Raflesia (Rafflesia sp.) merupakan tumbuhan benalu obligat yang hidup dengan menyerap saripati makanan tumbuhan lain. Raflesia hidup merambat di jaringan dan tidak mempunyai daun sehingga tidak bisa melaksanakan fotosintesis. Raflesia tidak mempunyai daun, akar, dan batang sejati. Satu-satunya bab yang bisa dianggap tumbuhan hanya bab bunga. Tumbuhan ini tersebar di beberapa negara tropis ibarat Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Raflesia di Indonesia hanya ditemukan di Sumatera, tepatnya di daerah Taman Nasional Kerinci Seblat di Bengkulu. Indonesia mempunyai spesies rafelsia terbanyak dibandingkan negara lain. Raflesia paling populer ialah Raflessia arnoldii yang endemik di Indonesia dengan ukuran bunga sangat besar, bahkan dianggap sebagai yang paling besar di dunia tumbuhan. Rafflesia arnoldii dapat tumbuh mencapai diameter satu meter dengan berat 11 kilogram.
Penamaan Rafflesia arnoldii berasal dari nama seorang penemunya yaitu Thomas Stamford Raffles dan Dr. Joseph Arnold. Pada tahun 1818 Dr. Joseph Arnold mengikuti sebuah ekspedisi Raffles di pedalamanSungai Manna, Bengkulu Selatan. Dr. Joseph Arnold meninggal sehabis mengidap malaria selama ekspedisi tersebut berlangsung.
Penamaan Rafflesia arnoldii penuh dengan unsur ploitik. Karena bersama-sama inovasi Rafflesia arnoldii sebagai bunga terbesar di dunia ditemukan jauh 20 tahun sebelumnya oleh seorang penjelajah dari Perancis, Louis Augusete Deschamp yang berlayar ke Jawa pada periode ke-18. Saat Deschamp menepikan kapalnya di pantai Jawa, ia ditangkap oleh Pemerintah Belanda. Deschamp tidak dipenjara, melainkan disuruh untuk melaksanakan ekspedisi selama tiga tahun dari 1791-1794.
Tahun 1798 Deschamp kembali ke Perancis dengan buku dan semua koleksinya yang ditemukan selama ekspedisi. Namun ketika hingga di Selat Inggris, kapalnya ditahan dan semua koleksinya dirampas oleh tentara Kerajaan Inggris. Para mahir botani ketika itu percaya bahwa deschamp menemukan spesies tumbuhan yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Sebagai upaya untuk meningkatkan karisma Kerajaan Inggris dimata dunia, Kerajaan Inggris meminta yang harus mendeskripsikan dan menamakan spesies tersebut haruslah orang Inggris, bukan Belanda apalagi Perancis. Raffles yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Jendral di Bengkulu lalu menyuruh William Jack untuk mendeskripsikan spesies tersebut.
Banyak yang sering salah, bahwa antara bunga bangkai dan raflesia merupakan spesies yang berbeda meskipun keduanya sama-sama mempunyai aroma busuk. Bunga bangkai (Amorphophallus titanium) mempunyai morfologi yang jauh berbeda dan lebih tinggi. Bunga bangkai mempunyai daun dan akar sejati, bahkan mempunyai umbi akar dan masih satu famili dengan suwek. Aroma amis yang dikeluarkan kedua tumbuhan ini bertujuan untuk menarik serangga ibarat lalat untuk membantu melaksanakan penyerbukan.
Sumber https://phinemo.com