Citra penginderaan jauh. Seperti kau tahu bahwa penginderaan jauh terdiri atas subsistemsubsistem. Salah satunya keluaran data. Citra merupakan salah satu hasil teknologi penginderaan jauh. Lebih lanjut gambaran dibedakan atas gambaran foto dan gambaran nonfoto. Citra foto (kemudian disebut foto udara) merekam dengan kamera, perekamannya secara serentak untuk satu lembar foto udara dan memakai tenaga tampak atau perluasannya (ultraviolet atau inframerah dekat).
Citra nonfoto merekam dengan sensor lain selain kamera (sensor yang mendasarkan atas penyiaman atau scaning). Perekamannya penggalan demi penggalan dan sanggup memakai penggalan mana pun dari seluruh jendela atmosfer, bahkan sanggup memakai pita serapan di dalam penginderaan jauh.
1. Foto Udara
Foto udara diperoleh melalui pemotretan memakai sensor kamera yang dipasang pada wahana terbang, menyerupai pesawat terbang, helikopter, dan sebagainya. Pada ketika wahana yang dipakai beroperasi, pemotretan dilakukan. Pemotretan tersebut menyerupai layaknya burung yang terbang dan melihat kenampakan permukaan Bumi secara tiga dimensional. Foto udara, tidak ubahnya menyerupai foto biasa. Seperti foto dirimu yang menggambarkan ciri yang kau punya.
Dengan fotomu, orang lain bisa menyebutkan ciri-cirimu, menyerupai panjang rambut, bentuk muka, hidung, dan sebagainya. Begitu juga dengan foto udara. Hanya saja foto udara menampilkan kenampakan di permukaan Bumi, yang diambil dari udara. Oleh sebab itu, memakai foto udara kita bisa mengenali kenampakan dan gejala-gejala yang ada di muka Bumi.
a. Bagian-Bagian Foto Udara
Untuk lebih mengenal bagian-bagian pada foto udara, perhatikan gambar berikut ini.
Foto udara standar pada umumnya berukuran 22 cm × 22 cm. Selain tanda tepi, pada foto udara terdapat juga kelompok keterangan penting, yaitu:
1) tanda fidusial,
2) nomor seri, dan
3) tanda tepi.
Nah, untuk lebih jelasnya amati denah berikut.
Keterangan tepi pada foto udara terdiri atas:
1. Tanda Fidusial
Pada tiap foto udara umumnya diberi empat atau delapan tanda fidusial. Tanda ini terletak pada sudut foto atau pada penggalan tengah foto. Apabila terletak pada sudut foto, pada umumnya berupa garis silang yang mengarah ke sudut lain di hadapannya. Apabila terletak pada penggalan tengah tepi foto, pada umumnya berupa setengah anak panah. Kegunaan dari tanda ini ialah untuk memilih titik prinsipiil foto, yaitu dengan cara menarik garis dari dua tanda fidusial yang berhadapan. Titik potong dari dua garis ini merupakan titik prinsipiil foto. Titik prinsipiil ini berkhasiat untuk mencari kawasan tampalan (tumpang tindih) pada foto udara selanjutnya.
2. Nomor Seri
Nomor seri yang lengkap umumnya terdiri atas nomor registrasi, nama kawasan yang dipotret, tanggal pemotretan, nomor jalur terbang, dan nomor foto. Nomor pendaftaran diharapkan untuk pengarsipan dan pencarian kembali apabila ada yang memerlukan. Tanggal pemotretan mengatakan kondisi lapangan pada ketika pemotretan, menyerupai kondisi musim. Selain itu, juga menjadi petunjuk apabila akan memakai foto udara multitemporal. Nomor jalur terbang selain diharapkan dalam penyimpanan foto, juga diharapkan dalam penyusunan mozaik dan mencari pasangan foto udara yang bertampalan untuk analisis secara stereoskopik.
