Cerita Rakyat Timun Mas Singkat & Jelas - Timun mas merupakan kisah rakyat (folk) yang berasal dari jawa tengah, yang menceritakan seorang janda renta yang ingin mempunyai anak. Namun alasannya ialah ia janda tentu saja hal tersebut sulit, hingga karenanya ia bertemu dengan raksasa yang akan memberikannya anak melalui buah timun dengan syarat bahwa ketika sudah cukup umur anak tersebut harus dikembalikan kepada raksasa.
Meski berat bagi janda renta itu, namun alasannya ialah keinginannya yang berpengaruh ia menyetujui perjanjian tersebut. Berikut kisah lengkapya yang diceritakan kembali oleh kelasindonesia.com
TIMUN MAS
Suatu kisah, hiduplah seorang janda yang sering dipanggil Mbok Sirni di sebuah desa di tempat Jawa Tengah. Mbok Sirni sudah tua, sejak ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal beberapa tahun lalu, hidupnya makin kesepian, terlebih ia hanya seorang diri, selama berkeluarga mereka belum dikaruniai anak. Mbok Sirni sangat menginginkan kehadiran sesosok anak yang sanggup meneamninya, menghilangkan rasa jenuh, mencurahkan isi hati, membantunya, dan melaksanakan hal lain. Setiap hari Mbok Sirni tak hentinya berdoa, mengharap kepada Yang Mahakuasa biar memberikannya seorang anak, meski ia tau bagaimana ia sanggup mempunyai anak sedangkan suaminya telah meninggal, dan ia sudah tua.
Namun, Mbok Sirni tak pernah berhenti berdoa, dengan sangat mengharapkan keajaiban tiba dari doa-doanya yang ia panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa terwujud. Setiap hari, Mbok Sirni pergi mengumpulkan kayu bakar yang sanggup dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keinginannnya untuk mempunyai anak salah satunya ialah sanggup membantunya bekerja. Suatu hari, Mbok Sirni masuk ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar alasannya ialah di sakitar rumahnya sudah tidak ditemukan lagi ranting- ranting pohon yang jatuh.
Hingga pada suatu sore ketika ia sedang mengumpulkan kayu bakar di dalam hutan terdengar bunyi besar yang di dalam hutan berbicara padanya.
“hem, Ya Allah, berilah saya anak biar sanggup membantuku, saya lelah”, ucap Mbok Sirni ketika duduk di bawah pohon di dala hutan alasannya ialah kelelahan mencari kayu bakar.
Tiba-tiba terdengar bunyi raksasa...
“buahhaahahaahhhaaaaa......, hei manusia, apa yang kamu lakukan disini???”, ungkap raksasa itu.
“si..si.. siapa kau??? tunjukkan rupamu!”, jawab Mbok Sirni.
“hahaha, saya ialah penguasa hutan ini... apa yang kamu lakukan di sini hei manusia?”, kata raksasa.
“aku hanya mencari ranting-ranting pohon untuk di jadikan kayu bakar. Biarkan saya mengambil ranting-ranting pohon ini dan saya akan segera pergi”, kata Mbok Sirni.
“hehehembuahahahaha..... kamu harus menyerahkan anak dulu gres kamu boleh pergi”, kata raksasa.
“aku tidak mempunyai anak, saya seorang janda tua. Suamiku telah meniggal dunia, bagaimana saya sanggup mempunyai anak”, ungkap Mbok Sirni sedih.
Kemudian, raksasa itu tiba kepadanya dan menunjukkan biji mentimun kepada Mbok Sirni.
“Wahai manusia, tanamlah biji mentimun ini di halaman rumahmu. Ini bukanlah mentimun biasa, kamu akan mendapat anak dengan menanam mentimun ini sesudah dua minggu. Tapi ingat, sesudah anak yang kamu dapatkan berusia enam tahu, maka kamu hars mengembalikan anak ini padaku, apa kamu setuju?”,
Perasaan takut, bingung, dan bangga bercampur aduk dalam diri Mbok Sirni, dan ia pun karenanya menyetujui perjanjiannya dengan raksasa itu. Kemudian, Mbok Sirni pun karenanya pulang, dan tak sabar untuk segera menanam biji mentimun di halaman rumah, perasaan gembiranya alasannya ialah akan mempunyai anak ibarat yang dijanjikan oleh raksasa, membuatnya lupa akan lelah yang dideritanya.
Mbok Sirni senantiasa merawat flora timun dari biji yang diberikan oleh raksasa hutan. Ternyata benar, mentimun-mentimun yang tumbuh mempunyai ukuran yang super sekali, ukurannya begitu besar. Mbok Sirni sangat bahagia dengan melihat flora mentimun di depan halamannya. Setelah dua minggu, Mbok Sirni teringat akad yang dikatakan oleh raksasa hutan bahwa ia akan memilii anak di dalam timun. Segera saja Mbok Sirni mengambil timun yang paling besar dan berwarna keemasan. dengan hati-hati Mbok Sirni membuka timun itu, dan walhasil, ternyata benar didapatinya seorang bayi yang manis jelita di dalam timun itu, dan diberi nama Timun emas.
Kegembiraan menyelimuti hari-hari Mbok Sirni, karenanya harapannya terwujud, ia mempunyai seorang anak. Dengan bangga Mbok Sirni merawat Timun Emas, singkat kisah hingga tak terasa bahwa kini Timun Emas telah berumur enam tahun. Mbok Sirni teringat perjanjiannya dengan raksasa hutan. Ia merasa sangat khawatir akan keselamatan Timun Emas. Mbok Sirni memikirkan bagaimana biar Raksasa itu tidak mengambil Timun Emas, alasannya ialah Mbok Sirni sangat sayang dengannya,
Akhirnya hari itu datang, raksasa hutan tiba menagih perjanjian yang dibentuk dengan Mbok Sirni...
