Friday, March 9, 2018

√ Tersesat Di Hutan Tak Perlu Khawatir Selama Ada 7 Flora Ini


Sebagian besar masyarakat indonesia menentukan daerah wisata alam untuk sejenak beristirahat dari rutinitas harian yang sangat padat. Hutanatau gunung menjadi salah satu daerah yang tak pernah sepi peminat. Banyak yang menganggap hutan dan gunung yaitu daerah paling sempurna untuk merenung, menenangkan diri, dan menjauh dari hiruk pikuk perkotaan.





Camping yaitu acara yang sering dilakukan ketika mengunjungi hutan. Mengingat lokasi hutan berada jauh dari keramaian warga, ketika camping di hutan atau gunung diharapkan persiapan yang matang untuk menghindari hal-hal tak terduga mirip kehabisan makanan atau bahkan tersesat. Jika kemungkinan jelek tersebut terjadi, tak perlu panik alasannya hutan dan gunung mempunyai aneka macam jenis flora yang sanggup menolongmu. Berikut disajikan daftar flora yang sanggup menolongmu ketika tersesat di hutan.





1. Lumut (Bryophyta)





Saat tersesat di hutan dan tak sanggup menentukan arah
karena cahaya matahari terhalang oleh pepohonan, kau sanggup memanfaatkan lumut.
Lumut selalu tumbuh berlawanan dengan arah matahari terbit. Jika matahari
terbit dari timur, maka lumut akan selalu tumbuh dari arah barat.





2. Senggani (Melastoma polyantum)





Memiliki beberapa nama lokal mirip Senggani
(Jawa), Harendong Gede (Sunda). Senggani merupakan flora yang sering
dijumpai di hutan tropis mirip Indonesia. Buah senggani yang sudah matang dan
berwarna merah sanggup dimakan, rasanya sedikit asam dan manis. Memiliki tekstur
seperti semangka dengan kandungan air yang sangat banyak. Bagian daun
mengandung tannin, flavonoid, dan saponin sanggup dipakai untuk mengobati
diare, sariawan, radang usus, sampai keputihan pada wanita.





3. Sentolang (Garcinia forbesii)





Sentolang atau disebut juga mundar masih berkerabat
dekat dengan manggis. Banyak ditemui di hutan tropis di Kalimantan, Sumatera,
dan Jawa. Bentuknya bundar dengan warna merah dan kulit buah yang keras. Rasanya
asam anggun mirip buah manggis dengan kandungan air yang tinggi. Jika terlalu
masak buah sentolang akan berasa sangat asam.





4. Lampeni (Ardisia elliptica)





Lampeni masih berkerabat bersahabat dengan suku
jambu-jambuan. Banyak ditemui di hutan Pulau Jawa, dari dataran rendah hingga
pegunungan. Buah, daun, bunga, mauoun bijinya sanggup di konsumsi. Buah berukuran
kecil dengan warna ungu atau hitam jikalau sudah masak. Rasa buah perpaduan antara
manis, asam, dan sepah di lidah. Pohonnya berupa semak perdu dengan ketinggian
mencapai lima meter, dan terlihat mencolok dengan buahnya yang berwarna hitam.





5. Kelampai/Tapos (Elateriospermum tapos)





Masyarakat lokal menyebutnya dengan kalampai, namun
di Indonesia secara umum disebut tapos. Banyak ditemukan acak-acakan di tanah.
Buah berbentuk lonjong berwarna kecoklatan. Memiliki knadungan karbohidrat yang
cukup tinggi, sehingga sanggup menjadi alternatif ketika persediaan beras habis.
Rasanya mirip dengan biji nangka. Untuk mengkonsumsinya harus direbus terlebih
dulu.





6. Jambu tangkalak (Bellucia pentamera)





Jambu tangkalak mempunyai beberapa nama seperti
harendong raja, jamolok, harendong. Jambu tangkalak mempunyai bentuk buah
berbentuk bulat, kurang beraroma, dengan warna kuning gading jikalau telah matang.
Rasanya sedikit anggun dan asam mirip jambu biji. Banyak di jumpai di
hutan-hutan Pulau Jawa. Di Bogor, daun jambu tengkalak dipakai sebagai
pembungkus makanan ketika program kenduri dan kayunya dipakai untuk kayu bakar.





7. Arbei (Morus indica)





Arbei atau disebut juga mulberi mempunyai bentuk
menyerupai anggur dengan ukuran sangat kecil. Warna buah putih ketika muda,
kemudian berangsur berkembang menjadi merah kemudian ungu atau hitam ketika matang.
Rasanya sangat anggun jikalau sudah matang. Mengandung banyak kandungan nutrisi
sehingga sering dimanfaatkan sebagai obat untuk aneka macam penyakit. Di hutan
atau gunung, arbei yaitu makanan bagi satwa herbivore mirip monyet dan
beberapa jenis burung.



Sumber https://phinemo.com