Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari hewan primitif hingga manusia, darah juga campuran dari cairan, sel-sel dan partikel yang ibarat sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah lainnya. Hematologi yaitu cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah. Alam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga sanggup menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, prosedur pertahanan tubuh terhadap abses dan prosedur hemostatis. Darah insan berwarna merah, antara merah terang apabila mengandung banyak oksigen dan merah renta apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebebkan oleh hemoglobin, protein pernafasan yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Tanpa darah, insan tidak sanggup melawan abses atau kuman penyakit dan bahan-bahan sisa yang dihasilkan tubuh tidak sanggup dibuang. Volume darah kira-kira 1/12 berat tubuh atau kira-kira 5 liter pada perempuan dan 5.5 liter pada pria. Dari 100% darah dalam tubuh, sekitar 55% yaitu cairan dan 45% sisanya terdiri atas sel darah.
A. PENGERTIAN SEL DARAH
Sel darah merupakan seluruh sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah. Sel darah termasuk unsur-unsur padat yang terdapat dalam plasma darah dan merupakan komponen penting dalam darah.
B. FUNGSI SEL DARAH
Fungsi sel darah tidak jauh-jauh dari fungsi darah. Karena sel darah merupakan pecahan utama dari sel darah itu sendiri. Beberapa fungsi berikut mewakili fungsi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit) :
- Mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh
- Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
- Mengangkut karbondioksida ke paru-paru
- Mengedarkan hormone untuk membantu proses fisiologis
- Mencegah pendarahan
- Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit
C. MACAM – MACAM JENIS SEL DARAH
Sel darah terdiri atas 3 jenis yaitu :
1. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Eritrosit berasal dari kata Erythros yang berarti merah dan kytos yang berarti ruang sel. Eritrosit merupakan pecahan utama dari darah, selnya kompleks, membrannya terdiri dari lipid dan protein. Pada dasarnya merupakan suatu kantung yang mengangkut O2 dan CO2 (dalam tingkat rendah ) di dalam darah. Jumlahnya pada laki-laki remaja sekitar 5 juta/cc dan pada perempuan remaja sekitar 4,5 juta/cc. Sel darah merah tidak mempunyai nucleus, organel, atau ribosom, tetapi dipenuhi hemoglobin. Bentuknya bikonkaf, berdiameter sekitar 7,5 µm dan tebal 2 µm. Namun sanggup berubah bentuk sesuai diameter kapiler yang dilaluinya serta berwarna merah disebabkan oleh hemoglobin(Hb). Hemoglobin merupakan protein yang berperan paling besar dalam transport oksigen ke jaringan dan karbondioksida ke paru-paru. Karena tidak bisa mengganti komponen-komponennya, sel darah merah mempunyai usia yang terbatas yaitu sekitar 120 hari. Setelah itu akan dihancurkan di hati. Fungsi utamanya yaitu sebagai pengangkut hemoglobin yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan.
2. Leukosit (Sel Darah Putih)
Leukosit berasal dari kata leukos yang berarti putih dan kytos yang berarti ruang sel. Leukosit berinti, bahkan pada basofil, netrofil, dan eosinofil pada dasarnya lebih dari 1 lobus sehingga disebut polimorfphonuclear (PMN), sedang monosit dan limfosit berinti satu lobus. Pada orang remaja terdapat 5000- 10000/cc.
Leukosit bersifat fagosit (pemakan) benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh, menghancurkan sel ajaib yang muncul di tubuh dan membersihkan debris sel. Terdapat 5 jenis sel darah putih yaitu :
![]() |
SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT) |
- Neutrofil, mempunyai inti, berukuran sekitar 8 mikron, bersifat fagosit dengan cara masuk kejaringan yang terinfeksi, aktif selama 6-20 jam, berperan khusus untuk memakan kuman dan debris.
- Eosinofil, mempunyai inti, bersifat fagosit lemah. Berbentuk hampir mirip bola Berukuran sekitar 9 mikron, berperan khusus daam menyerang cacing parasitik dan reaksi alergi.
