Variabel Penelitian, sumber foto: aciknadzirah.blogspot.com/search?q=?m=1
Berkecimpung di dunia statistika, kita tak pernah lepas dari konsep, konstruk dan variabel. Jika kita melaksanakan sensus, survei, penelitian atau eksperimen, kita dituntut memahami perbedaan konsep, konstruk dan variabel.
Ketiga hal ini pula yang tanpa sadar bersinggungan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak melulu harus berkutat pada kegiatan yang benar-benar statistik.
Suatu ketika, Nganu berdiskusi dengan pikirannya. Ia masih belum mengerti apa yang dimaksud dengan merokok.
Merokok sendiri bahwasanya sebuah abstraksi yang tak terukur terperinci termasuk maknanya. Meski ia merupakan kata kerja (verb), tapi Nganu masih belum sanggup citra secara niscaya bagaimana seseorang sanggup dikatakan merokok. Inilah yang kemudian disebut sebagai konsep dalam statistika.
Konsep merupakan sebuah objek abnormal yang luas dimensinya. Konsep juga dipandang sebagai suatu gagasan atau wangsit atas suatu tanda-tanda atau fenomena yang disepakati, sekali lagi, disepakati sebagai satu identitas tertentu. Maknanya begitu luas sehingga kita pun masih perlu meraba-raba untuk mendapat pemahaman.
Setelah membaca sebuah buku, terdapat kalimat bahwa merokok ialah acara mengisap tembakau yang dilinting dengan kertas atau materi lain sehabis dinyalakan pada bab ujungnya sedemikian rupa sehingga menjadikan asap.
Setelah Nganu membaca kalimat itu, kini Nganu telah mendapat pemahaman mengenai merokok. Dalam kalimat itu terdapat batasan-batasan untuk menyatakan seseorang dikatakan merokok atau bukan. Inilah yang dalam statistika disebut sebagai konstruk.
Konstruk merupakan konsep yang telah diberi batasan-batasan tertentu sehingga lebih gampang diukur.
Lantas, siapa yang menciptakan konsep?
Yang menciptakan konsep ialah para jago atau pakar di bidangnya masing-masing menurut kajian ilmiahnya.
Lalu, apa itu variabel?
Variabel merupakan objek yang menjadi perhatian kita. Variabel sanggup berupa apa saja selama posisinya sebagai objek pengamatan, terlebih lagi kalau kita melaksanakan kegiatan statistik. Variabel mempunyai nilai tertentu dan merupakan penurunan dari konstruk.
Misalkan Nganu sudah paham batasan seseorang dikatakan merokok. Kemudian ia melaksanakan pengamatan dengan mendaftar keseringan orang merokok. Ia kemudian menuliskan 5 skala tingkat keseringan merokok, yaitu tidak pernah, pernah, jarang, sering dan selalu.
Dari skala itulah kemudian ia mengambil sampel sebanyak 30 orang untuk ia tanyai. Hasilnya, Nganu mendapat jumlah orang yang tidak pernah merokok, pernah, jarang, sering, dan selalu merokok. Numeris-numeris inilah yang kemudian melahirkan pengertian variabel.(*)
Sumber http://www.ngobrolstatistik.com/Berkecimpung di dunia statistika, kita tak pernah lepas dari konsep, konstruk dan variabel. Jika kita melaksanakan sensus, survei, penelitian atau eksperimen, kita dituntut memahami perbedaan konsep, konstruk dan variabel.
Ketiga hal ini pula yang tanpa sadar bersinggungan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak melulu harus berkutat pada kegiatan yang benar-benar statistik.
Suatu ketika, Nganu berdiskusi dengan pikirannya. Ia masih belum mengerti apa yang dimaksud dengan merokok.
Merokok sendiri bahwasanya sebuah abstraksi yang tak terukur terperinci termasuk maknanya. Meski ia merupakan kata kerja (verb), tapi Nganu masih belum sanggup citra secara niscaya bagaimana seseorang sanggup dikatakan merokok. Inilah yang kemudian disebut sebagai konsep dalam statistika.
Konsep merupakan sebuah objek abnormal yang luas dimensinya. Konsep juga dipandang sebagai suatu gagasan atau wangsit atas suatu tanda-tanda atau fenomena yang disepakati, sekali lagi, disepakati sebagai satu identitas tertentu. Maknanya begitu luas sehingga kita pun masih perlu meraba-raba untuk mendapat pemahaman.
Setelah membaca sebuah buku, terdapat kalimat bahwa merokok ialah acara mengisap tembakau yang dilinting dengan kertas atau materi lain sehabis dinyalakan pada bab ujungnya sedemikian rupa sehingga menjadikan asap.
Setelah Nganu membaca kalimat itu, kini Nganu telah mendapat pemahaman mengenai merokok. Dalam kalimat itu terdapat batasan-batasan untuk menyatakan seseorang dikatakan merokok atau bukan. Inilah yang dalam statistika disebut sebagai konstruk.
Konstruk merupakan konsep yang telah diberi batasan-batasan tertentu sehingga lebih gampang diukur.
Lantas, siapa yang menciptakan konsep?
Yang menciptakan konsep ialah para jago atau pakar di bidangnya masing-masing menurut kajian ilmiahnya.
Lalu, apa itu variabel?
Variabel merupakan objek yang menjadi perhatian kita. Variabel sanggup berupa apa saja selama posisinya sebagai objek pengamatan, terlebih lagi kalau kita melaksanakan kegiatan statistik. Variabel mempunyai nilai tertentu dan merupakan penurunan dari konstruk.
Misalkan Nganu sudah paham batasan seseorang dikatakan merokok. Kemudian ia melaksanakan pengamatan dengan mendaftar keseringan orang merokok. Ia kemudian menuliskan 5 skala tingkat keseringan merokok, yaitu tidak pernah, pernah, jarang, sering dan selalu.
Dari skala itulah kemudian ia mengambil sampel sebanyak 30 orang untuk ia tanyai. Hasilnya, Nganu mendapat jumlah orang yang tidak pernah merokok, pernah, jarang, sering, dan selalu merokok. Numeris-numeris inilah yang kemudian melahirkan pengertian variabel.(*)