sisi lainnya.

Penelitian ini menyatakan 2 topografi penting yaitu punggung samudra dan palung samudra. Harry juga menyatakan bahwa benua tidak bergerak sepanjang kerak samudra, tetapi benua dan kerak samudra bergerak bersama-sama. Jika kerak samudra yang gres dan litosfer terus menerus terbentuk pada punggung laut, samudra akan bertambah luas, kecuali jikalau ada sebuah prosedur yang menghancurkan litosfer samudra. Zona Benioff dan palung samudra membuktikan bahwa litosfer samudra kembali ke mantel dengan menyusup ke bawah pada palung bahari (zona subduksi). Karena lempeng samudra hambar dan rapuh, ia akan pecah dan kembali bercampur dengan matel dan menghasilkan gempa bumi yang sangat dalam.

Pada tahun 1950 dan 1960, penelitian wacana medan magnet bumi dan perubahannya seiring waktu (paleomagnetism) membuktikan fakta terbaru bahwa benua mengapung. Kesimpulan dari konsep medan magnet ialah (1) Bumi mempunyai lebih dari satu kutub yang berubah seiring waktu di masa lalu. (2) benua yang berbeda telah bergerak relatif satu sama lain seiring waktu geologi. Penelitian ini mengkonfirmasi hipotesis terakhir dan juga menkonfirmasi teori Continental Drift.

5. Convection Current (arus konveksi) oleh Arthur Holmes dan Harry H
Perpecahan benua dan pergerakan lempeng disebabkan oleh adanya energi yang menggerakkannya. Energi tersebut berasal dari arus konveksi di dalam astenosfer bumi. Arus konveksi ialah perpindahan energi panas pada fluida, yang disebabkan oleh :
  • Peluruhan unsur radioaktif
  • Gradien Geometris
  • Karena adanya serangan benda asing
  • Panas yang tersimpan pada ketika pembentukan planet
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut Robert Diez, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan lava hingga ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang gres sehingga menggerser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
Bukti dari adanya kebenaran teori ini ysitu terdapatnya mid oceanic, menyerupai mid Atlantik Ridge, dan Pasific-Atlantik Ridge di permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar bahari yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisandi bawah kulit bumi.

5. Sea Floor Spreading
Pergerakan lempeng yang saling menjauh tertangkap oleh peneliti. Pergerakan ini menimbulkan terbentuknya punggungan yang memanjang di tempat yang menjauh. Vine, Matthews dan Morely mengumpulkan informasi-informasi penting dan menemukan bahwa lenmpeng samudra yang gres terbentuk diantara dua lempeng yang saling menjauh. Penyusupan magma antar lempeng ini menimbulkan adanya punggung laut. Teori ini dinamakan Sea Floor Spreading dan menjawab pertanyaan terbesar wacana Continental Drift “ Bagaimana bisa benua bergerak diatas kerak samudra?” faktanya, benua bergerak bersama kerak samudra  sebagai pecahan dari sistem litosfer. Fenomena ini disebabkan konveksi arus panas dari mantel atas bumi atau astenosfer.

6. Tektonik Lempeng
Dengan mengkombinasikan Sea Floor Spreading dengan Continental Drift dan informasi seismik global, teori terbaru dari Tektonik lempeng yang dicetuskan oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker menjadi teori yang paling masuk nalar untuk menjelaskan pergerakan lempeng.

Teori tektonik lempeng menurut model sederhana Bumi.  Litosfer yang padat tersusun atas kerak samudra dan kerak benua dan terletak di atas mantel, dan terdiri dari beberapa lembar dengan ukuran yang berbeda yang disebut lempeng.

