Saturday, May 26, 2018

√ Menentukan Resort Sebagai Daerah Liburan, Tren Wisatawan Kekinian

 Villa terbesar kami maksimal hanya sanggup menampung  √ Memilih Resort Sebagai Tempat Liburan, Tren Wisatawan Kekinian

Living room di salah satu villa Hills Joglo Villa. Foto oleh Echi / Phinemo.com


“Pernah ada mahasiswa yang mau pesan 1 villa untuk 40 orang. Saya kaget dong. Villa terbesar kami maksimal hanya sanggup menampung 12 orang,” dongeng Nunki, CEO Hills Joglo Villa, Ungaran, Jawa Tengah.


Obrolan Nunki dengan Phinemo di atas jadi secuil contoh, bahwa masih ada saja yang tak paham mengenai konsep resort.


Baca ulasan perbedaan hotel dan resort dengan klik di sini.


Resort yakni tempat yang menyediakan ruang privasi dan aneka kemudahan relaksasi bagi tamunya. Biasanya memperlihatkan view alam yang indah. Demikian yang tertulis di Wikipedia.


Nungki membenarkan bahwa resort memang harus mengakibatkan privasi tamu sebagai salah satu penawaran utama. Selain itu dirinya menjelaskan, resorts tak sekadar jadi tempat untuk tidur. 


“Saat itu, mahasiswa yang memesan villa di tempat kami tetap ngotot, katanya tak problem tidur lesehan atau apapun. Ya boleh saja sebetulnya, tapi saya harus berikan hitam di atas putih, perjanjian tak akan protes kalau kemudahan tidak maksimal.”


Dalam obrolannya bersama Phinemo, Nunki beberapa kali menekankan bahwa kenyamanan tamu di atas segalanya.


“Memang ada beberapa jenis resort, tapi di resort heritage menyerupai kami, tak sanggup kami memenuhi pesanan menyerupai mahasiswa waktu itu. Lagipula, selain tak sanggup melayani dengan maksimal, kami juga takut villa kami mengalami kerusakan kalau over capacity.”


Di Hills Joglo Villa yang ia dan timnya kelola, terdapat total 9 villa. Panorama indah dan udara yang segar alasannya yakni lokasinya di daerah pedesaan, jadi salah satu hal yang mereka coba jual.


“Selain pemandangan indah, di sini kami coba tawarkan pada para tamu, utamanya wisatawan mancanegara, untuk mencicipi kearifan lokal menyerupai meracik jamu, atau bahkan membajak sawah. Kami punya sawah sendiri di belakang untuk itu.”


 Villa terbesar kami maksimal hanya sanggup menampung  √ Memilih Resort Sebagai Tempat Liburan, Tren Wisatawan Kekinian

Kangkung balacan, salah satu hidangan yang ditawarkan di restoran Hills Joglo VIlla. Foto oleh Echi / Phinemo.com


TripAdvisor, website yang berisi ulasan hotel, resort dan atraksi wisata seluruh dunia, melalui TripBarometer, pernah mengadakan survei pada 44.000 wisatawan di aneka macam negara pada tahun lalu. Salah satu kesudahannya adalah, secara global, 47% wisatawan menyatakan bahwa mereka mengunjungi destinasi alasannya yakni keunikan budaya dari tempat tersebut. Dan juga, 1 dari 5 wisatawan (21%) menentukan destinasi alasannya yakni hotel atau resort mengatakan penawaran atau paket khusus.


Bisa dibilang, wisatawan kala kekinian tak sekadar menentukan destinasi maupun tempat menginap dari sekadar indah tidaknya tempat tersebut. Apalagi sekadar murah. Bahkan masih dari survei yang sama, wisatawan di seluruh dunia bersedia mengeluarkan biaya lebih banyak dibandingkan biaya yang mereka keluarkan sebelumnya. Disebutkan bahwa 31% responden menyatakan bahwa mereka akan mengeluarkan biaya lebih banyak untuk wisata alasannya yakni mereka sadar bahwa itu penting untuk kesehatan dan kesejahteraan.


“Sekarang orang melihat resort tak cuma untuk tempat tidur, tapi memang sudah jadi salah satu destinasi. Bahkan di tempat kami rutin ada kunjungan dari penumpang kapal pesiar glamor yang merapat di Tanjung Emas Semarang. Mereka cuma 1-2 jam saja di sini, untuk kemudian lanjut ke tempat wisata di Jogja,” pungkas Nunki.