- Basofil, Bentuknya bundar atau oval, meninggalkan sistem sirkulasi dan terakulmulasi dalam cairan interstitial pada tempat abses atau peradangan, melepas toksin yang membunuh mikroorganismee penyusup dan parasit. Mengeluarkan dua zat kimia, histamine (respon alergi dan heparin (membantu membersihkan partikel lemak dari darah).
- Monosit, berinti satu, berbentuk kepal kuda atau ginjal dengan ukuran diameter 12-20 mikron, bersifat fagosit, sesudah keluar dari tubuh, kemudian berdiam di jaringan dan membesar untuk menjadi fagosit jaringan yang dikenal sebagai makrofag.
- Limfosit, Berbentuk mirip bola dengan ukuran diameter 6-14 mikron, dibuat di sumsum tulang (janin di hati), tidak sanggup bergerak, berinti satu, membentuk pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri, virus dan target lain yang telah diatur untuknya, pertahanannya dalam bentuk antibodi dan respon imun seluler.
3. Trombosit (Keping Darah)
Trombosit merupakan fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulang. Trombosit berperan penting dalam hemostatis, penghentian pendarahan (pembekuan darah) dari pembuluh yang cidera. Trombosit disebut juga sel darah pembeku, jumlahnya pada orang remaja kira-kira 200.000-500.000/cc. berbentuk bulat, bundar lonjong atau spindle maupun cakram. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembekuan (hemostasis), diantaranya yaitu faktor VIII (antiheamophillic factor). Berfungsi untuk menyembuhkan kawasan yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius. Umurnya sekitar 5-9 hari.
D. PEMBENTUKAN SEL DARAH (HEMOPOESIS / HEMATOPOIESIS)
Hemopoesis atau Hematopoiesis merupakan sebutan untuk proses pembentukan darah. Tempat terjadinya hemopoesis pada insan berpindah pindah sesuai dengan berkembangnya tubuh. Pada ketika masih berbentuk janin umur 0-2 bulan dalam kandungan, pembentukannya terjadi di kantung kuning telur, janin umur 2-7 bulan membentuknya di hati atau limpa dan janin umur 5-9 bulan telah menciptakan sel darahnya dari sumsum tulang. Pada bayi, pembentukannya terjadi di sumsum tulang. Sedangkan ketika dewasa, terjadi di tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis, ujung proksimal femur.
Pada orang remaja dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum tulang. Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Untuk kelangsungan pembentukan sel darah, diharapkan :
1. Sel induk hemopoetik (hematopic stem cell)
Sel induk hemopoetik yaitu sel-sel yang akan berubah menjadi sel-sel darah, termasuk eritrosit, leukosit, trombosit dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang mirip fibroblast. Sel induk ini mempunyai kemampuan untuk memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan pernah habis meskipun telus membelah (self renewal), membelah atau memperbanyak diri (proliferative), mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi tertentu (diferensiatif). Sel induk ini mempunyai beberapa jenis :
- Pluripotent (totipotent) stem cell, sel induk yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan tingat seluruh jenis sel-sel darah.
- Committeed stem cell, sel induk yang mempunyai akad untuk berdiferensiasi melalui salah satu garis tururnan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
- Oligopotent stem cell, sel induk yang sanggup berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis sel mirip CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang berubah menjadi sel-sel monosit
- Unipotent stem cell, sel induk yang hanya mempu berubah menjadi satu jenis sel saja mirip CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya sanggup menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya berkembang menjasi granulosit.
2. Lingkungan Mikro (microenvirontment) sumsum tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang yaitu substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponennya yaitu mikrosirkulasi dalam sumsum tulang, sel-sel stroma (sel endotel, sel lemak, fibroblast, makrofag, sel reticulum) dan matriks ekstraseluler (fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen dan proteoglikan. Lingkungan mikro berfungsi sebagai :
- Penyedia nutrisi dan materi hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam sumsum tulang
- Komunikasi antar sel, terutama ditentukan oelh adanya adhesion molecule.
