Prinsip-prinsip Supervisi Akademik – AsikBelajar.Com. Konsep dan tujuan supervisi akademik, sebagaimana dikemukakan oleh para pakar supervisi akademik di muka, memang tampak idealis bagi para praktisi supervisi akademik (kepala sekolah). Namun, memang demikianlah seharusnya kenyataan normatif konsep dasarnya. Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi problema dan hambatan dalam melakukan supervisi akademik. Adanya problema dan hambatan tersebut sedikit banyak bisa diatasi apabila dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik.
Akhir-akhir ini, beberapa literatur telah banyak mengungkapkan teori supervisi akademik sebagai landasan bagi setiap sikap supervisi akademik. Beberapa istilah, ibarat demokrasi (democratic), kerja kelompok (team effort), dan proses kelompok (group process) telah banyak dibahas dan dihubungkan dengan konsep supervisi akademik. Pembahasannya semata-mata untuk menawarkan kepada kita bahwa sikap supervisi akademik itu harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana supervisor sebagai atasan dan guru sebagai bawahan. Begitu pula dalam latar sistem persekolahan, keseluruhan anggota (guru) harus aktif berpartisipasi, bahkan sebaiknya sebagai prakarsa, dalam proses supervisi akademik, sedangkan supervisor merupakan bab darinya.
Semua ini merupakan prinsip-prinsip supervisi akademik modern yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah. Selain tersebut di atas, berikut ini ada beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor dalam melakukan supervisi akademik, yaitu sebagai berikut.
- Supervisi akademik harus bisa membuat hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait dengan kegiatan supervisi akademik. Oleh alasannya yaitu itu, dalam pelaksanaannya supervisor harus mempunyai sifat-sifat, ibarat sikap membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).
- Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi akademik bukan kiprah bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu kalau ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi akademik merupakan salah satu essential function dalam keseluruhan kegiatan sekolah (Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, 1973). Apabila guru telah berhasil membuatkan dirinya tidaklah berarti selesailah kiprah supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
- Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor dihentikan mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis yaitu aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan kegiatan akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Oleh alasannya yaitu itu, kegiatan supervisi akademik sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
- Program supervisi akademik harus integral dengan kegiatan pendidikan. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat majemuk sistem sikap dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem sikap tersebut antara lain berupa sistem sikap administratif, sistem sikap akademik, sistem sikap kesiswaan, sistem sikap pengembangan konseling, sistem sikap supervisi akademik (Alfonso, dkk., 1981). Antara satu sistem dengan sistem lainnya harus dilaksanakan secara integral. Dengan demikian, maka kegiatan supervisi akademik integral dengan kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini dibutuhkan hubungan yang baik dan serasi antara supervisor dengan semua pihak pelaksana kegiatan pendidikan (Dodd, 1972).
- Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus meliputi keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada pemfokusan pada aspek-aspek tertentu menurut hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada lain hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi guru, sebagaimana telah dijelaskan di muka.
- Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses pelaksanaan supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerjan guru, tetapi tujuannya bukan untuk mencari kesalahan-kesalahannya. Supervisi akademik akan membuatkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi.
- Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan kegiatan supervisi akademik harus obyektif. Objectivitas dalam penyusunan kegiatan berarti bahwa kegiatan supervisi akademik itu harus disusun menurut kebutuhan aktual pengembangan profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan kegiatan supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur seberapa kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Sumber https://www.asikbelajar.com