Saturday, August 12, 2017

√ Arti Individu Sebagai Penerima Didik

AsikBelajar.Com | Manusia yakni makhluk yang sanggup dipandang dari banyak sekali sudut. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, insan telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat insan maupun objek materiil yang mempersoalkan insan sebagai apa adanya insan dan dengan banyak sekali kondisinya. Sebagaimana diketahui, insan yakni makhluk yang berpikir atau homo sapiens makhluk yang berbentuk atau homo faber, makhluk yang sanggup dididik atau homo educandum, dan seterusnya merupakan pandangan-pandangan wacana insan yang sanggup dipakai untuk tetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap insan tersebut. Berbagai pandangan tersebut mengambarkan bahwa insan yakni makhluk yang kompleks. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksud insan secara utuh yakni insan sebagai langsung yang merupakan pengejawantahan manunggalnya banyak sekali ciri atau abjad hakiki atau sifat kodrati insan yang seimbang antar banyak sekali segi, yaitu antara segi (i) individu dan sosial, (ii) jasmani dan rohani, serta (iii) dunia dan akhirat. Keseimbangan relasi tersebut menggambarkan keselarasan relasi antara insan dengan dirinya, insan dengan sesama manusia, insan dengan alam sekitar atau lingkungannya, dan insan dengan Tuhan.


Uraian wacana insan dengan kedudukannya sebagai penerima didik haruslah menempatkan insan sebagai langsung yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakekat insan sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat. Sifat-sifat dan ciri-clri tersebut merupakan hal yang secara mutlak disandang oleh insan sehingga setiap insan intinya sebagai langsung atau individu yang utuh. lndividu berarti tidak sanggup dibagi (undivided) dan tidak sanggup dipisahkan keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal, dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain alasannya ciri-cirinya yang khusus tersebut (Webster’s: 743). Menurut kamus Echols & Shadaly, individu yakni kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975: 519).


Berdasarkan pengertian tersebut, sanggup dibuat suatu lingkungan untuk anak yang sanggup merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaaan dan sikap-sikapnya. Oleh alasannya itu, anak dibantu oleh guru, orangtua, dan orang sampaumur lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.


Bukti-bukti telah terang bahwa seorang anak tidak dilahirkan dengan perlengkapan yang sudah sempurna. Dengan sendirinya, poIa-pola berjalan, berbicara, merasakan, berpikir, atau pembentukan pengalaman harus di pelajari. Barangkali, tidak ada minat yang bersifat alami, tetapi dorongan-dorongan potensi tertentu atau impuls-impuls tertentu membentuk dasar-dasar dari minat apa saja yang dikembangkan anak di lingkungan daerah beliau tumbuh dan berkembang.


Sejak lahir, bahkan semenjak masih di dalam kandungan ibunya, insan merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut merupakan sifat kodrat insan yang harus menerima perhatian secara saksama. Untuk memberi citra bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan, secara singkat disajikan yaitu bahwa istilah pertumbuhan dipakai untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatifmengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan dipakai untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek atau rohani dan aspek sosial.


Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, insan memiliki kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupannya, seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, beliau belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya. Ia sudah merasa bahagia apabila kebutuhan fisiknya ibarat makan, minum, dan kehangatan tubuhnya terpenuhi. Akan tetapi, dalam perkembangannya lebih luas. Kebutuhannya kian bertambah dan suatu dikala beliau membutuhkan fungsi alat berkomunikasi (bahasa) yang semakin penting. Ia membutuhkan teman, keamanan, dan seterusnya. Semakin besar anak, kebutuhan nonfisiknya juga semakin banyak. Sudah barang tentu setiap insan akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dengan demikian, telah terjadi perkembangan dalam hal kebutuhan-kebutuhan, baik fisik maupun nonfisik. Apabila dicemati, kebutuhan-kebutuhan tersebut sanggup dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan utama atau primer dan kebutuhan kedua atau sekunder. Dengan perkataan lain, pertumbuhan flsik senantiasa diikuti perkembangan aspek kejiwaan atau psikisnya.


Sumber:

Dra.Hj.Sitti Hartinah DS, MM. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama. Hal. 12-14.



Sumber https://www.asikbelajar.com