“Buhahahhahahhaaaa......hey manusia, saya tiba menagih janjimu. Kembalikan anak yang sudah kamu dapatkan dari biji yang ku berikan! saya akan menyantapnya,” ungkap raksasa.
“Wahai raksasa, maafkan aku. Aku tidak memberinya makan yang baik, hingga beliau dia tak punya cukup daging untuk kamu makan. Berilah saya waktu hingga ia berumur tujuh belas tahun, biar beliau mempunyai badan dengan banyak daging”, ungkap Mbok Sirni kepada raksasa.
Raksasa pun menyetujui perjanjian gres yang telah dibuatnya dengan Mbok Sirni.
Tahun- tahun terasa amat cepat baginya, hingga sampailah timun emas berumur tujuh belas tahun. Mbok sirni kembali teringat janjinya dengan raksasa hutan, setiap hari Mbok Sirni mencemaskan akan keselamatan Timun Emas, alasannya ialah Raksasa hutan akan tiba lagi dan memintanya. Mbok Sirni pun menceritakan kisah perjajiannya dengan raksasa kepada timun emas. Untuk melawan raksasa hutan, mbok sirni pergi ke gunung menemui pertapa.
Akhirnya, Mbok Sirni pun pergi menemui petapa. Mbok Sirni menjelaskan maksud kedatangannya kepada sang petapa, dan karenanya petapa itu menunjukkan empat bungkusan untuk melawan raksasa hutan. empat bungkusan tersebut berisi jarum, garam, terasi, dan juga biji mentimun. Mbok Sirni kembali ke rumah dan menjelaskan apa yang ia dapatkan dari pertapa gunung kepada Timun EMas.
The day has come, raksasa hutan kembali tiba menagih janjinya kepada Mbok Sirni. Mbok Sirni menyuruh timun mas utuk melarikan diri melalui pintu belakang, semenatara ia akan mengecoh raksasa hutan. Tak lupa, Mbok Sirni menunjukkan empat bungkusan yang diperolehnya dari petapa gunung dan menjelaskan pemkaiannya kepada Timun Mas.
“ uhahahhahhaa..... Hey manusia!!! Sudah usang sekali saya menunggu, saya tidak akan memberimu waktu lagi, mana anak yang kamu dapatkan dari menanam biji timun yang ku berikan??? ayo berikan padaku, saya sudah sangat ingin menyantapnya”.
“ wahai raksasa, mengapa kamu tidak memakanku saja, anakku masih kecil. tolong jangan ambil “, jawab Mbok Sirni sembari menangis.
“aku mau anak itu, buka dirimu, mana anak itu”, ungkap raksasa.
Mbok Sirni mencoba mengkecoh raksasa hutan dengan tangisan, sementara Timun Emas melarikan diri melalui pintu belakang ibarat perintah ibunya. Namun sayang, Raksasa hutan itu melihat timun emas telah melarikan diri dari pintu belakang. dan kemuda mengejar timun emas. sementara Mbok sirni hanya menangis dan berdoa biar Tuhan menyelamatkan anaknya.
Timun emas berlari sekencang mungkin, namun langkah raksasa itu sangat lebar hingga menciptakan ia sangat dekat. Kemudian, Timun emas mengambil biji mentimun dari kantong yang diberikan pertapa kepada ibunya. Dilemparnya biji mentimun itu di belakangnya, dan ajaib, seketika saja timun itu tumbuh denngan cepat dan melilit raksasa. Langkah raksasa menjadi terhambat jawaban lilitan flora mentimun itu, namun raksasa berhasil keluar dari flora timun yang menjeratnya dan kembali mengejar timun Mas.
Timun emas berlari kencang, dan sangat ketakutan alasannya ialah raksasa berhasil mengejarnya. Kemudian ia mengambil jarum dari kantung yang kedua, dan seketika jarum-jarum itu tumbuh menjadi pohon berduri. seketika saja, kaki raksasa yang menginjak pohon berduri itu kesakitan dan mengeluarkan darah. Dengan menahan rasa sakit, raksasa itu tetap mengejar timun emas.
Timun emas masih mempunyai dua kantung berisi garam dan terasi, ia mengambil garam dari kantung yang ketiga dan melemparkannya ke arah belakang. Seketika saja hutan bermetamorfosis lautan. namun, raksasa masih sanggup dengan gampang melewatinya. Timun emas khawatir kantong-kantong ini tidak bekerja, alasannya ialah raksasa masih saja sanggup lolos dan mengejarnya. Hanya terasi yang tersisa dari kantong terakhir, timun emas melemparkannya ke arah raksasa, dan kemudian terbentuk lautan lumpur dan mendidih. Raksasa itu dengan percaya diri tidak akan terjebak dengan hal yang sama. Ia melewati lautan lumpur itu, namun ternyata terasi yang diberikan dari pertapa itu mengubah daratan menjadi lumpur hisap. Raksasa terisap ke dalamnya, semakin ia meronta, semakin cepat isapan lumpur itu. Akhirnya seluruh tubuhnya karam dan raksasa hutan itu menghilang tertelan lumpur.
Timun emas bahagia dan bersyukur alasannya ialah selamat dari kejaran raksasa hutan. Kemudian, ia kembali ke rumah ibunya. Mbok Sirni amat bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa dikarenakan telah menyelamatkan hidup anaknya dari kejaran raksasa hutan. Hingga karenanya ia mempunyai anak yang menemaninya, dan mereka pun hidup damai.
Sumber http://www.kelasindonesia.com