Friday, December 22, 2017

√ Klarifikasi Detail Mengenai Rujukan Pengembangan Paragraf

Penjelasan Detail Mengenai Pola Pengembangan Paragraf - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia terdapat bahan mengenai pola pengembangan paragraf. pola pengembangan paragraf ini sering disebut juga dengan penalaran. Berikut ialah klarifikasi detail mengenai pola.pengembangan paragraf dalam Bahasa Indonesia.

A. Pengertian


Pola pengembangan paragraf atau yang disebut juga sebagai “penalaran” ialah pemikiran untuk mendapat kesimpulan atau pendapat logis menurut data yang relevan.

B. Jenis


Penalaran terbagi menjadi 2 macam menurut prosesnya, yaitu:

1. Penalaran Induksi

a) Generalisasi

Penalaran generalisasi ialah pikiran sehat yang berasal dari sejumlah fenomena individual untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum dan sanggup meliputi semua fenomena yang terjadi.

Contoh:
Tengku Wisnu ialah seorang aktor, dan beliau berwajah tampan.
Dude Herlino ialah seorang aktor, dan beliau berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan.

Pernyataan “Semua bintang film berwajah tampan” hanya mempunyai kebenaran probabilitas lantaran belum pernah diselidiki kebenarannya.

b) Analogi

Penalaran analogi ialah pikiran sehat yang membandingkan dua kejadian khusus yang menyerupai satu sama lain sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku juga untuk hal yang lain.

Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan seseorang yang mendaki gunung. Saat mendaki gunung, ada saja rintangan yang harus dilalui, misalnya ada jalan yang licin yang sanggup menciptakan seseorang jatuh. Selain itu, ada semak belukar yang sukar dilalui namun harus dilweati oleh para pendaki gunung. Dapatkah seseorang melalui rintangan tersebut? 

Begitu juga dengan menuntut ilmu. Seseorang niscaya akan dihadapi dengan aneka macam macam rintangan dan tantangan yang tidak mudah, menyerupai kesulitan memahami pelajaran, kesulitan ekonomi, dan sebagainya. Apakah rintangan tersebut sanggup untuk dilalui? Jadi, menuntut ilmu sama dengan mendaki gunung lantaran terdapat aneka macam rintangan untuk mencapai puncak.

c) Hubungan Kausal (Sebab-Akibat)

Hubungan kausal ialah pikiran sehat yang berasal dari suatu kejadian yang dianggap sebagai alasannya yang telah diketahui, kemudian menuju kepada suatu kesimpulan sebagai akibat. Terdapat 3 jenis hubungan sebab-akibat, yaitu:

• Hubungan alasannya ke akibat
Hubungan alasannya ke akhir ini dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi alasannya dan hingga pada kesimpulan yang menjadi akhir dan sebab.

Advertisement
Contoh:
Pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Kemarau ini cukup panjang. Perairan di desa itu menjadi berkurang dan tidak lancar. Ditambah lagi dengan kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal. Sementara itu, pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya masih sangat tradisional, yaitu menurut kebiasaan atau tradisional. Oleh lantaran itu, tidak mengherankan jikalau panen di desa itu selalu tidak memingkat, bahkan sering gagal.

• Hubungan akhir ke sebab
Hubungan akhir ke alasannya ini dimulai dengan fakta yang menjadi akibat. Kemudian fakta tersebut dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh:
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap ekspresi dominan tidak memuaskan. Hampir semua flora diserang hama dan mati sebelum berbuah. Sebagian flora juga ada yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Tidak hanya itu, pengairan di desa ini pun tidak berjalan lancar dan letak flora yang tertata pun tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu ialah akhir kurangnya pengetahuan para petani wacana pengolahan pertanian yang baik dan benar.

• Hubungan akhir ke akibat
Hubungan akhir ke akhir ini ialah hubungan kasual yang terjadi dari hubungan suatu penyebab yang menjadikan serangkaian akibat. Akibat pertama menjelma alasannya yang akan menjadikan akhir kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh:
Akhir-akhir ini, petani di beberapa desa di Jawa Barat mengalami gagal panen lantaran flora padi mereka diserang hama wereng. Akibatnya, para petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Selain itu, akhir dari gagal panen ini ialah pendistribusian beras ke kota-kota besar menjadi terganggu. Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin menipis sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapat beras. Pemerintah kesannya melaksanakan impor beras dari negara tetangga untuk mengatasi problem ini dengan impian kebutuhan pangan masyarakat sanggup terpenuhi hingga hasil panen berikutnya.

2. Penalaran Deduksi

Penalaran deduksi ialah pikiran sehat yang bertolak dari suatu hal yang sudah ada menuju kepada suatu hal gres yang berbentuk suatu kesimpulan. Proses pikiran sehat deduksi ini pun mempunyai variasi sebagai berikut.

1) Silogisme

Silogisme ialah proses pikiran sehat yang bertujuan untuk menghubungkan dua pernyataan berbeda untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang akan menjadi pernyataan yang ketiga. Dua pernyataannya disebut premis mayor dan premis minor. Premis mayor ialah pernyataan yang bersifat umum, sedangkan premis minor ialah pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dasar dua premis tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang logis dan sah. 

Contoh:
Perhatikan dua premis di bawah ini dan tariklah sebuah kesimpulan!
Premis mayor (umum) : Semua siswa Sekolah Menengan Atas harus menggunakan baju seragam putih abu-abu.
Premis minor (khusus) : Rizki ialah siswa SMA.
Konklusi (kesimpulan) : Rizki harus menggunakan seragam putih abu-abu.

Dari pola di atas sanggup ditarik sebuah rumus dalam silogisme, yaitu:
PM : Semua A = B
PK : C = A
K : C = B

Keterangan:
• PM : Premis Mayor (Premis Umum)
• PK : Premis Khusus (Premis Minor)
• K : Kesimpulan

2) Entimem

Entimem ialah silogisme dengan bentuk yang lebih singkat/ pendek. Rumus dari entimem ialah sebagai berikut.

K (C + B) lantaran PK (C + A).

Jika kita menggunakan pola dari silogisme di atas, maka entimem dari pola tersebut adalah:

Rizki harus menggunakan seragam abu-abu lantaran ia adalah siswa SMA.
  C       B                                                             C        A

Demikianlah klarifikasi detail mengenai pola pengembangan paragraf. Semoga klarifikasi tersebut sanggup bermanfaat bagi teman-teman semua. Terima kasih.


Sumber http://www.kelasindonesia.com