Wednesday, October 24, 2018

√ Format Bos K-1 Rkas Excel Size: 16,9 Kb

Formulir BOS (Bantuan Operasional Sekolah) Format K1 merupakan formulir mengenai RKAS yang harus harus diisi oleh pihak sekolah dan dilaporkan ke tim BOS Kabupaten/Kota. Formulir dalam format BOS K1 ini harus ditandatangani oleh Komite sekolah, Kepala Sekolah dan juga Bendahara. Daripada repot menciptakan desain formulirnya saya sediakan Format dalam bentuk excel dengan ukuran 16,9 kb silakan baca lebih lanjut.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengisi formulir BOS K1 ini ialah Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah yang telah disusun dan dirancang oleh sekolah bersama tim RKAS.

 merupakan formulir mengenai RKAS yang harus harus diisi oleh pihak sekolah dan dilaporkan √ Format BOS K-1 RKAS Excel Size: 16,9 kb
Contoh Format BOS K-1 perihal RKAS

Dalam Formulir BOS K-1 ini yang harus disini ialah :


Data Utama Sekolah diantaranya adalah
  1. Nama Sekolah
  2. Kecamatan/Desa
  3. Kabupaten/Kota

SISA TAHUN LALU
PENDAPATAN RUTIN
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
BOS Pusat
BOS Provinsi
BOS Kabupaten/Kota

BANTUAN
Dana dekonsentrasi
Dana Tugas Pembantuan
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain (bantuan luar negeri/hibah)*

SUMBER PENDAPATAN LAINNYA
Sumbangan Orang Tua
Sumbangan Sukarela
Sumbangan Alumni
Pendapatan Lainnya
JML Penerimaan

PROGRAM SEKOLAH
Pengembangan Kompetensi Lulusan
Pengembangan standar isi
Pengembangan standar proses
Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
Pengembangan sarana dan prasaran sekolah
Pengembangan standar pengelolaan
Pengembangan standar pembiayaan
Pengembangan dan implementasi sistem penilaian

Ok, Langsung saja berikut pola Formulir atau Format BOS K1 RKAS dalam bentuk Excel Anda hanya tinggal mengisinya saja kemudian mengirimkan ke Tim BOS Kabupaten dan Kota.

Download Format BOS K-1 RKAS

Bagaimana cara Menyusun atau Membuat RKAS?

Berikut sanggup dijadikan acuan sekolah Anda dalam menciptakan atau merancang RKAS di masing-masing sekolah :

  1. Membentuk Tim Penyusun RKAS
    Pada bagain sebelumnya telah diuraikan perihal RKS dan Tim Penyusun RKS. Karena RKAS itu merupakan planning yang lebih rinci dalam satu tahunan dan merupakan pecahan yang tidak terpisahkan dari RKS, maka Tim Penyusun RKAS ialah juga tim Penyusun RKS. Oleh lantaran itu, di pecahan ini tidak akan dibahas lagi perihal tim tersebut. Hanya saja untuk melaksanakan penyusunan RKAS ini tim RKS harus menjabarkan lebih mendetail planning kerja untuk jangka waktu satu tahun.
  2. Melakukan Analisa Situasional Sekolah
    Pada garis besarnya ialah melaksanakan kajian terhadap situasi dan kondisi sekolah beserta lingkungan yang ada, baik ditinjau dari sisi geografis, demografis (termasuk jenjang pendidikan di bawah dan di atasnya), sosial masyarakat, ekonomi, input siswa, komponen-komponen sekolah, dan lainnya.

    Analisa ini pada pada dasarnya akan menemukan potret konkret sekolah dan lingkungan sekitar secara obyektif dalam bentuk profil sekolah.
  3. Menetapkan tujuan satu tahunan
    Rumusan tujuan satu tahunan (atau sering disebut juga dengan istilah tujuan situasional) ini merupakan klasifikasi lebih rinci, operasional, dan terukur dari tujuan empat tahunan. Oleh lantaran itu, tujuan di sini dihentikan berbeda atau menyimpang dari tujuan empat tahunan.

    Secara substansi tujuan tersebut lebih mentitikberakan kepada tujuan pencapaian standar nasional dalam banyak sekali aspek pendidikan. Tujuan harus menggambarkan mutu dan kuantitas berstandar nasional yang ingin dicapai, dan terukur biar gampang melaksanakan penilaian keberhasilannya.
  4. Melakukan identifikasi tantangan nyata
    Tantangan konkret ialah selisih antara kondisi konkret kini (saat sekolah melaksanakan analisis/evaluasi diri) dengan kondisi ideal yang di harapkan menurut tuntutan standar nasional pendidikan (SNP).

