Tuesday, April 24, 2018

√ Syafakallah, Syafakillah, Syafahallah, Dan Syafahullah, Apa Artinya?

Arti Syafakallah, Syafakillah, Syafahallah, dan Syafahullah – Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah. Saya perhatikan, semakin hari semangat keberagamaan kita semakin meningkat. Dimulai dari cara berpakaian sampaipun pada status facebook.


Mungkin teman-teman sering mendapat ucapan ‘syafakallah’ atau ‘syafakillah’ dari orang lain dikala sedang sakit. Pertanyaannya kemudian, apa perbedaan syafakallah dan syafakillah? atau lebih jauhnya lagi, apa arti syafahallah dan syafahullah?


Mari kita bahas 🙂



Arti Syafakallah, Syafakillah, Syafahullah, dan Syafahallah


 semakin hari semangat keberagamaan kita semakin meningkat √ Syafakallah, Syafakillah, Syafahallah, dan Syafahullah, Apa Artinya?


Pertama, arti dari syafakallah dan syafakillah adalah semoga Allah menyembuhkan kamu. Perbedaannya terletak pada penggunakan kata ‘ka’ dan ‘ki’ yang jikalau dalam bahasa Arab, ‘ka’ diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan ‘ki’ diperuntukkan bagi perempuan.


Jadi …



  • Syafakallah: semoga Allah menyembuhkan kau (laki-laki)

  • Syafakillah: semoga Allah menyembuhkan kau (perempuan)


Lalu bagaimana dengan syafahallah dan syafahullah? arti dari dua kata tersebut masih sama, perbedaannya terletak pada di mana orang yang sedang sakit itu berada dikala doa itu disebutkan.


Bila ‘ka’ dan ‘ki’ diucapkan untuk orang kedua, yang itu berarti untuk orang yang sedang menjadi lawan bicara, ‘hu’ dan ‘ha’ diucapkan untuk orang ketiga yang dapat jadi tidak sedang berada di daerah secara pribadi denganmu.



  • Syafahullah: semoga Allah menyembuhkannya (laki-laki)

  • Syafahallah: semoga Allah menyembuhkannya (perempuan)


Contohnya begini: kau sedang mengadakan reuni dengan teman-teman Sekolah Menengan Atas di sebuah tempat. Hampir semua alumni hadir di sana kecuali satu orang yang berjulukan Andi.


Lantas kau bertanya penasaran, “Eh, si Andi ke mana? Kok gak kelihatan?”


“Katanya dia sakit.” salah seorang temanmu menjawab.


“Oh, syafahullah.”


***


Adapun ungkapan lengkap dari doa di atas ialah syafakallah / syafakillah / syafahullah / syafahallah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba’dahu saqaman yang artinya semoga Allah menyembuhkan kau secepatnya dengan kesembuhan yang tiada lagi sakit setelahnya.




Ungkapan atau doa di atas merupakan sesuatu yang baik. Tapi perlu digaris bawahi, ungkapan syafakallahsyafakillah, syafahullah, dan syafahallah adalah ungkapan doa yang tergolong sebagai ungkapan sehari-hari. Maksud saya, ada doa untuk orang sakit lain yang diajarkan oleh Rasulullah saw.


Bagaimana doanya?


Doa untuk Orang Sakit


Doa untuk Orang Sakit 1


 semakin hari semangat keberagamaan kita semakin meningkat √ Syafakallah, Syafakillah, Syafahallah, dan Syafahullah, Apa Artinya?


Kalau ditransliterasikan, karenanya begini: Allahumma rabbannaas adzhibil ba’tsa, rabbinnaasi isyfi wa antassyafii laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughaadiru saqaman.


Artinya: Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah kesusahan. Engkaulah Dzat penyembuh, tiada kesembuhan kecuali dariMu, kesembuhan yang tiada meninggalkan penyakit sama sekali.


Doa untuk Orang Sakit 2


 semakin hari semangat keberagamaan kita semakin meningkat √ Syafakallah, Syafakillah, Syafahallah, dan Syafahullah, Apa Artinya?