Memilih resort sebagai tempat liburan


 Villa terbesar kami maksimal hanya sanggup menampung  √ Memilih Resort Sebagai Tempat Liburan, Tren Wisatawan Kekinian

Suasana pagi di MesaStila Resort & Spa. Dokumentasi resmi MesaStila


Jenuh dengan rutinitas dan melepas penat jadi alasan utama banyak orang -terutama para pekerja, untuk liburan. Dan nyatanya, beberapa penelitian menunjukan bahwa orang yang rutin liburan pada simpulan pekan atau mengambil cuti sejenak, mempunyai produktivitas lebih tinggi dibanding pekerja lain yang hanya menentukan tidur di simpulan pekan.


Baca ulasan lengkap mengenai manfaat aktual traveling berdasar penelitian dengan klik di sini.


Hal di atas nampaknya juga dilihat para pelaku industri resort.


Sugeng Sugiantoro, General Manager MesaStila Resort & Spa, Magelang, menjelaskan bahwa resortnya memperlihatkan paket lengkap untuk relaksasi dan rekreasi tamu.


“Kearifan lokal jadi salah satu favorit tamu-tamu kami. Kami memperlihatkan acara pencak silat, menciptakan janur, berguru gamelan, mencicip jamu lokal, sampai melihat proses panen dan pengolahan biji kopi di tengah kebun kopi milik kami.”


Sugeng menjelaskan, mengenalkan dan mempromosikan resortnya semenjak awal berdiri pada tahun 2004 merupakan tantangan tersendiri.


“Lokasi kami kan jauh dari mana-mana. Jauh dari bandara, stasiun, sampai tempat wisata. Berjalannya waktu, kami menemukan bahwa justru itu yang dicari wisatawan. Mereka ingin tempat tenang, jauh dari hiruk pikuk kota, dan memperlihatkan acara rekreasi,” ungkap Sugeng.


MesaStila Resort & Spa mempunyai kemudahan Hammam Spa, spa ala Turki satu-satunya di Indonesia. Itu yang Sugeng sebutkan sebagai salah satu ‘senjata’ utama tempatnya.


“Hammam Spa merupakan salah satu kemudahan utama kami. Selain itu, resort kami berada di tengah kebun kopi yang sangat luas. Ini kan unik di Indonesia,” terang Sugeng.


Jika Kamu berpikir bahwa hanya wisatawan mancanegara saja yang tertarik dengan hal tersebut, Kamu salah. Realitanya, secara umum dikuasai tamu di MesaStila Resort & Spa justru orang lokal.


 Villa terbesar kami maksimal hanya sanggup menampung  √ Memilih Resort Sebagai Tempat Liburan, Tren Wisatawan Kekinian

Coffee Plantation Tour. Dokumentasi resmi MesaStila Resort & Spa


“Dulu memang secara umum dikuasai tamu dari mancanegara. Tapi kini 55% dari Indonesia, 45%-nya dari mancanegara. Tak harus menginap, orang juga sanggup hanya makan di restoran kami, atau mencoba ‘Coffee Plantation Tour’, tur keliling kebun kopi selama 1 jam, nanti sanggup melihat dan mencicip kopi juga di tengah kebun,” Sugeng menjelaskan.


Senada dengan Sugeng, Pina Budiarti, Ass. Manager Marketing Susan Spa & Resort, Kabupaten Semarang, mengamini bahwa kini orang-orang memandang resort tak sekadar sebagai tempat menginap. 


“Tiap Sabtu, Minggu dan hari libur, air bak kami hangatkan. Selain itu, jacuzzi dan sauna cewek sama pemuda kita pisahkan. Ditambah kami juga memiliki Sky Garden. Susan Spa & Resort ingin jadi sentra rekreasi keluarga, panorama dan kuliner. Orang-orang tak harus menginap di resort kami, tapi sanggup menikmati aktivitas-aktivitas lain.”


 Villa terbesar kami maksimal hanya sanggup menampung  √ Memilih Resort Sebagai Tempat Liburan, Tren Wisatawan Kekinian

La Kana Chapel di Susan Spa & Resort. Foto oleh Echi / Phinemo.com


Pina berpendapat, panorama bagus itu hanya syarat dasar sebuah tempat menyandang nama ‘resort’.


“Pemandangan bagus itu pasti. Orang yang menginap di resort niscaya berekspektasi ketika membuka jendela kamar sesudah berdiri tidur, yang dilihatnya yakni alam yang indah.”


Bangunan Susan Spa & Resort mengusung konsep luxury minimalis dengan suasana yang homey. Dan juga, disebut Pina dibangun di lokasi yang nyaris tepat alasannya yakni sanggup menyaksikan 9 gunung sekaligus, juga pengunjung sanggup menyaksikan momen sunrise dan sunset dengan sama bagusnya.


“Jika ingin yang praktis, sanggup pilih hotel. Tapi kalau ingin istirahat dan menerima pengalaman liburan, resort kini sanggup dan telah siap jadi pilihan destinasi,” pungkas Pina.



Sumber https://phinemo.com