    Itulah sebabnya untuk memutuskan kondisi ketika ini, sekolah perlu melaksanakan penilaian diri didasarkan pada 8 (delapan ) SNP yaitu Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Penilaian dan Standar Pembiayaan

    Identifikasi tantangan konkret sanggup dilakukan dengan membandingkan antara kondisi yang diharapkan satu tahun ke depan dengan kondisi ketika ini. Untuk mengetahui kondisi ketika ini antara lain dengan memakai banyak sekali teknik/metode, contohnya dengan melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dengan melaksanakan penilaian diri akan menawarkan kinerja sekolah misalnya, pecahan yang mengalami perbaikan atau peningkatan, pecahan yang tetap, dan pecahan yang mengalami penurunan serta bagian-bagian yang belum memenuhi SNP.

    • Standar Lulusan
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar kelulusan, bidang akademik, aspek pencapaian KKM, hasilnya ialah sebagai berikut : Rata-rata nilai ketuntasan mencar ilmu kelompok mata pelajaran estetika yaitu mapel seni budaya : 6,00, , kondisi ideal yang diharapkan rata-rata nilai ketuntasan mencar ilmu kelompok mata pelajaran estetika yaitu mapel seni budaya ialah 8,00, maka besarnya tantangan konkret ialah 2,00.
    • Standar Isi
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar Isi diperoleh kondisi konkret Isi kurikulum yang dilaksanakan di sekolah terdiri dari 5 aspek, kondisi ideal mestinya Isi Kurikulum yang dilaksanakan
      sekolah terdiri dari 9 aspek maka besarnya tantangan konkret ialah pemenuhan 4 aspek.
    • Standar Proses
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar Proses diperoleh kondisi konkret jumlah guru yang menciptakan perencanaan pengembangan atau penyusunan silabus secara sendiri-sendiri dari semua mata pelajaran sebanyak: 50%. kondisi ideal mestinya jumlah guru yang menciptakan perencanaan pengembangan atau penyusunan silabus secara sendiri-sendiri dari semua mata pelajaran sebanyak 100% maka besarnya tantangan konkret ialah 50%.
    • Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan diperoleh kondisi konkret Jumlah guru mata pelajaran yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya dari keseluruhan guru yang ada adalah: 75%, kondisi ideal mestinya Jumlah guru mata pelajaran yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya dari keseluruhan guru yang ada adalah:100%, maka besarnya tantangan konkret ialah 25%.
    • Standar Sarana dan Prasarana
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar Sarana dan Prasarana diperoleh kondisi konkret Sarpras ruang pimpinan gres memenuhi standar minimal hingga tahun terakhir mencapai 75%, kondisi ideal mestinya sarpras ruang pimpinan telah memenuhi standar minimal hingga tahun terakhir mencapai 100%, maka besarnya tantangan konkret ialah 25%.
    • Standar Pengelolaan
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar Pengelolaan diperoleh kondisi konkret sekolah melaksanakan sosialisasi gres melibatkan 3 unsur: kondisi ideal mestinya sekolah melaksanakan sosialisasi melibatkan 6 unsur, maka besarnya tantangan konkret ialah menambah 3 unsur.
    • Standar Pembiayaan
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar Pembiayaan diperoleh kondisi konkret sekolah menyusun RKS dan RKAS yang di dalamnya memuat RAPBS dengan melibatkan stakeholders dan gres meliputi 6 unsur, kondisi ideal mestinya sekolah menyusun RKS dan RKAS yang di dalamnya memuat RAPBS dengan melibatkan stakeholders dan meliputi 10 unsur, maka besarnya tantangan nyatanya ialah menambah 4 unsur.
    • Standar Penilaian
      Misalnya menurut hasil penilaian diri sekolah untuk standar penilaian, komponen penilaian oleh pendidik, aspek pemanfaatan hasil penilaian, hasilnya ialah sebagai berikut : jumlah guru 30 orang, kondisi konkret di sekolah guru yang memanfaatkan hasil penilaian untuk memperbaiki proses pembelajaran ialah 15 orang, sedangkan kondisi idealnya mestinya semua guru memanfaatkan hasi penilaian untuk memperbaiki pembelajaran, maka tantangan nyatanya ialah 15 guru atau
      50 %.
    Selanjutnya, sekolah merumuskan banyak sekali alternatip pemecahan problem dari setiap permasalahan yang ada.

    Dari alternatife-alternatif pemecahan problem yang ada, Kepala sekolah tolong-menolong dengan unsur Tim Pengembang RKS serta Komite Sekolah, menyusun planning aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas perihal aspek-aspek yang ingin dicapai, aktivitas yang harus dilakukan, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan.