Ada doa yang lebih sederhana daripada doa di atas dan Rasulullah saw. pun mengajarkannya menyerupai tersabda di dalam salah satu haditsnya,


“Apabila ia mengunjungi orang yang sakit, ia berkata, ‘Laa ba’-sa thahuurun Insyaa Allaah’” (HR. Bukhari)


Laa ba’-sa thahuurun insyaa Allah: Tidak mengapa, semoga sakitmu ini menciptakan dosamu bersih, in syaa Allah.




Begitulah. Rasulullah saw. ialah suri tauladan yang baik. Beliau mencontohkan ungkapan doa yang tidak hanya mengharapkan kesembuhan dari Sang Maha Penyembuh, tetapi sekaligus memujiNya dengan ungkapan “Engkau ialah Dzat Penyembuh.”


Setelah kita mengetahui doa atau ungkapan yang baik untuk orang sakit, kiranya kita juga perlu untuk mengetahui adab-adab yang diajarkan oleh Rasulullah saw. dikala menjenguk seseorang.


Adab Menjenguk Orang Sakit



Berikut ini ialah hal-hal yang perlu kita perhatikan dikala menjenguk orang sakit, semoga tujuan dari perbuatan baik kita tidak sia-sia atau malah menciptakan orang yang dijenguk merasa jengkel. he he.



  1. Niatkanlah semua lantaran Allah dan mengikuti teladan Rasulullah

  2. Memberikan nasehat dan perkataan-perkataan yang baik, terutama perihal kesabaran

  3. Memegang tangan (bila mahram) dan duduk di sebelah kanan orang yang sakit

  4. Menanyakan apabila ada hal-hal yang perlu kau bantu, dan jikalau kau mampu maka bantulah

  5. Tidak berlama-lama mengobrol dalam menjenguk. Persingkatlah dan jangan menjenguk terlalu sering. Berikan waktu istirahat yang lebih banyak

  6. Doakanlah dengan doa yang baik-baik (seperti yang sudah dituliskan di atas)


Adapun perkara-perkara yang harus dihindari:



  1. Masuk ke ruangan dengan cara tidak sopan

  2. Berlama-lama dikala menjenguk

  3. Berbicara / mengobrol yang tidak penting

  4. Menjenguk di waktu-waktu istirahat (pagi sekali atau larut malam)

  5. Menakut-nakuti perihal penyakitnya


Keutamaan Menjenguk Orang Sakit



Sesama muslim bagaikan satu tubuh. Ketika saudara seiman kita, terlebih yang menjadi sahabat seperjuangan kita mengalami petaka sakit, maka sudah menjadi keharusan bagi kita untuk menjenguk dan mendoakannya, alasannya ialah Rasulullah saw. pernah bersabda:


“Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, ‘hak seorang muslim terhadap muslim lainnya itu ada enam; (1) Bila kau bertemu dengannya, ucapkanlah salam. (2) Bila ia mengundangmu, penuhilah undangannya. (3) Bila ia meminta nasehatmu, berilah dia nasehat. (4) Bila dia bersin mengucapkan ‘alhamdulillah’, maka doakanlah dengan mengucapkan ‘yarhamukallah’. (5) Bila ia sakit, jenguklah. (6) Bila ia meninggal, iringilah jenazahnya.'” [HR. Muslim]



Sampai di sini sudah jelas, betapa kemudian Rasulullah saw. mengajarkan kita sebagai ummatnya untuk tetap berkasih sayang pada siapapun, dan terlebih kepada sesama muslim. Ini ialah peluang ibadah horizontal atau habluminannas, yang akan mendapat pahala dari Allah swt. Namun, hendaknya niatkan semua ini semata-mata untuk ibadah dan mendekatkan diri pada Allah, bukan untuk mengharapkan pahala belaka.


Demikian  klarifikasi perihal arti syafakallah, syafakillah, syafahullah, dan syafahallah, ditambah sedikit klarifikasi perihal budpekerti dan keutamaan dikala menjenguk orang sakit. Semoga dapat bermanfaat.



Sumber https://satriabajahitam.com