Lempeng tersusun dari kerak samudra dengan ketebalan 100 km dan 250 km ketebalan kerak benua dan mengapung diatas astenosfer. Ketika benua dan samudra sanggup melayang lantaran mereka ialah pecahan dari lempeng besar yang mengapung dan bergerak horizontal pada pecahan teratas astenosfer. Lempeng ini bersifat rigid (padat) dengan kemampuan elastis, tetapi deformasinya tampak sepanjang batas antar lempeng. Dan ada kalanya lempeng samudra yang menyusup kembali ke dalam mantel lantaran perbedaan ketebalan dan kepadatan. Juga insiden pelebaran lempeng akhir adanya arus konveksi. Peristiwa penyusupan maupun pelebaran ini menimbulkan adanya batas antar lempeng.  Ada tiga jenis tiga batas lempeng yaitu Batas Lempeng Divergen dimana lempeng bergerak menjauh satu sama lainnya, Batas Lempeng Konvergen dimana lempeng bergerak mendekati satu sama lainnya, dan yang terakhir Batas Lempeng Transform dimana lempeng terdorong berselisihan satu sama lain. Batas lempeng inilah yang menimbulkan adanya insiden tektonik maupun vulkanik yang terjadi di Bumi.
 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan √ Sejarah dan Teori Terbentuknya Bumi
TEKTONIK LEMPENG
Tektonik lempeng ialah teori yang dikembangkan pada tamat tahun 1960, teori ini menjelaskan bagaimana proses pergerakan dan pembentukan lempeng terluar Bumi. Teori ini menimbulkan revolusi pemikiran insan wacana Bumi. Sejak berkembangnya teori ini, para geologis telah menguji kembali hampir setiap aspek geologi. Teori tektonik lempeng telah terbukti sangat berkhasiat lantaran sanggup memprediksikan insiden geologi dan menjelaskan hampir seluruh aspek dari apa yang kita lihat di Bumi. Seperti pembentukan gunung, gempa bumi, dan gunung merapi.
 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan √ Sejarah dan Teori Terbentuknya Bumi
BUMI
Dalam perkembangan teori yang tektonik lempeng, cukup banyak ilmuan yang mengumumkan penelitiannya berbentuk teori yang sering kali kita dengar kini ini.
Akhirnya, dengan proses yang panjang dan rumit, bumi terbentuk dengan indahnya dilengkapi dengan aksesorinya menyerupai lautan, gunung, dan daratan. Sekarang ini, pengetahuan terbaru berpegang pada pembentukan bumi dan proses pembentukan muka bumi menyerupai yang dijelaskan dalam teori big bang dan teori tektonik lempeng. Manusia ketika ini percaya dengan teori ini dan dijadikan pegangan dalam menggambarkan bumi secara keseluruhan.
 milyar tahun yang kemudian dan mengalami beberapa perkembangan √ Sejarah dan Teori Terbentuknya Bumi
STRUKTUR BUMI
Sedikit tambahan mengenai proses terbentuknya bumi, niscaya kita semua ingin tau berapa umur bumi yang kita tinggali ketika ini. Berikut teori yang menjelaskannya :
Ada beberapa teori yang dipakai untuk memilih umur bumi :
1. Teori Sedimen
Menghitung umur bumi dengan mengukur tebalnya lapisan sedimen yang membentuk batuan.  Cara perhitungan dengan mengukur endapan batuan pada muara sungai dalam setahun.  Laju endapan pertahun dan tebalnya endapat eksisting sanggup memperkirakan umur bumi kira-kira 500 juta tahun.

2. Teori Kaddar Garam
Pada awal pembentukannya samudera dalam kondisi tawar.  Penguapan terus-menerus dan penambahan mineral dan garam yang masuk dalam laut/samudera akan menaikkan kadar garam.  Dengan mengukur kadar garam dan laju kenaikan kadar garam setahun maka sanggup diketahui umur samudera/bumi, yaitu lebih dari 1000 juta tahun.

3. Teori termal
Bumi pada awal pembentukannya panas sekali, makin usang makin berkurang dan dicapai suhu menyerupai kini ini. Menurut Elfin, jago fisika Inggris, proses pendinginan telah berlangsung 20 juta tahun.

4. Teori Peluruhan Radioaktif
Radioaktif yang berada di bumi akan mengalami peluruhan mengikuti fungsi eksponensial menurun.  Dengan rumus ini sanggup diketahui umur bumi antara 5000 juta hingga 7000 juta tahun.

Dari teori-teori diatas, berbeda unsur yang diteliti, berbeda pula umur yang didapatkan. Saat ini, umur bumi yang dipercaya ialah sekitar 4.54 yang ditentukan melalui penanggalan radiometric meteorit dan sesuai dengan usia bebatuan tertua yang pernah ditemukan dan sampel dari bulan. Tetapi, siapa yang mengetahui pastinya? Hanya Allah yang maha kuasa yang mengetahui segala sesuatu. Kita hanya bisa menerka J

Sumber http://www.ilmudasar.com