Penemuan bangkai hiu tanpa sirip di perairan Raja Ampat pada Kamis (22/11/2018) seolah membuka mata kita bahwa regulasi dan peraturan mengenai perlindungan satwa dan destinasi wisata di Indonesia tidak sedang baik-baik saja.
Setelah ramai pemberitaan mengenai inovasi hampir 6 kg sampah plastik pada perut paus sperma di Wakatobi, inovasi bangkai hiu tanpa sirip ini juga menjadi perhatian kita bersama.
Temuan bangkai hiu tanpa sirip
Baca Juga: Potret Ini Tunjukkan Betapa Mengerikannya Dunia Bawah Laut
Bermula dari seorang pemandu wisata yang merupakan anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Mecu Saleo yang menemukan adanya kejanggalan dikala ia melintasi perairan Kepulauan Pam Waigeo Barat.
Perairan yang masih termasuk dalam tempat Raja Ampat tersebut menunjukkan Mecu Saleo pada adanya 11 bangkai hiu tanpa sirip yang terapung. Bangkai hiu yang sudah membusuk dan tidak ada lagi kulit serta siripnya
Menurut pihaknya, bangkai hiu tersebut hanya tinggal daging kulit dan siripnya sudah diambil. Bangkai hiu tanpa sirip tersebut sudah mengeluarkan busuk tak sedap dan diperkirakan ditangkap tiga hari yang kemudian semenjak ditemukan.
Kala itu Mecu Saleo, sang pemandu wisata, tengah melakukan aktivitas di perairan Kepulauan Pam Waigeo Barat, Raja Ampat. Saat ia melintas dengan kapal kecil di perairan Kepulauan Pam, tepatnya di Tanjung Piaynemo, ia melihat ada dua rakit kecil terapung tanpa ada orang.
Kemudian Mecu melihat adanya 11 bangkai hiu tanpa sirip di dua rakit kecil yang mengapung di atas perairan tersebut.
Karena ingin tau dengan rakit tanpa tuan, Mecu Saleo pribadi menghampiri dan kaget melihat 11 bangkai hiu yang sudah membusuk.
Baca Juga: Bangga, Dunia Internasional Puji Pengelolaan Wisata di Raja Ampat
“Saya pribadi foto bangkai hiu tersebut untuk dilaporkan kepada pihak terkait serta viralkan. Setelah foto bangkai tersebut pribadi dibuang sebab sudah membusuk dan rakitnya dibawa ke daratan,¨ ungkap Mecu dilansir Tempo.
Berdasar temuan 11 bangkai hiu tanpa sirip di tempat Raja Ampat ini, pihaknya berharap ada pengawasan yang ketat oleh pemerintah di tempat perairan Kepulauan Pam Waleo Barat.
Sumber https://phinemo.com