A. PENGERTIAN SEL SPERMA
Sel sperma berasal dari bahasa Yunani yang berarti “benih”. Oleh lantaran itu, sanggup dikatakan kalau sel sperma ialah sistem reproduksi utama pada laki-laki. Sel sperma ialah sel di dalam reproduksi laki-laki yang dibuat di t3st1s. Sel inilah yang nantinya akan bertemu dengan sel telur (ovum) pada perempuan untuk bersatu dan membentuk zigot yang merupakan cikal bakal janin atau manusia.
Sel sperma pada insan bersifat haploid yang ebrjumlah 23 kromosom, sehingga kalau nantinya sel sperma bertemu dengan sel telur pada wanita, maka lengkaplah sel tersebut menjadi sel yang bersifat diploid yang mempunyai jumlah kromosom sebanyak 46 buah.
Sel sperma berbentuk menyerupai layaknya seekor kecobong yang mempunyai ukuran kepala sekitar 5 mikrometer-3 mikrometer, sedangkan ekornya mempunyai ukuran sekitar 50 mikrometer. Sel sperma pertama kali diteliti dan ditemukan oleh seorang ilmuwan yang berjulukan Anthony van Leuwenhook pada tahun 1677. Sperma secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Sel ini juga mempunyai beberap aenzim yang mempunyai kegunaan untuk mendukung tugasnya dalam mencapai sel telur. Energy yang diperoleh dari sel sperma berasal dari mitokondria yang dikandungnya.
Sperma dikeluarkan oleh seorang laki-laki melalui 3j4kulasinya dan keluar melalui terusan reproduksi termasuk uretra. Karena terusan kencing dan terusan reproduksi pada laki-laki itu ialah satu, beda halnya dengan wanita. Saat keluar, maka sperma akan eksklusif masuk ke dalam v@gin@ perempuan dan dengan kemampuan pergerakannya bergerak hingga ke ovarium untuk bertemu dengan sel telur (ovum).
Sel sperma yang bergerak disebut juga dengan spermatozoa, sedangkan sel sperma yang tidak bergerak disebtu dengan spermatium. Sel sperma terkandung di dalam cairan semen. Jadi, air mani yang disebut oleh orang awam ialah adonan dari cairan semen dan sel sperma.
B. STRUKTUR SEL SPERMA
Seperti yang telah disebutkan di atas, sperma secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Kepala
Kepala pada sel sperma berbentuk lonjong dan terdapat inti sel (nucleus) dengan kadungan iformasi genetic berupa DNA di dalamnya. Informasi genetic inilah yang akan bertemu dengan info genetic dari sel telur dan akan memilih apakah janin nya seorang laki-laki ataupun perempuan.
Pada kepala sel sperma ini juga diselubungi oleh dua enzim yang membantu sel sperma untuk menembus pertahanan reproduksi wanita. Terdapat enzim hialuronidase yang berfungsi untuk menembus lapisa korona radiate pada sel telur, dan enzim akrosin yang berfungsi untuk menembus zona pelusida.
STRUKTUR SPERMA |
2. Badan
Bagian tengah dari sel sperma mengandung banyak mitokondria yang mempunyai kegunaan sebagai sumber energy bagi sel sperma dalam menjalankan aktivitasnya. Di dalam mitokondria ini, terdapat 11 buah mikrotubulus, serta mempunyai ATP-ase untuk menghidrolisis (mengolah ATP sebagai materi utama sumber energi).
3. Ekor
Ekor sperma berbentuk flagella (alat gerak pada mikroorganisme) yang berbentuk sitoskeleton serta mempunyai ukurn yang panjang sekitar 50 mikrometer. Ukuran panjang dari ekor sel sperma ini sangat memilih sebuah kecepatan dari sel sperma. Rata-rata, sel sperma sanggup bergerak dengan kecepatan 30 inci/jam.
C. PROSES PEMBENTUKAN SEL SPERMA
Proses pembentukan sperma atau disebut juga dengan spermatogenesis terjadi di dalam ruang tubulus seminiferous di dalam t3st1s. Di dalam tubulus seminiferous ini, spermatogonium akan diolah menjadi sel sperma. Tubulus seminiferous ini sendiri terletak di dalam setiap ruang-ruang t3st1s (lobules t3st1s). Satu t3st1s mempunyai 250 lobulus t3st1s.