3. Tanda Tepi
Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, pada kanan atau kiri foto. Pada umumnya tanda tepi terdiri atas empat buah komponen, yaitu:
a. Altimeter
Digunakan untuk memilih tinggi pesawat terbang di atas permukaan bahari pada ketika pemotretan. Ketinggian dinyatakan dengan kaki dan meter. Untuk mengetahui tinggi terbang, tinggi menurut altimeter ini harus dikurangi terlebih dahulu dengan tinggi kawasan rata-rata.
Contoh: ketinggian altimeter terbaca = 9.231 m tinggi kawasan yang dipotret (dapat dilihat pada peta) = 192 m maka tinggi terbang = 9.231 m – 192 m = 9.039 m
b. Panjang Fokus
Panjang fokus ini mengatakan panjang fokus kamera dan nomor seri kamera yang digunakan.
c. Jam
Jam pemotretan ini sangat membantu untuk mengetahui orientasi atau arah utara pada foto, serta tinggi relatif objek menurut arah bayangan dan panjang bayangan.
d. Level
Tanda level untuk mengetahui apakah foto udara benar-benar vertikal atau tidak.
Wah . . . kini kau telah mengetahui bagian-bagian foto udara. Tentunya kini kau bisa membedakan antara foto udara dan peta. Menurutmu, apa saja perbedaan itu?
b. Macam Foto Udara
Foto udara sanggup dibedakan atas banyak sekali dasar, yaitu:
1) Berdasarkan sumbu kamera, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto udara vertikal, dibentuk dengan kamera tegak lurus terhadap permukaan Bumi atau memiliki sudut condong 1–4°.
b) Foto udara condong, dibentuk dengan kamera menyudut terhadap garis tegak lurus di permukaan Bumi.
c) Foto udara sangat condong, foto yang dibentuk dengan kamera menyudut sangat besar sehingga kawasan yang terpotret menunjukkan cakrawala.
2) Berdasarkan sudut lipatan kamera, foto udara digolongkan sebagai berikut.
a) Sudut kecil jikalau sudut lipatan kurang dari 60°.
b) Sudut normal jikalau sudut lipatan antara 60°–75°.
c) Sudut lebar jikalau sudut lipatan antara 75°–100°.
d) Sudut sangat lebar jikalau sudut lipatan lebih dari 100°.
3) Berdasarkan jenis kamera, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto tunggal,
dibuat dengan kamera tunggal.
b) Foto jamak,
dibuat dengan beberapa kamera, pada ketika yang sama dan wilayahnya sama.
4) Berdasarkan warna yang digunakan, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto berwarna semu, warna pada foto udara tidak sama dengan warna objek sesungguhnya.
b) Foto warna asli, warna pada foto sesuai dengan warna orisinil suatu objek.
5) Berdasarkan sistem wahana, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.
a) Foto udara,
foto yang dibentuk dari pesawat udara atau dari balon (sonde).
b) Foto satelit atau orbital
adalah foto yang dibentuk dari satelit.
6) Berdasarkan spektrum elektromagnetik:
a) Foto Ultraviolet
Panjang gelombang yang dipakai 0,3–0,4 mm. Sangat baik dipakai untuk mendeteksi pencemaran air oleh minyak, eksplorasi materi bakar minyak, hal ini sebab perbedaan terbesar pantulan air dan minyak ada pada panjang gelombang ini.
b) Foto Pankromatik Hitam Putih
Panjang gelombang yang dipakai 0,4–0,7 mm. Wujud objek pada foto ini tampak menyerupai wujud aslinya. Perbedaan vegetasi sulit ditangkap dari foto jenis ini sebab perbedaan nilai pantulan kecil.
