Monday, September 11, 2017

√ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka Dan Sebuah Kejutan

Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan – Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai?


Jujur aja, sebelum menjadi salah satu penerima dari rangkaian Familiarization Trip #FestivalBumiRafflesia2017 di Bengkulu, saya juga polos ibarat kalian.


Sebelumnya, meski bentuknya berbeda, saya kira Rafflesia Arnoldii itu ialah nama lain Bunga Bangkai dan semacamnya yang pada dasarnya menjelaskan bahwa keduanya sama.


Padahal tak hanya bentuknya saja, keduanya memang berbeda, dari semua segi berbeda.


Berangkat ke Bengkulu pada tanggal 21 Juli 2017 dari Jakarta, segera kami disambut dengan hangat dan berkenalan dengan tim Alesha Wisata, Dinas Pariwista Bengkulu, Ayo Jalan-Jalan, kerabat dari Blogger Bengkulu, dan rekan-rekan kece lainnya di Bandara Fatmawati.


Kehangatan suasana selama di perjalanan (dan perkenalanku dengan Bengkulu) dilengkapi dengan kabar bahwa kami akan mendapat ‘bonus’.


Bila ‘bonus’ biasanya ada di akhir, gres kali itulah saya mendapatkannya di awal. Karena perutku dikala itu sudah ‘bersiul merdu’, saya kira bonus yang dimaksud ialah jamuan makan siang. Ternyata, bonus yang ini jauh lebih membanggakan.


Baca Juga: Catatan Perjalananku Menjelajahi Nusa Penida, Bali


Suatu pengalaman yang sangat langka dan sanggup dikata bahwa kami begitu beruntung. Bonus yang dimaksud ternyata ialah mekarnya puspa khas Bengkulu, Rafflesia Arnoldii.


Tak semua orang, bahkan penduduk Bengkulu sekalipun, sanggup melihat eksklusif bunga langka ini ketika sedang mekar ‘lucu-lucunya’.


Tempat mekarnya pun tak sanggup sembarang prediksi. Kadang di sini, kadang di sana, kadang di mana-mana, penuh misteri.


Yang pasti, itulah alasan kenapa tidak ada daftar Bunga Rafflesia Arnoldii dalam itinerary #FamtripBengkulu ini.


Baca Juga: Pantai Ladeha, Surga Tersembunyi di Pesisir Selatan Pulau Nias


Tentu sebuah kejutan yang luar biasa bagi kami yang kebetulan berkunjung ke Bengkulu, terutama saya yang gres pertama kali, sanggup melihat eksklusif indahnya sang puspa di habitat aslinya.




Menapak Kaki Menemui Rafflesia Arnoldii, Liku Sembilan, Bengkulu


Sepanjang perjalanan, ada banyak tikungan yang harus kami lewati. Bus besar ini cukup gagah melewati liku demi liku yang dikelilingi berantara yang masih segar terawat.


Di sebuah tikungan yang disebut dengan Liku Sembilan, bus yang kami tumpangi pun diparkir.


Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan


Sedikit berjalan, tibalah kami di ‘pintu masuk’. Spanduk dengan pesan ‘Rafflesia Mekar’ segera menyambut.


Tak menunggu waktu lama, trekking pun dimulai khusus untuk menyapa sang puspa langka.


Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan
Banner ‘Rafflesia Mekar’ Menyambut Kami

Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan


Dari situ kami harus menyusur turun bergelombolan dan tak sabar untuk sanggup segera menyapanya.


Untuk memasuki tempat ini dihentikan sendiri, harus ada pemandu.  Karena tempatnya mekar sedikit tersembunyi, tolehan kepala tak segera mendapati.


Sedikit informasi, kita harus berhati-hati berjalan menyusuri jalan setapak ini alasannya ialah tersiar beberapa bakal bunga Rafflesia Arnoldii yang sanggup rusak jikalau terinjak.


Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan
Biji Bunga Rafflesia Arnoldii yang Tentu Tidak Boleh Terinjak

Sedikit lagi menuruni barulah sang puspa menampakkan diri. Bunga Rafflesia Arnoldii yang kami dapati ternyata sudah mekar tiga hari.


