Statistika menuju Big Data, sumber foto: https://sites.google.com/a/pennridge.us/reese-s-math-site/home/statistics
Statistika hingga ketika ini banyak dikenal sebagai salah satu ilmu yang sulit. Entah mengapa anggapan demikian sanggup terjadi. Adakalanya kita itu sanggup dan suka dikarenakan telah mengenal dan mempelajari. Namun, tak sanggup dipungkiri bahwa selain yang menyerupai itu, statistika tetaplah susah.
Kita mulai berbicara soal bedanya statistik dan statistika. Kok beda? Memang nampaknya sama, tetapi sebetulnya berlainan. Statistik dalam bahasa inggris ditulis dengan statistic. Sedangkan statistika dalam bahasa inggris dituliskan sebagai statistics, ada karakter 's' di akhirannya.
Kebanyakan literatur berbahasa inggris disalahpahami oleh kita. Sehingga antara statistik dan statistika tidak ada bedanya dari segi makna. Pun kemungkinan besar malah terbalik penggunaannya.
Statistik (statistic) sederhananya didefinisikan sebagai sebuah nilai yang didapatkan dari survei atau penelitian dengan memakai data sampel. Kegunaan dari statistik ini yaitu sebagai sebuah penduga terhadap parameter populasi yang sesungguhnya (true value of population). Salah satu pola statistik yaitu penduga rata-rata populasi atau mean dan penduga varians populasi.
Statistik dan Parameter, sumber foto: dokpri.
Sedangkan statistika (statistics) yaitu ilmu yang di dalamnya terdapat pembahasan komprehensif mengenai bagaimana merencanakan mekanisme pengambilan data, bagaimana cara mendata, cara tabulasi dan analisis data hingga cara mempublikasikan data atau diseminasi data.
Statistika lebih fokus kepada mekanisme dan teknik memperoleh data. Mekanismenya sanggup melalui survei atau sensus. Sedangkan statistik yaitu ukuran-ukuran yang didapatkan dari acara statistika. Praktisnya sanggup disimak dari perkara berikut.
Nganu akan menganalisia mengenai rata-rata produksi susu sapi segar per ekor per hari di Kecamatan Tutur. Sebagai awalan, ia merencanakan sebuah survei dengan kerangka sampel peternak didapatkannya dari BPS Pasuruan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK2011).
Nganu kemudian mendesain survei dengan systematic sampling menurut sampling frame PSPK2011. Setelah mendapat sampelnya, Nganu kemudian mulai mencacah peternak sapi perah dan mendapat data produksi susu sapi segar kemudian mentabulasikannya dan menganalisisnya.
Dari hasil analisis, ternyata diketahui rata-rata produksi susu sapi segar per ekor per hari Kecamatan Tutur yaitu sebanyak 7,5 liter. Kemudian Nganu menyusun laporannya dan mempresentasikan hasil surveinya itu kepada masyarakat Kecamatan Tutur.
Berdasarkan perkara tersebut, rata-rata produksi susu sapi segar per ekor per hari merupakan statistik. Sedangkan ilmu bagaimana melaksanakan perencanaan survei, desain survei hingga presentasi Nganu merupakan statistika.(*)