c) Foto Pankromatik Berwarna
Sifat-sifat foto ini hampir sama dengan foto pankromatik hitam putih. Tetapi pengenalan objek pada foto ini lebih gampang sebab warna serupa dengan warna orisinil objek yang direkam. Proses pembentukan warna pada foto udara ini melalui proses aditif maupun substraktif. Proses aditif dilakukan dengan memadukan warna aditif primer, yaitu warna biru, hijau, dan merah. Seperti proses pembentukan warna pada televisi warna. Berbeda dengan aditif, proses substraktif dilakukan dengan memadukan warna kuning, cyan, dan magenta.
d) Foto Inframerah Hitam Putih
Panjang gelombang yang dipakai 0,7–0,9 mm. Pantulan vegetasi bersifat unik sebab berasal dari penggalan dalam vegetasi. Sehingga baik untuk membedakan jenis vegetasi sehat dan tidak sehat.
e) Foto Inframerah Berwarna
Mempunyai karakteristik yang sama dengan foto inframerah hitam putih. Tetapi pada foto ini lebih gampang membedakan vegetasi dengan objek lain, sebab vegetasi tampak dengan warna merah.
f) Foto Multispektral
Foto jamak yang menggambarkan suatu kawasan dengan memakai panjang gelombang yang berbeda. Umumnya dipakai empat saluran, yaitu: biru, hijau, merah, dan inframerah dekat, dengan panjang gelombang 0,4–0,5 mm, 0,5–0,6 mm, 0,6–0,7 mm, 0,6–0,7 mm, dan 0,7–0,9 mm. Pada foto ini objek lebih gampang dibedakan satu sama lain pada saluran/pita sempit sehingga pengenalannya lebih mudah.
2. Citra Nonfoto (Citra)
Di depan kau telah mengetahui bagaimana proses dalam teknologi penginderaan jauh sampai menghasilkan data sumber penginderaan jauh berupa foto udara dan citra. Perbedaan gambaran dengan foto udara, antara lain terletak pada sensor yang digunakan. Citra memakai sensor berupa scanner (penyiam), sedangkan foto udara memakai kamera.
Citra sanggup dibedakan atas banyak sekali dasar, yaitu:
a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, gambaran dibedakan sebagai berikut.
1) Citra inframerah termal,
citra yang dibentuk dengan gelombang inframerah termal. Penginderaan atau pengenalan karakteristik objek didasarkan pada perbedaan rona atau warna apabila gambaran tersebut berwarna. Perbedaan rona mengatakan adanya perbedaan suhu dan daya pancar objek.
2) Citra radar dan gambaran gelombang mikro
adalah gambaran yang dibentuk dengan gelombang radio. Citra radar memakai sumber tenaga buatan menyerupai penyinaran pada objek. Citra gelombang mikro memakai sumber tenaga alam.
b. Berdasarkan sensornya, gambaran dibedakan sebagai berikut.
1) Citra tunggal,
dibuat dengan sensor tunggal atau akses lebar.
2) Citra multispektral,
dibuat dengan akses jamak atau akses sempit.
c. Berdasarkan sarananya, gambaran dikelompokkan sebagai berikut.
1) Citra dirgantara
adalah gambaran yang dibentuk dengan sarana di udara.
Contoh: gambaran inframerah termal, gambaran radar, dan MSS (Multi Spectral Scanner)
2) Citra satelit
adalah gambaran yang dibentuk dengan satelit dari angkasa luar.
Contoh: gambaran Landsat TM, NOAA, SPOT, MOS, dan sebagainya Citra satelit sanggup dipakai untuk penginderaan planet, penginderaan cuaca, penginderaan sumber daya Bumi, dan gambaran satelit untuk penginderaan laut. Nah, dari uraian mengenai foto udara dan gambaran di depan,
tentunya kau sudah bisa membedakan apa itu peta, foto udara, dan citra. Perbedaan antara keduanya sanggup kau lihat pada table berikut ini.
Foto udara dan gambaran sanggup menjadi sumber dalam pembuatan peta, kemudian bagaimana proses penyadapan data dari foto udara dan gambaran menjadi sebuah peta?