Thursday, November 2, 2017

√ Taktik Pembelajaran Inkuiri


Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam taktik ini ialah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri balasan dari suatu kasus yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan taktik heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemu-kan.


1.    Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri

Pertama, taktik inkuiri menekankan kepada acara siswa secara mak-simal untuk mencari dan menemukan. Artinya taktik inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai peserta pelajaran melalui klarifikasi guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.


Kedua, seluruh acara yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan balasan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan sanggup menumbuhkan perilaku percaya diri {self belief). Dengan de-mikian, taktik pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sum-ber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator berguru siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara gu-ru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam memakai teknik berta-nya merupakan syarat utama dalam melaksanakan inkuiri.


Ketiga, tujuan dari penggunaan taktik pembelajaran inkuiri ialah membuatkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau membuatkan kemampuan intelektual sebagai belahan dari proses mental. Dengan demikian, dalam taktik pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka sanggup memakai potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu sanggup membuatkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan sanggup membuatkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pem-belajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, lantaran dalam taktik ini siswa memegang tugas yang sangat lebih banyak didominasi dalam proses pembelajaran.


2.    Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

a.   Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama dari taktik inkuiri ialah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, taktik pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil berguru juga berorientasi pada proses belajar.




(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});


b.   Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran intinya ialah proses interaksi, baik inter-aksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

c.  Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam memakai taktik ini ialah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan intinya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

d.   Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi berguru ialah proses berpikir (learning how to think), yakni proses membuatkan po-tensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir ialah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

d.   Prinsip Keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna ialah pembelajaran yang menyediakan aneka macam kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru ialah menyediakan ruang untuk menawarkan kesempatan kepada siswa membuatkan hipotesis dan secara terbuka mengambarkan kebenaran hipotesis yang diajukannya.


3.    Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Secara umum proses pembelajaran dengan memakai taktik sanggup mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a.    Orientasi

Langkah orientasi ialah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan biar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas memakai kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

b.    Merumuskan Masalah

Merumuskan kasus merupakan langkah membawa siswa pada suatu kasus yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan ialah kasus yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan kasus yang ingin dikaji disebabkan kasus itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari balasan yang tepat. Proses mencari balasan itulah yang sangat penting dalam taktik inkuiri, oleh lantaran itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya membuatkan mental melalui proses berpikir.

c.    Merumuskan Hipotesis

Hipotesis ialah balasan sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai balasan sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus mempunyai landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengala-man. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit membuatkan hipotesis yang rasional dan logis.

d.    Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data ialah acara menjaring warta yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam taktik pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting da-lam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya me-merlukan motivasi yang besar lengan berkuasa dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan memakai potensi berpikirnya. Karena itu, tu-gas dan tugas guru dalam tahapan ini ialah mengajukan pertanyaan-perta-nyaan yang sanggup mendorong siswa untuk berpikir mencari warta yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri ialah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditun-jukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar. Manakala guru me-nemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-me-nerus menawarkan dorongan kepada siswa untuk berguru melalui penyuguhan aneka macam jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mere-ka terangsang untuk berpikir.

e.    Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis ialah proses memilih balasan yang dianggap diterima sesuai dengan data atau warta yang diperoleh menurut pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting ialah mencari tingkat keyakinan siswa atas balasan yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti membuatkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran balasan yang diberikan bukan hanya menurut argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan sanggup dipertang-gungjawabkan.

f.    Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan ialah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh menurut hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, lantaran ba-nyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan ti-dak fokus pada kasus yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk menca-pai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru bisa memperlihatkan pada siswa

data mana yang relevan.


4.    Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial

Terjadinya ledakan pengetahuan, menuntut perubahan contoh mengajar dari yang hanya sekadar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui taktik pembelajaran dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan (drill) dalam contoh tradisional, menjadi pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Strategi pembelajaran yang sanggup membuatkan kemam-puan berpikir itu ialah taktik inkuiri sosial.


Menurut Bruce Joyce, inkuiri sosial merupakan taktik pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendi-dikan bertujuan untuk membuatkan anggota masyarakat ideal yang sanggup hidup dan sanggup mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Karena itulah siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu akan sanggup membangun pengetahuan yang mempunyai kegunaan bagi diri dan masyarakatnya.


Inkuiri sosial sanggup dipandang sebagai suatu taktik pembelajaran yang berorientsi kepada pengalaman siswa.


Ada tiga karakteristik pengembangan taktik inkuiri sosial. Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan sanggup mendorong terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri. Ketiga, penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.

Dari karakteristik inkuiri menyerupai yang telah diuraikan di atas, maka tampak inkuiri sosial intinya tidak berbeda dengan inkuiri pada umumnya. Perbedaannya terletak pada kasus yang dikaji ialah masalah-masalah sosial atau kasus kehidupan masyarakat.


5.    Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan taktik pembelajaran yang banyak dianjurkan, lantaran taktik ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya:

a.    Startegi ini merupakan taktik pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaran melalui taktik ini dianggap lebih bermakna.

b.    Startegi ini sanggup menawarkan ruang kepada siswa untuk berguru sesuai dengan gaya berguru mereka.

c.    Startegi ini merupakan taktik yang dianggap sesuai dengan perkembang-an psikologi berguru modern yang menganggap berguru ialah proses perubahan tingkah laris berkat adanya pengalaman.

d.    Keuntungan lain ialah taktik pembelajaran ini sanggup melayani kebutuh-an siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang mempunyai kemampuan berguru anggun tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping mempunyai keunggulan, taktik ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:

a.    Jika taktik ini dipakai sebagai taktik pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

b.    Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh lantaran terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

c.    Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

Selama kriteria keberhasiJan berguru ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.


Sumber:

Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.



Sumber https://www.asikbelajar.com