AsikBelajar.Com | Artikel ini diambil dari goresan pena Drs. Tatang Sunendar, M.Si dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat perihal “Penelitian Tindakan Kelas”. Dalam artikel ini akan dimuat perihal A) 4 jenis Penelitian Tindakan Kelas, dan B) Model Penelitian Tindakan Kelas yang harus diketahui, yaitu:
Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Chein (1990), ada 4 (empat) jenis PTK, yaitu: 1) PTK diasnogtik, 2) PTK partisipan, 3) PTK empiris, dan 4) PTK eksperimental. Untuk lebih jelas, berikut dijelaskan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut, yakni:
1. PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik yaitu penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosa dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai misalnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melakukan penelian harus terlibat pribadi dalam proses penelitian semenjak awal hingga dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, semenjak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, kemudian menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi sanggup juga dilakukan di sekolah ibarat halnya rujukan pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara pribadi dan terus-menerus semenjak awal hingga berakhir penelitian.
3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melakukan sesuatu tindakan atau agresi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama agresi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan banyak sekali teknik atau seni administrasi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu seni administrasi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diperlukan peneliti sanggup memilih cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
Model-model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa model PTK yang hingga ketika ini sering dipakai di dalam dunia pendidikan, di antaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3) Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbutt.
1. Model Kurt Lewin; di depan sudah disebutnya bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Perencanaan ( planning), (2) agresi atau tindakan (acting), (3) Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Lewin, 1990). Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi: (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (implementing), dan (3) Penilaian (evaluating) (Ernest, 1996).
2. Model John Elliot; apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh alasannya di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa agresi yaitu antara 3-5 agresi (tindakan). Sementara itu, setiap agresi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terlaksana dalam bentuk aktivitas belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, semoga terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan agresi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap agresi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh alasannya suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau bahan pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan sanggup diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menjadikan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu ibarat dikemukakan berikut ini.
Gambar Penelitian Tindakan Model John Elliot
Sumber https://www.asikbelajar.com