Berawal dari spermatogonium yang kemudian membelah diri secara mitosis menjadi spermatosit primer, kemudian spermatosit primer membelah lagi secara meiosis menjadi spermatosit sekunder, kemudian spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis menjadi spermatid. Spermatid inilah yang kemudian akan tumbuh dan berubah menjadi sel sperma (spermatozoa) yang akan membuahi ovum.
Berikut ialah klarifikasi lengkap proses pembentukan sel sperma pada insan :
1. Spermatositogenesis
Merupakan proses awal pemebntukan sel sperma yang bermula dari pembelahan diri spermatogonium secara mitosis menjadi spermatosit primer. Pada kedua jenis sel ini, baik spermatogonium dan spermatosit primer masih bersifat hapoid yang mengandung 23 kromosom.
2. Meiosis
Spermatosit primer yang sudah terbentuk dalam proses spermatositogenesis membelah diri secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan tetap mempunyai sifat haploid yang mempunyai 23 kromosom. Kemudian, spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis menjadi spermatid.
3. Spermiogenesis
Proses ini merupakan pematangan sel spermatid menjadi spermatozoa yang siap untuk membuahi ovum.
Pada laki-laki remaja normal, sel sperma akan terus diproduksi seumur hidup mereka, walaupun kualitas dan juga kuantitas nya akan berkurang. Kualitas dan kuantitas sperma ini akan memilih kemampuan-kemampuan sperma untuk menembus pertahanan menuju sel ovum.
Hal yang tidak sanggup dipisahkan dari air mani insan ialah adanya kandungan cairan semen. Cairan smeen inilah yang turut membantu pergerakan dari sel sperma selain ekornya. Cairan semen ini diproduksi di vesicular seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar uretra. Sel sperma pada umumnya sanggup bertahan selama 5 hari di dalam terusan reproduksi wanita.
Pembentukan sel sperma pada insan tidak terlepas dari kiprah hormone-hormon reproduksi, yaitu Luteinizing Hormone (LH), dan juga Folicle Stimulating Hormone (FSH). Peran dari kedua hormone ini ialah sebagai berikut :
- Luteinizing Hormone (LH), hormone ini terletak di hipofisis kepingan depan (anterior) dan berfungsi untuk merangsang sel Leydig menghasilkan testosterone, yang mana testosterone ini sangat mempunyai kegunaan untuk pembelahan sel-sel spermatogonium. Selain itu, LH juga berperan dalam perkembangan kelamin sekunder pada pria, berupa pertumbuhan kumis dan jenggot, suaya yang lebih berat, dan lain-lain.
- Folicle Stimulating Homone (FSH), hormone ini berfungsi untuk merangsnag sel Sertoli untuk membentuk ABP (Androgen Binding Protein) yang merangsang spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Sel sertoli ini juga berfungsi sebgaai materi masakan untuk spermatozoa.
- Growth Hormone (GH), yang berfungsi sebagai pengatur dalam pembelahan spermatogonium.
D. PROSES PENGELUARAN SPERMA
Spermatozoa yang telah matang kemudian dikeluarkan melalui slauran uretra keluar tubuh pria. Sebelum itu, sel spermatozoa ini bercampur dnegan cairan yang diproduksi oleh vesicular seminalis (cairan semen yang kental dan mengandung fruktosa, asam askorbat, dan enzim koagulasi serta prostaglandin. Lalu, keduanya juga bercampur dengan cairan yang diproduksi oleh kelenjar prostat yang berwarna menyerupai susu dan mengandung asam sitrat dan prostase specific antigen).
Cairan diatas juga bercampur dengan kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbourethra atau kelenjar uretra yang berfungsi menetralkan sisa-sisa urin yang mempunyai pH asam semoga sel sperma tidak mati.
E. KRITERIA SEL SPERMA NORMAL
Untuk mengetahui apakah sel sperma dalam tubuh laki-laki mempunyai fungsi yang normal atau tidak, maka diharapkan investigasi mikroskopik (dengan memakai mikroskop) dan makroskopik (tanpa memakai mikroskop). Ada beberapa kriteria yang menciptakan suatu sel sperma itu menjadi normal, kriteria yang harus dipenuhi ialah :
1. Liquefaksi Sperma
Liquefaksi ialah tampilan sel sperma apakah tampak cair ataupun kental. Normalnya, cairan sperma akan mencair dalam waktu 15-20 menit. Hal yang mempengaruhi factor mengapa cairan ini menjadi kental atau cair ialah factor enzim seminim yang dihasilkan oleh kelenjar prostat. Jika sel sperma sehabis dikeluarkan tampak mencair, maka terdapat kelainan pada vesicular seminalisnya. Sedangkan kalau sel sperma sehabis 20 menit masih juga kental, maka terdapat kelainan pada kelenjar prostatnya yang menghasilkan enzim seminalis.
