Monday, December 25, 2017

√ 4 Mumi Di Indonesia, Tradisi Pengawetan Mayat Khas Indonesia


Jika selama ini anda menganggap bahwa mumi merupakan tradisi pengawetan mayit yang hanya ada pada Zaman Mesir Kuno, maka anda salah. Tradisi pengawetan mayit dengan teknik mumifikasi ditemukan di beberapa kebudayaan kuno ibarat Tiongkok, Aztec, sampai Indonesia. Setiap kebudayaan mempunyai tekniknya sendiri untuk mengawetkan mayit sampai menjadi mumi.





Tradisi mumifikasi mayit di Indonesia dilakukan oleh suku-suku di wilayah pedalaman timur dan Sulawesi. Tidak semua mayit akan dimumifikasi, hanya mereka yang dianggap orang penting dan mempunyai jabatan moral tinggi yang jenazahnya diawetkan. Mumifikasi ini umumnya bertujuan untuk mengenang jasa-jasa para tokoh moral yang telah wafat.





Empat suku di Indonesia berikut mempunyai tradisi mumifikasi yang menarik untuk dibahas. Beberapa diantaranya masih dipertahankan sampai sekarang.





1. Mumi Suku Toraja, Sulaweis Selatan





 merupakan tradisi pengawetan mayit yang hanya ada pada Zaman  √ 4 Mumi di Indonesia, Tradisi Pengawetan Jenazah Khas Indonesia
(Instagram/@endyallorante)




Suku Toraja yang menyebar di Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai tradisi mumifikasi yang unik. Biasanya mayit dari tokoh-tokoh moral atau sesepuh yang telah wafat akan diberi ramuan khusus yang menciptakan tubuhnya mengering serta tidak membusuk. Jenazah ini dimakamkan dalam peti kayu di sebuah gua berbatu. Selang beberapa waktu sehabis pemakaman, biasanya masyarakat Suku Toraja akan mengadakan upacara Ma’nene. Dalam upacara tersebut badan mumi akan dibersihkan, pakaiannya diganti baru, dan diarak keliling desa. Ada iman bahwa mumi Suku Toraja ketika upacara Ma’nene sanggup berjalan sendiri.





2. Mumi Kampung Wolondopo, NTT





 merupakan tradisi pengawetan mayit yang hanya ada pada Zaman  √ 4 Mumi di Indonesia, Tradisi Pengawetan Jenazah Khas Indonesia
(RRI)




Berbeda dengan mumi lainnya, mumi di Kampung Wolondopo terbentuk melalui proses mumifikasi yang alami. Hanya terdapat satu mumi, dahulunya yakni seorang keturunan keluarga Mosalaki atau pemimpin moral berjulukan Kaki Morea. Sebelum meninggal Kaki Morea berpesan biar tidak mengubur jenazahnya ketika meninggal, hanya dimasukkan dalam peti kayu di sebuah ruangan khusus. Bukannya membusuk, mayit Kaki Morea justru mengering menjadi mumi. Mumi Kampung Wolondopo ini sanggup dikunjungi oleh siapa saja, namun sebelumnya harus izin terlebih dahulu kepada sang juru kunci.





3. Mumi Suku Dani, Papua





 merupakan tradisi pengawetan mayit yang hanya ada pada Zaman  √ 4 Mumi di Indonesia, Tradisi Pengawetan Jenazah Khas Indonesia
(Instagram/@roel_riot)




Tradisi mumifikasi Suku Dani Papua sudah berlangsung semenjak ratusan tahun lalu. Mumi milik Suku Dani sedikit berbeda alasannya yakni mempunyai warna hitam pekat dengan posisi badan duduk dan kepala menengok keatas serta verbal terbuka lebar. Teknik mumifikasi mayit tidak melalui pembalsaman, mayit yang gres wafat akan dijemur untuk dikeringkan kemudian diletakkan di dalam sebuah gua. Setelah agak mengering dan menjadi mumi selanjutkan ditusuk dengan tulang babi dan diletakkan diatas perapian untuk menghilangkan lemak ditubuhnya.





4. Mumi Suku Moni, Papua





 merupakan tradisi pengawetan mayit yang hanya ada pada Zaman  √ 4 Mumi di Indonesia, Tradisi Pengawetan Jenazah Khas Indonesia
(maximus/Istimewa)




Mumi Suku Moni yakni sosok berjulukan Belau Mala yang dianggap sangat berjasa dikarenakan telah mengantarkan seorang misionaris pertama menuju desa dengan selamat. Proses mumifikasi Belau Mala berbeda dengan Suku Dani, mayit terlebih dahulu akan dilumuri dengan minyak babi kemudian dikeringkan diatas perapian. Mumi Suku Moni ini sanggup ditemui di depan desa, siapa saja yang ingin melihatnya akan dikenakan tarif untuk merawat kondisi mumi biar tetap terjaga.





Demikan mumi-mumi yang ada di Indonesia. Tertarik untuk mengunjunginya? Langsung saja cek di Phinemo Marketplace untuk penawaran paket wisata mearik.



Sumber https://phinemo.com