Thursday, July 12, 2018

√ Pengertian, Teladan Paragraf Narasi, Beserta Ciri Dan Jenisnya

Pengertian, Contoh Paragraf Narasi, Beserta Ciri dan Jenisnya (Narasi Sugestif dan Ekspositoris) - Berdasarkan urutan waktu yang runtut. Paragraf ini bertujuan untuk menceritakan sesuatu atau untuk menghibur dengan memperlihatkan pengalaman estetis kepada pembacanya.

Cerita yang disampaikan dalam paragraf ini boleh merupakan kisah yang benar-benar terjadi (fiksi) ataupun kisah yang berupa karangan atau imajinasi (non fiksi). Paragraf narasi banyak ditemukan di dalam novel, roman, cerpen, drama dan biografi.

 

Ciri-Ciri Paragraf Narasi


1. Berupa kisah wacana insiden atau pengalaman penulis.
2. Paragraf narasi menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
3. Dirangkai dalam urutan waktu secara kronologis dan terang dimana bab orientation, titik puncak dan resolution.
6. Memiliki unsur-unsur utama sepert tokoh, latar, konflik dan sudut pandang pengarang.
7. Biasanya terdapat cukup banyak kalimat eksklusif di dalam paragraf.
8. Memiliki nilai estetika. Di dalam paragraf narasi penulis sanggup lebih membebaskan fikiran dan lebih kreatif dalam memilih diksi. Selain itu gaya penyusunan kalimat juga mempengaruhi paragraf narasi tersebut.

 

Contoh Paragraf Narasi


Pukul dua pagi tiba-tiba saya terbangun alasannya yaitu saya mendengar bunyi yang tidak lazim berasal dari dapur rumahku. Saat itu saya resah dan takut alasannya yaitu semua keluargaku sedang pergi ke rumah nenek dan saya memang sengaja tidak ikut alasannya yaitu ada komitmen dengan temanku keesokan harinya. Pada awalnya saya mencoba untuk tidak menghiraukan bunyi tersebut. Aku menutup kepalaku dengan sebuah bantal. Aku kira apa yang saya lakukan tersebut berhasil. Namun “Pranggg” saya mendengar bunyi piring yang jatuh. Aku pun tidak tahan lagi dengan itu semua. Segera saya bangun dari daerah tidurku dan ku ambil tongkat pemukul bola baseball di samping ranjangku. Lalu saya menghela nafas dalam-dalam dan memberanikan diriku untuk pergi ke dapur. Semakin saya mendekati dapur, bunyi tersebut semakin terdengar jelas. Aku pun semakin ketakutan. Keringat di tubuhku semakin deras dan detak jantungku semakin hebat. Ketika saya hingga di depan pintu dapur, saya melihat sebuah bayangan yang agak besar di tembok yang ada di depanku. Nyaliku pun semakin menciut. Aku melangkahkan kakiku untuk menjauh dan ketika saya akan pergi dari temapat itu. Sosok itu pun menyergapku dari belakang. Dia menumbur belakang kakiku dan menciptakan saya terjatuh. Aku tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan ketika itu alasannya yaitu seluruh badanku lemas. Aku sempat berfikir untuk akal-akalan pingsan. Namun ketika itu juga saya mendengar bunyi “Meong, meong” dan ternyata yang menabrakku dan menciptakan keributan dini hari itu yaitu seekor kucing. Aku kesal dengan kucing itu tapi saya pun sedikit lega bahwa sosok itu yaitu bayangan seekor kucing.

Advertisement

 

Jenis-Jenis Paragraf Narasi


Menurut jenis ceritanya, paragraf narasi dibedakan menjadi dua jenis paragraf, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.

1. Narasi Ekspositoris

Paragraf ini yaitu jenis narasi yang menceritakan rangkaian perbuatan yang disampaikan dengan sangat informatif sehingga pembaca mengetahui dengan terang bagaimana kisah tersebut berlangsung.

Paragraf ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan pembacanya wacana suatu kisah dan ditulis menurut insiden atau data yang sebenarnya. Biasanya, Paragraf ini menceritakan wacana kisah seseorang yang diceritakan dari awal kehidupannya hingga kematiannya. Paragraf ini juga tidak mempunyai unsur sugestif atau bersifat objektif. Narasi ekspositoris sanggup merupakan biography.

Contoh:

Anjar Nugraha lahir dari sebuah keluarga yang miskin pada tanggal 17 Januari 1993. Ayahnya hanyalah seorang buruh tani dan ibunya tidak bekerja. Meskipun ia anak yang miskin, Anjar mempunyai semangat yang besar untuk merubah nasibnya. Dia juga merupakan anak yang berilmu di sekolahnya. Anjar menempuh pendidikan dasarnya di SD Impress di sebuah desa terpencil. Pada umumnya, bawah umur di kampungnya eksklusif berkerja sesudah lulus dari sekolah dasar. Namun Anjar berbeda, ia mempunyai harapan yang berpengaruh untuk melanjutkan pendidikannya. Kemudian ia berguru di Sekolah Menengah Pertama N 30 yang letaknya jauh dari desanya. Anjar bahkan harus berjalan kaki selama 3 jam untuk hingga di sekolah. Walaupun ia tetap bersekolah, ia juga selalu membantu ayahnya untuk mendapat uang menyerupai berjualan dan menjadi kuli panggul di pasar. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama ia hampir tidak sanggup melanjutkan pendidikannya di SMA. Beruntung seorang gurunya mau menyekolahkannya di Sekolah Menengan Atas berkat keinginannya yang berpengaruh dan prestasi belajarnya. Setelah lulus dari Sekolah Menengan Atas ia mendapat beasisiwa untuk kuliah di Universitas Indonesia. Anjar merupakan mahasiswa yang aktif baik dalam hal pelajaran maupun organisasi. Kini Anjar Nugraha yang berasal dari desa terpencil dan miskin telah sukses berkat ketekunannya. Anjar telah menjadi salah satu guru besar di Universitas Indonesia. 

2. Narasi Sugestif

Paragraf ini merupakan narasi yang hanya mengisahkan suatu kisah hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi dari si pengarang. Jenis paragraf ini sanggup ditemukan pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.

Narasi ini selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi pembacanya alasannya yaitu tujuan yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap insiden seakan-akan pembaca berada atau terlibat di dalam kisah tersebut.

Contoh:

Patih Gajah Mada menghunuskan pedangnya ke arah Raden Perkoso. Melihat apa yang dilakukan Patih Gajah Mada, Raden Perkoso juga mengeluarkan pedang yang berada di punggungnya. Tanpa banyak bicara Patih Perkoso eksklusif berlari menuju Patih Gajah Mada. Lalu ia mengayunkan pedangnya ke arah kepala Patih Gajah Mada namun meleset. Patih Gajah Mada yang berhasil menghindar mencoba untuk menyerang balik Raden perkoso. Dia menerjang Raden Perkoso sempurna di dadanya. Raden Perkoso pun terpental dan pedangnya jatuh ke tanah. Dengan cepat Raden Perkoso bangun dan mengambil pedangnya kembali. Pertarungan antara 2 patih terhebat itu kembali berlangsung. Mereka saling serang selama 2 hari 2 malam hingga alhasil Patih Gajah Mada memenangkan pertarungan itu dan Patih Raden Perkoso tewas.

Sumber http://www.kelasindonesia.com