Menurut info dari Bapak Devi dan Mas Asnody, yang senantiasa sabar memandu kami, Bunga Rafflesia Arnoldii akan menganugerahi kita bacin tak sedap selama 24 jam pertama.


Baca Juga: Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur


Hanya saja, dalam 24 jam pertama itulah bentuk bunga ini begitu indah. Karena dikala kami berkunjung usianya sudah tiga hari, bunga ini tidak lagi begitu berbau namun sudah mulai layu. Bila mendekat, aroma yang tercium mirip-mirip bacin darah, paling tidak berdasarkan Mas Asnody.




Bunga Rafflesia Arnoldii: Boleh Dipandang, Dipegang Jangan!!


Jangan coba-coba menyentuh sang puspa, meski hanya toel-toel manja, alasannya ialah umurnya pendek – nungguinnya capek.


Sebagai salah satu tumbuhan langka yang dilindungi, butuh waktu 1 tahun lebih hingga kita sanggup melihatnya lagi. Usianya pun cuma 7 hari.


Jadi, kita punya waktu 7 hari untuk menikmati pesonanya. Setelah menyentuh batas usia, bunga ini perlahan akan menghitam layu.


Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan
Rafflesia Arnoldii Mulai Menampakkan Diri

Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan
Rafflesia Arnoldii

Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan
Berpose Bersama Rafflesia Arnoldii, meski agak blur 😀

Dari segi biologis, hal tersebut sangat masuk akal terjadi. Sebab, Rafflesia Arnoldii tidak mempunyai daun yang memungkinkannya untuk berfotosintesis.


Batang pun tidak punya. Bunga ini berjenis benalu sehingga hanya bergantung pada tumbuhan lain sepanjang hidupnya.


Baca Juga: Gunung Slamet: Perjalanan ke Titik Tertinggi Jawa Tengah


Karena usianya tidak panjang maka pandangilah ia dan ajaklah berfoto, alasannya ialah cuma itulah kesempatan kita menikmati keindahannya.  Jangan hingga dirusak, ya!


Jangan heran jikalau lokasi habitatnya selalu dijaga dan untuk mengunjunginya pun harus selalu didampingi pemandu semoga tidak dirusak, terutama oleh mereka yang tidak bertanggungjawab.




Dua Sosok di Balik Nama Rafflesia Arnoldii


Adalah Thomas Stamford Raffles dan Dr. Joseph Arnold yang menjadi dua sosok di balik penamaan Rafflesia Arnoldii. Penamaan tersebut bukan tanpa alasan.


Seperti yang dikutip dari WWF Indonesia, Rafflesia Arnoldii pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan tropis Sumatera oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang sedang mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles.


Baca Juga: Menanjaki Gunung Ciremai 3.078 mdpl


Pak Devi dan Mas Asnody pun menambahkan, penamaan bunga tersebut merujuk pada dua orang penemunya, yang masing-masing ialah Raffles dan Arnold.




Mitos di Balik Keindahan Bunga Langka Rafflesia Arnoldii


Selain Padma Raksasa, bunga Rafflesia Arnoldii ternyata mempunyai beberapa nama lain. Seperti yang dikutip dari Liputan6, oleh beberapa suku orisinil Bengkulu, Rafflesia Arnoldii disebut dengan Bokor Setan. Yang lain merujuknya dengan nama Ibeun Sekedei atau Cawan Hantu.


Salah satu suku orisinil Bengkulu yakni suku Rejang memercayai bahwa Rafflesia Arnoldii merupakan bokor (tempat) sirih para penunggu hutan, baik itu berupa makhluk mistis maupun binatang buas.


Siapa lagi yang selama ini menerka bahwa Rafflesia Arnoldii ialah Bunga Bangkai √ Rafflesia Arnoldii: Puspa Langka dan Sebuah Kejutan
Kak @lenny.diary berpose dengan Rafflesia Arnoldii – Pic by @alesha.wisata

Dulunya, warga setempat juga menganggap bahwa jikalau ada bunga langka ini di sekitar desa, itu menunjukan ada harimau atau setan.


