AsikBelajar.Com | Penelitian Komparasi berdasarkan Suharsimi Arikunto termasuk dalam penelitian deskriptif. Ini penjelasannya:
Kata ‘komparasi’ dalam bahasa lnggris comparation, yaitu perbandingan. Makna dari kata tersebut mengatakan bahwa dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama, atau ada perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi di tempat mana yang Iebih baik dari hasil dari penelitian ini.
Contoh penelitian perbandingan:
Peneliti bermaksud membandingkan penghasilan penduduk wanita dengan penduduk pria di suatu daerah. Penduduk wanita dipandang sebagai kelompok A dan penduduk pria dipandang sebagai kelompok B. Dalam perumpamaan ini peneliti membandingkan penghasilan kelompok A dengan kelompok B. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian yaitu (1) apakah ada perbedaan penghasilan antara kelompok A dengan kelompok B?, dan (2) kalau ada perbedaan, penghasilan kelompok manakah yang lebih tinggi? Dari data yang diperoleh peneliti menghitung risikonya memakai rumus tertentu.
Penelitian komparasi sebagaimana dijelaskan sepertinya ada nilai kemanfaatan hanya apabila yang dibandingkan mengatakan variabel dinamis. Jenis kelamin, yaitu lakiflaki dan perempuan, sebaiknya tidak dijadikan variabel dalam penelitian komparasi alasannya kalau diketahui kelompok mana yang lebih baik, kelompok lain tidak sanggup diubah kondisinya. Variabel tersebut merupakan variabel statis. Sebagai pola variabel dinamis yaitu kerajinan atau ketekunan. Jika peneliti membandingkan hasil kerja kelompok orang yang tekun dan kurang tekun dan hasilnya. mengatakan kelompok orang tekun hasil kerjanya lebih baik, dibutuhkan pembaca laporan akan tergerak untuk lebih tekun supaya hasil kerja mereka menjadi lebih baik.
Contoh lain Penelitian Deskripsi Komparasi atau Perbandingan:
Guru peneliti yang mengajar di sebuah Sekolah Menengah Pertama mencicipi adanya perbedaan prestasi berguru siswa Sekolah Menengah Pertama yang berasal dari Mi dan SD meskipun tidak seluruhnya begitu. Guru tersebut ingin pertanda pendapatnya. Dari buku induk didaftar siswa mana yang berasal dari MI dan siswa mana yang berasal dari SD. Setelah itu, diterapkanlah nilai rapor pada siswa-siswa tersebut, kemudian dengan dicari perbedaannya memakai rumus t-test. Hasilnya ditulis dalam bentuk laporan penelitian. Laporan hasil penelitian ini juga tidak ada nilai kemanfaatannya. Alasannya ibarat tadi, bahwa peneliti tidak melaksanakan apa-apa kecuali hanya mengutip nilai-nilai siswa yang berasal dari MIN dan SD, kemudian dibandingkan. Apabila dicermati dan dibandingkan dengan penelitian hubungan pada pola penelitian deskriptifkorelasi, guru yang melaksanakan penelitian komparasi lebih yummy alasannya tidak menciptakan angket. Dalam hal ini guru tersebut tidak melaksanakan acara berupa peningkatan profesi yang terkait dengan peningkatan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar.
Laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ibarat ini tidak sanggup dinilai alasannya bekerjsama peneliti tidak melaksanakan acara apa-apa, tetapi hanya memanfaatkan data yang sudah ada. Selain itu, laporan penelitian ini tidak sanggup ada keuntungannya alasannya risikonya sudah jelas, dan tidak perlu diteliti lagi.
Di antara beberapa pola penelitian yang sudah disajikan, satu penelitian yang agak baik yaitu penelitian yang ingin mengetahui manfaat dari ketekunan berguru siswa. Namun demikian, hasil penelitian bukan hanya dibutuhkan mengatakan bahwa yangtekun lebih baik hasil kerjanya, tetapi juga menguji hipotesis apakah perbedaannya cukup signifikan. Penjelasan ihwal signifikansi hasil, akan dibahas di pecahan lain.
Sumber:
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.6-7.
Sumber https://www.asikbelajar.com