A. SINONIM
Sinonim sanggup diartikan dengan memakai beberapa sudut pandang. Secara etimologi kata sinonim berasal dari Bahasa yunani kuno. Dalam Bahasa Yunani sinonim berasal dari dua kata yaitu onama dan syn. Onama berarti nama dan syn berarti dengan. Secara harfiah sinonim biasa dituliskan dengan kata sino-nimi yang berarti nama lain untuk benda yang sama atau hal yang sama. Sedangkan secara semantic sinonim sanggup didefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain.
Menurut Kridalaksana (2001:198), sinonim ialah bentuk bentuk bahasa yang mempunyai makna menyerupai atau sama dengan bentuk lain. Kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat, walaupun umumnya yang dianggap sinonim itu hanyalah kata-kata saja.
Agar lebih gampang memahami pengertian dari sinonim maka sinonim sanggup diartikan dengan kesamaan makna yang terdapat dalam kata yang berbeda. Hubungan antara makna dari kedua kata yang bersinonim bersifat dua arah. Pada dasarnya, dua dua kata yang bersinonim itu kesamaan maknanya tidak serratus persen. Kesamaannya tidak bersifat mutlak. Kata-kata bersinonim maknanya tidak benar-benar sama. Meskipun kecil, tentu ada terbedaannya. Menurut Soetjito (1990: 77) mengenai perbedaan maknanya sanggup dilihat dengan memeperhatikan:
![]() |
SINONIM, ANTONIM, DAN POLISEMI |
1. Makna Dasar dan Makna Tambahan
Perbedaan makna pada kata bersinonim sanggup diperhatikan dengan melihat makna dasar dan makna tambahannya. Makna dasar bersifat lebih umum (lebih luas), sedangkan makna perhiasan bersifat lebih khusus. Contohnya menyerupai kata menatap, mengintai, mengintip dan kata menculik, menyerobot, merampas.
a. Menatap, mengintai, mengintip
Makna dasarnya ialah melihat. Sedangkan makna tambahannya dekat-dekat dengan diteliti atau secama dengan sembunyi-sembunyi bermaksud hendak mengetahui gerak gerik orang, melalui lubang kecil, cela-cela, semak-semak dan sebagainya.
b. Menculik, menyerobot, merampas
Makna dasarnya ialah mengambil. Sedangkan makna tambahannya ialah orang dengan jahat (menculik tokoh/ pemimpin politik) dengan diktatorial hak orang lain (sepedahnya diserobot orang didepan toko) dengan paksa (merampas barang dagangan, merampas hak orang lain)
c. Nilai rasanya (Makna Emotifnya)
Nilai rasa yang berbeda mengakibatkan perbedaan dalam kelaziman konteks wacana yang dimaksudkan. Contohnya menyerupai mati, meninggal, tewas. Minsalnya untuk kata binatang dipakai kata mat. Untuk insan dipakai kata meninggal. Penggunaan kata diubahsuaikan dengan kalimat yang digunakan. Seperti: dalam gesekan bus lima orang tewas. Ayahnya meninggal akhir serangan jantung. Anjingnya mati ditabrak mobil.
d. Kelaziman pemakaiannya
Untuk berntuk kata bersinonim yang memperhatikan kelaziman pemakaiannya misalnya seperti: besar raya, agung, akbar,
Contoh 1. Besar
Jalan besar, hari besar, rumah besar, dan kota besar.
Contoh 2. Raya
Jalan raya, hari raya, kaya rasa, dan tamu raya.
Contoh 3. Agung
Jaksa agung, mahkamah agung
Berdasarkan rujukan diatas makan penggunaan kata bersinonim ini dipakai sesuai dengan kelazimannya.
2. Distribusinya
Kata-kata bersinonim sanggup dilhat dari distribusinya, yaitu posisi yang mungkin diduduki oleh unsur Bahasa.
Contohnya :
Sinonim sudah dan telah
Kata sudah berdistribusi sama dengan kata telah (dapat saling menggantikan) jikalau keduanya diletakkan didepan kata yang diterangkan, sedangkan kata telah tidak dapat. Makara sudah yang terletak dibelakang kata yang diterangkan tidak lazim sanggup digantikan dengan kata telah.