2. Volume Sperma
Volume sperma insan yang dihasilkan pada dikala 3j4kulasi rata-rata ialah 2-5 ml. apabila volume sperma kurang dari 2 ml, maka disebut dengan hipospermia, sedangkan kalau melebihi volume 5 ml disebut dengan hiperspermia.
Volume sperma yang kurang biasanya disebabkan oleh acara 3j4kulasi yang terlalu sering dan juga sanggup disebabkan oleh adanya penyempitan pada vesica seminalis. Sedangkan volume sperma yang tinggi bekerjasama dengan acara berlebihan pada kelenjar prostat, atau acara hormone yang berlebihan.
3. Jumlah Sperma
Jumlah sperma yang normal ialah 200 juta/ml. jadi, kalau sel sperma kurang dari jumlah tersebut, maka dikatakan dengan kondisi oligozoospermia. Sedangkan kondisi azospermia ialah kondisi kalau tidak ditemukan sel sperma pada cairan 3j4kulasi yang diperiksa. Sedangkan kalau tidak sanggup terjadi 3j4kulasi pada seseorang disebut dengan aspermia.
4. Warna Sperma
Warna sperma yang normal ialah berwarna putih kental menyerupai susu. Adapun kalau warnanya menjadi putih kekuningan, berarti telah terjadi benjol pada terusan genitalia. Sedangkan kalau warna sperma menjadi merah, maka dipastikan telah terjadi perdarahan.
5. Bau Sperma
Bau sperma yang normal ialah menyerupai amis bunga akasia. Bau ini disebabkan oleh proses oksidasi spermin yang terjadi pada pembentukan cairan sperma. Keadaan benjol sanggup menjadikan kelainan pada amis sperma.
6. pH Sperma
pH normal sperma pada insan ialah bersifat basa, atau dalam rentang 7,2-7,8. pH yang asam sanggup terjadi lantaran proses ketidaknormalan pada kelenjar prostat, visicu;a seminalis, ataupun kelenjar uretra.
7. Viskositas Sperma
Viskositas atau kekentalan sperma sanggup dites dengan memakai lidi. Caranya ialah dengan mengambil sedikit cairan sperma kemudian dibentangkan. Jika viskositas sperma normal, maka akan terbentuk menyerupai benang dengan panjang 3-5 cm.
8. Morfologi Sperma
Dalam hal morfologi sperma, penting diperhatikan bentuk, ukuran, dan penampilan dari sperma itu sendiri. Morfologi ini sanggup dilihat di mikroskop. Menurut WHO, setidaknya harus terdapat 50 % dari jumlah keseluruhan sperma yang diperiksa harus normal dalam bentuk, ukuran, dan penampilannya. Jika morfologi sperma yang normal kurang dari 30 %, maka disebut dengan teratozoospermia.
9. Motilitas Sperma
Motilitas atau pergerakan sperma yang normal biasanya bergerak dalam keadaan maju dalam satu garis lurus dengan kecepatan yang baik. Menurut WHO, ada 4 macam pengelompokan sperma menurut motolitasnya, yaitu :
- Kelas A, yaitu sperma dengan pergerakan yang maju dalam satu garis lurus
- Kelas B, yaitu sperma dengan pergerakan yang maju dalam garis yang melengkung, atau maju dalam garis lurus, tetapi lambat
- Kelas C, yaitu sperma dengan pergerakan yang nampak di kepingan ekor saja
- Kelas D, yaitu sperma dengan tidak adanya pergerakan sama sekali
Kelainan pada motilitas sperma disebut dengan Asthenozoospermia.
F. CARA AGAR SEPERMA TETAP NORMAL
Banyak hal yang sanggup dilakukan semoga sperma yang terkandung di dalam tubuh kita tetap dalam keadaan normal, yaitu :
Sumber http://www.ilmudasar.com- Berhenti merokok dan penggunaan obat-obatan terlarang
- Mengkonsumsi masakan penuh gizi dan jaga berat tubuh ideal
- Hindari minum alcohol
- Menghindari paparan bahan-bahan yang mengandung racun
- Selalu menjaga keadaan skrotum (kantung pelir) tetap dalam keadaan dingin, lantaran suhu yang panas sanggup menghambat proses produksi sperma