- Menghasilkan zat pengatur hemopoesis (hematopoietic growth factor, cytokine dan lain sebagainya.
3. Bahan-bahan pembentukan darah
Bahan-bahan pembentukan sel darah yaitu asam folat dan vitamin B12 (bahan pokok pembentuk inti sel), besi (sangat diharapkan dalam pembentukan hemoglobin), cobalt, magnesium, Cu, Zn, asam amino, dan vitamin lain mirip vitamin C, B kompleks dan lain sebagainya.
4. Mekanisme regulasi
Poin satu ini sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang telah jadi dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum tulang sanggup merespon kebutuhan tubuh dengan cepat dan tepat. Karena produksi komponen darah yang berlebihan maupun kekurangan akan menjadikan penyakit. Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism dimana mekanismenya berbentuk umpan balik yang sanggup merangsang hemopoesis kalau tubuh kekurangan komponen darah (positive loop) atau menekan hemapoesis kalau tubuh kelebihan komponen darah tertentu (negative loop). Berikut zat-zat yang kuat dalam prosedur regulasi ini yaitu :
- Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) mirip GM-CSF, G-CSF, M-CSF, thrombopoietin, brust promoting activity, dan stem cell factor (kit ligand).
- Sitokon (cytokine)
- Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin (hormone yang dibuat ginjal khusus merangsang precursor eritroid
- Hormon non-spesifik mirip androgen (menstimulasi eritropoesis), estrogen (menimbulkan inhibisi eritropoesis), glukokortikoid, growth hormone dan hormone tiroid. Hormon-hormon ini diharapkan dalam jumlah kecil.
Hemopoesis meliputi pembentukan eritrosit, granulosit dan monosit serta trombosit. Dari pecahan bagian yang diharapkan untuk pembentukan sel darah diatas, maka dalam proses pembentukannya di sumsum tulang belakang mengandalkan beberapa poin diatas. Baik dalam pembentukan eritrosit, leukosit maupun trombosit. Suatu sel induk sanggup menimbulkan timbulnya aneka macam jalur sel yang terpisah. Diferensiasi sel terjadi dari sel induk menjadi jalur eritrois, granulostik dan jalur lain yang melalui progenitor hemopeotik terikat yang terbatas pada perkembangannya.
E. GANGGUAN SEL DARAH
- Anemia, gangguan yang disebabkan oleh kekurangan jumlah sel darahmerah atau kekurangan jumlah hemoglobin yang ada di dalamnya. Cukup banyak jenis anemia, salah satunya anemia pernisiosa.
- Polycythemia, kondisi yang berakibat pada naiknya tingkat sel-sel darah merah yang bersirkulasi dalam anutan darah. Orang-orang dengan polycythemia mempunyai peningkatan pada hematocrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah diatas batasan-batasan normal.
- Leukimia, salah satu kanker jenis sel darah putih di sumsum tulang. Leukemia terjadi pada penderita yang ditemukan banyak sel darah putih. Jumlahnya yang meningkat sanggup mengganggu fungsi normal sel lainnya.
- Leukopenia, keadaan dimana berkurangnya sel darah putih di dalam darah, biasanya disebabkan oleh menurunnya produksi sel darah merah di dalam sumsum tulang hingga menurunnya kekebalan tubuh. Penyakit ini sanggup disebabkan oleh radiasi sinar gamma, obat-obatan dan materi kimia yang mengandung inti benzena.
- Thrombocytopenia, penyakit kelainan autoimun yang berdampak kepada trombosit atau platelet. Kondisi ini bisa menimbulkan gampang mengalami memar atau berdarah, dan terjadi secara berlebihan. Pendarahan yang terjadi disebabkan oleh tingkat trombosit yang rendah.
- Hemophilia, suatu kelainan herediter (keturunan) dengan tidak adanya prosedur pembekuan darah, sehingga pasien sanggup mengalami pendarahan yang parah dengan luka yang sangat kecil.
Sumber http://www.ilmudasar.com