B. ANTONIM
Secara etimologi Antonim berasal dari Bahasa Yunani kuno. Dala Bahasa Yunani kuno Antonim berasal dari dua kata yaitu onoma dan anti. Onoma berarti nama dan anti berarti melawan . secara harfiah kata antonim biasa disebut antonimi yang berarti nama lain untuk benda lain pula. Seperti halnya sinonim antonim juga tidak bersifat mutlak. Menurut Chear (1994; 89), “ Ungkapan (biasanya berupa kata, tetapi sanggup pula bentuk frase atau kalimat) yang maknanya dianggap berkebalikan dari makna ungkapan lain. Makara hanya dianggap lkebalikan dan bukan mutlak berlawanan. Kata-kata yan berlawanan sanggup dibedakan atas tiga macam yaitu:
1. Berlawanan Kembar
Antonimberlawan kembar dimaksud disini ialah antonim yang terbatas pada dua unsur saja. Disini terdapat kontradiksi yang sanggup terlihat secara mutlak. Kata-kata yang tergolong dalam kata berlawanan kembar biasanya berupa kata benda. Contohnya : pria antonimnya perempuan, hidup antonimnya mati, jantan antonimnya betina, dan ramai antonim sepi. Dapat terlihat terang bahwa kata berantonim diatas merupaka kata berlawanan. Atau sanggup pula disebut kata kebalikan dari kata lain.
2. Berlawanan Bertingkat
Yang dimaksud dengan kata antonim berlawanan bertingkat ialah antara dua kata yang berantonim, masih terdapat tingkatan-tingkatan. Pertentangan makna tidak secara mutlak namun terdapat tingkatan-tingkatan makna pada kata tersebut (gradasi). Contohnya: kaya antonimnya miskin, panas antonimnya dingin, bau tanah antonimnya muda, dan besar antonimnya kecil. Untuk antonim yang menyerupai maka makna kata yang berantonim biasanya ada tingkatannya. Seperti kata panas tingkatannya sanggup sangat panas, cukup panas, agak panas, sedangkan hambar tingkatannya sanggup menjadi agak dingin, cukup dingin, dingin, dan sangat dingin.
3. Berlawanan kebalikan
Yang dimaksud dengan antonim berlawan kebalikan ialah terdapat kekerabatan timbal balik antara dua kata yang berantonim dalam arah yang berlawanan. Makana kata tersebut bersifat saling melengkapi. Hal ini berarti kehadiran kata yang satu sebab ada kata lain yang menjadi oposisinya. Pada umunya tergolong kata-kata berlawanan kebalikan berupa kata benda atau kata kerja. Contohnya: menjual antonimnya membeli, memberi antonimnya menerima, suami antonimnya istri, buruh antonimnya majikan. Berdasarkan rujukan dua kata berantonim diatas maka sanggup disimpulkan bahwa jikalau sudah melaksanakan satu mustahil yang lain.
C. POLISEMI
Secara etimologi polisemi berasal dari Bahasa Yunani. Dalam Bahasa Yunani polisemi berasal dari dua kata yaitu poly dan sema. Poly berarti banyak dan sema berarti tanda atau lamang. Tanda atau lambang dalam Bahasa sanggup bermakna banyak. Polisemi ialah kata-kata yang mengandung makna lebih dari satu, tetapi makna itu masih bekerjasama dengan makan dasarnya.
Berdasarkan beberapa pengertian dari banyak sekali sumber maka pengertian dari istilah polisemi ialah satu kata yang mempunyai banyak makna, namun makna tersebut masih mempunyai kekerabatan dan masih berkaitan dengan makna dasanya. Pada umunya satu kata hanya mengandung satu arti saja tetapi polisemi mengandung banyak arti. Minsalnya, kata terang, yang mengandung makna cerah, siang hari, bersih, nyata, sah, dan bercahaya. Dan frase orang bau tanah yang mengandung makna ayah ibu, orang yang sudah tua, orang yang dihormati atau dituakan. Contohnya seperti: kepala berdarah kena pecahan kaca, kepala sekolah itu ibu saya, kepala kantor itu bibi saya, kepala jarum itu terbuat dari plastik.
Berdasarkan rujukan tersebut maka kepala tidak hanya mempunyai arti penggalan badan manusia, dapt berarti sesuatu yang berada disebelah atas, sesuatu yang berbentuk bulat, atasan, dan ketua atau pemimpin.
Polisemi terbentuk dari beberapa faktor. Menurut Pateda (2001;214) Faktor-faktor penyebab terjadinya polisemi ialah sebagai berikut:
- Kecepatan melafalkan kata
- Faktor gramatikal
- Faktor leksikal
- Faktor efek Bahasa asing
- Faktor pemakaian Bahasa yang ingin menghemat penggunaan kata
- faktor Bahasa itu sendiri yang terbuka untuk mendapatkan perubahan, baik perubahan bentuk maupun perubahan makna.
Sumber http://www.ilmudasar.com