    Hal itu juga diharapkan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan memperoleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua penerima didik, baik secara moral maupun finansial.
  5. Menyusun planning biaya (besar dana, alokasi, sumber dana) Selanjutnya sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan satu tahun.
    Dalam menciptakan planning anggaran ini dari setiap besarnya alokasi dana harus dimasukkan asal semua sumber dana, contohnya dana dari rutin atau tempat (provinsi dan kabupaten/kota), dari pusat (BOS, block grant, dll), dari komite sekolah, atau dari sumber dana lainnya. Penyusunan planning anggaran ini dituangkan ke dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

    Dalam penyusunannya harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dari masing-masing pemberi dana. Sangat dimungkinkan suatu aktivitas didanai dengan subsidi silang dari banyak sekali pos atau sumber dana.
    Kegiatan-kegiatan yang memerlukan derma dari pusat harus dialokasikan sumber dana dari pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau bahkan daerah. Pada kurun otonomi tempat ini, maka
    sekolah dan tempat mempunyai kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan biaya pendidikan. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, maka setiap aktivitas harus nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam memilih besarnya dana yang diperlukan.
  6. Menyusun Strategi Pelaksanaan Program
    Perumusan atau penyusunan taktik pelaksanaan agenda ini lebih mengarah kepada kiat, cara, teknik, dan atau taktik yang jitu, efisien, efektif, dan feasibel untuk dilaksanakan.

    Cara di sini harus diubahsuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada agenda tersebut. Beberapa cara yang sanggup ditempuh contohnya dengan pembinaan atau workshop, seminar, lokakarya, temu alumni, kunjungan, in house training, matrikulasi, remedial, pengayaan, pendampingan, bimbingan teknis rutin, dan lainnya.

    Dalam perencanaan pelaksanaan harus mempertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas, dan sebagainya.
  7. Menyusun planning supervisi, pemantauan, dan evaluasi
    Sekolah merumuskan perihal planning supervisi, monitoring internal, dan penilaian internal sekolahnya oleh kepala sekolah dan tim yang dibuat sekolah.

    Harus dirumuskan planning supervisi yang akan dilakukan sekolah ke semua unsur sekolah, dirumuskan monitoring tiap aktivitas sekolah oleh tim, dan harus dirumuskan penilaian kinerja sekolah oleh tim.

    Oleh siapa dan kapan dilaksanakan harus dirumuskan secara terang selama kurun waktu satu tahun. Dengan demikian, sekolah sanggup memperbaiki kelemahan proses dan sanggup mengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan dalam kurun waktu satu tahun tersebut.

    Pada balasannya sekolah akan mengetahui agenda apa yang sanggup dicapai dan kapan suatu sasaran akan dicapai dengan pasti. Tanpa adanya langkah ini sekolah akan cenderung berjalan tanpa ada kejelasan dan kepastian. Lebih daripada itu, sekolah akan mempunyai daya tawar dengan pihak lain ketika berkepentingan untuk meningkatkan kemajuan sekolah.
  8. Membuat agenda pelaksanaan program

Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, selanjutnya sekolah merencanakan alokasi waktu per mingguan atau bulanan atau triwulanan dan seterusnya sesuai dengan karakteristik agenda yang bersangkutan. Fungsi utama dengan adanya penjadwalan ini untuk pegangan bagi para pelaksana agenda dan sekaligus mengontrol pelaksanaan tersebut.

  1. Profil sekolah
  2. SK Tim Penyusun RKS/RKAS
  3. Lainnya yang relevan.

Sedangkankan, cara menciptakan / menyusun RKS (Rencana Kerja Sekolah), langkah-langkah selengkapnya ialah sebagai berikut.

RKS pada umumnya dibuat pada awal tahun pertama untuk empat tahun mendatang dan harus memperhatikan kebutuhan sekolah, masyarakat serta sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Bagaimana Penyusunan RKS sanggup dilakukan oleh sekolah dengan urutan berikut :

Untuk menciptakan RKA sanggup dilihat pada susunan berikut :
  1. Membentuk Tim Penyusun RKS
  2. Analisis Lingkungan Strategis
  3. Menetapkan Visi, Misi, Tujuan
  4. Identifikasi Tantangan Nyata: membandingkan antara kondisi ideal (SNP) dengan kondisi konkret (saat ini) antara lain melalui EDS
  5. Perumusan Program Strategis untuk Pemenuhan SNP (Empat Tahunan)
  6. Perumusan Strategi Pencapaian Pemenuhan SNP (Empat Tahunan)
  7. Perumusan Hasil yang Diharapkan (Empat Tahunan)
  8. Penyusunan RKAS (Kegiatan Pemenuhan SNP Satu Tahunan)

Tiap RKS/RKAS harus dilampiri beberapa unsur sebagai berikut:

a.   Profil sekolah
b.  SK Tim Penyusun RKS/RKAS
c.   Lainnya yang relevan.

Ingin Lebih Praktis dalam mengelola dana BOS?
Simak Aplikasi Pengelolaan Dana BOS Update
Demikian, semoga bermanfaat.
Sumber http://www.excel-id.com/