Sunday, March 3, 2019

√ Jalan Penemuan Guru


Saya memperoleh satu kiat mengajar dari ibu Eny Norhayati. Beliau berpesan kepada kami penerima PPL PPG Dalam Jabatan UAD untuk mengajar dengan mempesona. Pesona ini yang menciptakan siswa "melongo" dan tertarik dengan materi yang akan disampaikan guru.

Menurut beliau, tolok ukur guru mengajar dengan mempesona atau tidak terletak pada suatu kondisi dimana siswa terperangah dengan apa yang disajikan guru semenjak awal pembelajaran. Terperangah ini diartikan dengan bahasa jawa yang khas "melongo". Situasi siswa termangu dari awal pembelajaran diperlukan tidak menciptakan siswa cepat bosan. Selain itu, saat siswa sudah terpesona maka ia akan memperhatikan, senantiasa ingin tahu dan alhasil terpesona. Pada alhasil siswa tidak merasa kalau ia sedang dan sudah belajar.

Berdasarkan uraian di atas, saya kemudian mencari tahu bagaimana caranya supaya siswa itu sanggup dibentuk terpesona atau termangu saat diajar oleh guru. Simpulan yang saya dapatkan ialah guru harus selalu berinovasi. Inovasi ini yang menciptakan setiap acara pembelajaran terasa gres bagi penerima didik. Sebaliknya, kalau guru tidak mau berinovasi maka siswa cepat bosan dan tidak mau tahu lagi terhadap apa yang diajarkan guru.

Jalan Inovasi Guru
Keharusan berinovasi bagi guru faktual adanya. Untuk berinovasi, kuncinya pada semangat untuk senantiasa berguru dan belajar. Bagi seorang guru acara berguru merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Fungsi utamanya tentu supaya tidak "tertinggal" dengan murid-muridnya. Murid tentu tidak akan terpesona, "gumun" hingga "melongo" kalau hal yang ditampilkan guru biasa saja. Apalagi yang ditampilkan itu sudah diketahui dahulu oleh murid-muridnya.

Saya pribadi berguru menyebarkan diri melalui sistem daring maupun secara langsung. Bahkan beberapa software sengaja saya pelajari untuk menunjang pembelajaran yang inovatif. Ketiga hal inilah yang menjadi sarana saya untuk belajar. Harapannya tentu benar-benar sanggup menjadi guru inovatif.

Kegiatan pengembangan diri secara offline contohnya mengikuti acara seminar, workshop, training dan kegiatan-kegiatan lain yang ada kaitannya dengan dunia pendidikan. Walau beberapa kali juga mengikuti acara yang tidak ada sangkut pautnya dengan dunia pendidikan. Hal ini harus dilakukan mengingat saya sebagai guru SD mengajar semua mata pelajaran. Sehingga guru SD juga perlu berguru apa saja.

Selain mengikuti acara secara pribadi (offline), sanggup juga guru mengikuti acara pengembangan diri secara daring (online). Kemajuan teknologi isu sudah sangat pesat kini ini. Sehingga guru tidak perlu repot-repot pergi ke suatu tempat membayar dengan harga mahal, meninggalkan sekolah dan siswanya untuk mendapat akta pelatihan.

Media yang sanggup dimanfaatkan untuk pengembangan diri guru secara daring banyak sekali. Misalnya melalui video conference yang memanfaatkan akomodasi webex, YouTube live, Instagram TV, Facebook Live dan lain sebagainya. Bisa juga dengan cara yang lebih mudah dan irit paket data, yaitu memanfaatkan akomodasi grup WhatsApp. Kini banyak instansi pemerintah, swasta ataupun organisasi profesi guru yang menyelenggarakan acara secara daring memakai akomodasi di atas.

Melalui forum-forum acara pengembangan diri yang diselenggarakan secara offline maupun online ini biasanya muncul ide gres untuk menyebarkan acara pembelajaran. Yang salah satunya memakai beberapa software yang tidak biasa namun kebanyakan gampang digunakan. Misalnya software usang tapi gres saya ketahui sehabis diskusi daring, yaitu eclipsecrossword. Eclipsecrossword merupakan software pembuat teka teki silang secara otomatis. Ada juga software gampang lainnya yaitu plikers, construct 2, articulate storyline, dsb. Walau kebanyakan tujuan pengembangan software di atas bukan untuk dunia pendidikan, namun terbukti sanggup dimanfaatkan untuk menyebarkan pembelajaran.

Sebagai seorang guru yang inovatif perlu juga membiasakan membaca hal-hal yang terkait dengan pendidikan. Buku, jurnal hasil penelitian, prosiding dan media lain kini gampang ditemukan di dunia maya ataupun perpustakaan. Hal yang tabu apabila guru tidak membaca dengan alasan tidak mempunyai materi bacaan. Apalagi perpustakaan sekolah dan tempat sudah banyak yang maju. Belum lagi materi bacaan yang gampang di temukan di dunia maya.

Sekarang menjadi guru inovatif bukan hal yang susah. Karena semua potensi sumberdaya telah tersedia dan gampang didapat. Hanya terletak pada kemauan kita, mau berkembang atau tidak.

Ahad, 11 November 2018

Sumber http://rahmahuda.blogspot.com