Friday, October 5, 2018

√ 2 Tanda-Tanda Alam Absurd Di Ketika Gerhana


Di ketika perhatian banyak orang hanya terfokus pada langit dan kondisi matahari ketika gerhana matahari total pagi tadi, ternyata ada tanda-tanda alam abnormal terdampak gerhana tersebut. Gejala abnormal ini pun jadi kajian untuk diteliti oleh ilmuan dan praktisi terkait.

Yang pertama yaitu tanda-tanda abnormal efek gerhana matahari pada pada satwa di habitat air. Ini terungkap di Taman Impian Jaya Ancol Rabu (9/3/2016), ketika dilakukan pengamatan dampak gerhana matahari total terhadap satwa yang yang berada di Ocean Dream Samudra. Pengamatan ini melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Peneliti Biodervitas dan Konservasi Sumber Daya Laut LIPI, Hagi Yulia Hugea mengatakan, ketika gerhana matahari total terjadi, ternyata sikap lumba-lumba berbeda. Menurutnya, binatang yang populer sebagai sahabat insan ini lebih membisu dibandingkan biasanya yang selalu lincah.

"Pengamatan tadi ternyata walaupun kondisi gerhana matahari total, masih terlihat aksara alamiah binatang untuk melindungi diri beliau merespons fenomena alam. Lumba-lumba itu nyaris beristirahat dan berdiam diri. Lebih banyak menyembunyikan di kolam," ujar Hagi Yulia, dilansir joss.today hari ini.

Hagi Mulia menjelaskan, lumba-lumba mencicipi ketakutan ketika gerhana matahari total tiba. Hewan mamalia maritim tersebut, kata dia, merasa abnormal mengalami perubahan dari siang ke malam yang mendadak.

"Karena beliau takut terjadi perubahan tiba-tiba  gelap. Apalagi daya gravitasi daya tarik bulan ke matahari yang memengaruhi insting hewan. Ternyata binatang juga takut," jelasnya.

Lanjutnya, terjadi juga sikap mencolok pada lumba-lumba lebih cenderung menyelam. Ini terjadi alasannya yaitu lumba-lumba  resah dengan fenomena alam yang terjadi mendadak.

"Paling lebih banyak didominasi beliau menyembunyikan diri. Dia jarang melompat. Tadi beliau enggak beraktivitas. Dia kebingungan, apakah ini sudah malam atau tidak, dan beliau resah antara tidur atau lompat," tandasnya.

Fenomena abnormal yang ada di ketika gerhana matahari, dilaporkan terjadi di kota Gorontalo. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat mendeteksi perubahan kecepatan angin selama terjadi Gerhana Matahari.

Saat sinar matahari tertutup bayangan bulan, Kecepatan angin melemah sampai setengah dari biasanya. Stasiun Klimatologi BMKG di bandar udara Jalaluddin Tantu memantau perubahan ini secara signifikan.

“Biasanya kecepatan angin normal pada jam 09.00-10.00 Wita berkisar antara 10-25 km per jam, kami memantau tadi kecepatannya melemah menjadi 10-15 km per jam pada jam yang sama” kata Fatuhri Syabani, Kepala s3ki Data dan Informasi BMKG Gorontalo.

Perubahan kecepatan ini merupakan efek penurunan suhu yang diakibatkan terhalangnya sinar matahari oleh banyangan bulan ke bumi.

BMKG mendeteksi suhu sempat turun ketika terjadinya gerhana, kemudian diikuti penurunan kecepatan angin.

Yang menarik, melemahnya kecepatan angin ini diikuti perubahan arah. Angin menyerupai “kebingungan” memilih arah pada ketika gerhana terjadi.

Kondisi suhu, kecepatan dan arah angin yang tidak lazim ini kembali normal sehabis Gerhana Matahari berakhir.


“Data lengkapnya masih kami analisa dulu untuk dilaporkan ke BMKG pusat, nanti hasil lengkapnya kami akan beritahu” ujar Fatuhri.

Demikian informasi di atas, sekian dan terimakasih.


Sumber http://www.pgrionline.com