Lain lagi dengan suku Serawai yang menyebutnya dengan nama Begiang Simpai atau Bunga Monyet.


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah


Bagi warga suku Serawai, selain tumbuh tanpa musim, ketiadaan daun dan akar membuatnya dipercaya sebagai bunga mistis.


Sebagian warga menyimpulkan bunga itu selain milik penunggu hutan, juga bunga yang muncul alasannya ialah sisa masakan monyet.




Penutup


Terlepas dari segala keunikan, kelangkaan, penamaan hingga mitosnya di tengah-tengah masyarakat lokal, alangkah beruntungnya kami semua para penerima #FamtripBengkulu yang berkesempatan untuk melihat eksklusif keindahannya.


Inilah destinasi pertama kami di hari pertama dalam 3 hari 2 malam kunjungan. Masih banyak dongeng #PesonaBengkulu lain yang akan tersurat di blog ini. Nantikan terus dan salam traveler!




ARTIKEL LAINNYA:



  1. Tips Mendaki Gunung Untuk Siapapun

  2. The Food Factory

  3. Pendakian Gunung Sindoro 3.153 Mdpl via Jalur Kledung, Jawa Tengah

  4. Menanjaki Gunung Ciremai, Jawa Barat

  5. Pendakian ke Gunung Cikuray, Jawa Barat

  6. Pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah

  7. Catatan Pendakian ke Gunung Semeru, Jawa Timur

  8. Pendakian ke Gunung Sumbing, Jawa Tengah

  9. Pendakian ke Gunung Slamet, Jawa Tengah

  10. Famtrip Genting Highlands Kuala Lumpur, Malaysia 2017

  11. Theme Park Hotel Resort World Genting Highlands, Kuala Lumpur

  12. Menikmati Sedapnya Hidangan Bubbles and Bites, Genting Highlands

  13. The Visitors’ Galleria

  14. A Short Visit to Bira Island, Thousand Islands

  15. A Day Trip Without Digital Tech

  16. Solo Trip to Taman Alam Lumbini, Berastagi, Tanah Karo

  17. [Infographic] 10 Top Travel Hacks

  18. Kunjungan ke Floating Market Lembang

  19. Gereja Katedral Jakarta: Gereja Kristen Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga

  20. Wisata ke Tebing Keraton Bandung

  21. Menjelajahi Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah

  22. Catatan Perjalananku Menjelajahi Nusa Penida, Bali

  23. Gunung Batu Lembang, Jawa Barat

  24. Bira Island, Pulau Seribu

  25. Floating Market, Bandung

  26. Rafflesia Arnoldii, Festival Bumi Rafflesia, Bengkulu

  27. Lesehan Pancur, Curup, Bengkulu: Jamuan Siang Kala Menjelajah Bengkulu

  28. Gunung Papandayan: Sebuah Pendakian yang Cocok Menjadi Weekend Getaway

  29. Menjelajahi Mangrove Forest Nusa Lembongan, Bali

  30. Mengintip Persiapan Menyambut Flower Garden Festival 2018 di Taman Bunga Inaya, Bengkulu

  31. Fort Marlborough: Saksi Sejarah Kekuasaan Inggris di Bumi Rafflesia Bengkulu

  32. Barleu Coffee Bandung, Minimalis di Remangnya Bandung Malam

  33. Ambrogio Patisserie, Tempat Nongkrong Asik di Bandung

  34. Menanjaki Gunung Ciremai 3.078 Mdpl, Garut, Jawa Barat

  35. Hamparan Bunga, Pesawat, dan Indahnya Alam di Danau Mas Harun Bastari, Bengkulu

  36. Gunung Slamet: Perjalanan ke Titik Tertinggi Jawa Tengah

  37. Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat

  38. Pantai Ladeha, Surga Tersembunyi di Pesisir Selatan Pulau Nias

  39. Bunga Bangkai: Konservasi Amorphophallus Titanum di Bengkulu



Sumber https://walterpinem.me