Thursday, September 28, 2017

√ Ada Yang Lebih Gelap Daripada Gelap Itu Sendiri!

Akulah terang, meski jiwaku padam


Di mana pun aku, di situlah cahayaku menghujam


Menghantam setiap cobaan, meski tampak dihujam godaan


Aku lemah, dalam dan luar, selalu bertarung dengan itikad bosan


 


Setiap pagi saya bangkit, setiap malam saya mati


Melewati mimpi yang selalu rapi kuukir berapi-api


Tak satu pun lekat di jiwa ini


Tak satu pun tekad menemani emas ini


 


Aku tak tahu apa itu masa depan


Yang kutahu bagaimana menjadi yang terdepan


Meski teman selalu menguji belakangan


Meski hidup tak lebih dari sekedar ujian


 


Aku memadam, terperinci tak lagi menjadi milikku


Ketika pasir derita menempel di bantalan kakiku


Ketika desingan sorai menjadi air bagi apiku


Namun ketika itulah saya tahu apa alasanku untuk berjuang demimu


 


Kata orang bulan itu indah


Sering menjadi pandangan gres ketika mereka gundah


Bagiku bulan itu hanya lambang


Seperti rusaknya pikirku menutup dengan senyum mengembang


 


Bulan itu tak setia


Ia hadir di ketika matahari berkelana


Ke sisi lain dunia di semesta sana


Terangnya pun tak semurni terangku ketika saya punya


 


Ada yang lebih gelap daripada gelap itu sendiri


Apa yang dapat kuperbuat kalau kamu masih belum mengerti?


Aku bersuara tanpa henti meski jiwaku tak lagi berapi


Melalui kata hati yang terukir lewat surat virtual ini


 


Perlahan saya mulai mengerti perjalanan hidup para legenda


Yang kebesarannya pernah menjadi lencana sempurna


Mereka hidup dengan mimpi, yang seumur hidup membuatnya nyata


Aku hidup dengan mimpi, dan tak pernah bangun untuk mewujudnya


 


Seiring waktu mimpiku membesar


Membuat hidupku perlahan menyesar


Tak lagi kuingat satu tujuan pasti


Mungkin melupa sampai kumati nanti



Sumber https://walterpinem.me