AsikBelajar.Com – Sering kali mahasiswa salah mengartikan topik. Topik disamakan dengan judul, padahal bukan begitu. Topik ialah pokok problem yang akan dijadkan objek penelitian ataupun objek pembahasan karya ilmiah.Tetapi dalam permasalahan ini adakala dosen pembimbing mendapatkan topik tersebut. Hal ini ada dua kemungkinan:
- Pertama, baik dosen ataupun mahasiswa tidak sanggup membedakan arti topik dengan judul.
- Kedua, mungkin dosen pembimbing itu sesudah melihat judul yang diajukan itu segera mengerti ihwal topik yang akan di teliti oleh mahasiswa itu (meskipun demikian sebaiknya dosen pembimbing segera memberitahukan beda antara judul dengan topik itu).
1. Arti dan Fungsi Judul
Judul selalu diartikan sebagai kepala karangan. Dalam proses ditetapkan judul penelitian untuk karya ilmiah harus diawali dengan penetapan banyak sekali masalah. Pada selesai acara adakala judul tersebut harus di ubah. Oleh lantaran itu, memutuskan judul diawal acara biasanya bersifat sementara (tentatif), dan dimantapkan secara sempurna pada selesai acara penelitian.
Judul penelitian pada wujudnya merupakan kalimat, dalam bentuk satu kalimat pernyataan (bukan kalimat pertanyaan). Judul terdiri dari kata-kata yang terang (tidak kabur), singkat, deskriptif (berkaitan atau tuntut), dan pernyataan tidak terlalu puitis atau b0mastis (Sutrisno Hadi, 1984).
2. Susunan dan Kaitan Variabel Dalam Judul Penelitian
Kata tersusun dalam kalimat judul, merupakan istilah ilmiah atau konsep yang di sebut variabel. Susunan variabel itu harus mencerminkan keseluruhan isi karya tulis danmerupakan citra dari susunan kerangka kerja konsep atau variabel itu (oleh lantaran itu disebut “conceptual framework”). Pada dasarnya kita mengenal tiga macam bentuk penelitian:
a. Penelitian eksploratif (termasuk di dalamnya metode penelitian sejarah dan case study. Penelitian eksploratif ialah penelitian yang bertujuan mencari atau merumuskan problem dari suatu fenomena.
b. Penelitian pengembangan (termasuk di dalamnya metode survei deskriptif). Penelitian pengembangan ialah penelitian yang bertujuan untuk membuatkan problem dari suatu fenomena, yang dihubungkan dengan teori dari suatu ilmu tertentu, untuk memecahkan problem itu secara rasional (biasanya dengan berpikir deduktif).
c. Penelitian verifikatif (termasuk d dalamnya penelitian eksperimen dan survey eksplanatory). Penelitian verifikatif ialah penelitian yang bertujua untuk menguji hubungan variabel dari hipotesis yang diajukan dengan data empiris.
Berdasarkan pengertian 3 macam penelitian tersebut, sanggup dilihat susunan variabel beserta keeratan hubungannya, yaitu antara yang membuktikan adanya hubungan yang jelas. Pertama, dalam penelitian verifikatif (karena terang bertujuan menguji kausalitas variabelnya). Kedua, penelitian eksploratif (karena masih mencari hubungan variabelnya).
Menetapkan judul setiap penelitian tersebut biasanya sanggup dinyatakan dengan kata kunci tertentu (key words) yang tersusun dalam kalimat judul. Kata kunci untuk judul penelitian yang bersifat korelasional ada dua golongan.
Pertama, yang menyatakan hubungan interaksi, misal:
a. Pengaruh X terhadap Y,
b. Efek X terhadap Y,
c. Respon X terhadap Y,
d. Dampak X terhadap Y, dan
e. beberapa faktor yang mempengeruhi Y dan sebagainya.
Kedua, yaitu menyatakan hubungan integrative, misalnya:
a. Peranan X dalam Y,
b. Partisipasi X dan Y,
c. Integrasi X dalam Y,
d. Fungsi X dalam Y,
e. Hubungan X dengan Y, dan sebagainya.
Judul penelitian yang tidak korelasional biasanya dinyatakan secara verbal. Susunan yang tidak terang hubungannya, biasanya memakai kata kunci yang eksklusif menunjuk kepada proses kerja atau metode penelitiannya, misalnya:
a. Analisis X dalam upaya Y di Z.
b. Studi X dalam rangka Y.
c. Deskripsi ihwal X di Y.
d. Dinamika X dalam rangka Y.
e. Perbandingan antara X dengan Y di desa Z.
f. Kecenderungan X di Y, dan sebagainya.
3. Sistematika Usulan Penelitian
Usulan penelitian itu memiliki sistematika tertentu. Dalam menentukan judul penelitian, susunan susunan sistematika proposal penelitian tergantung pada macam penelitian (termasuk metode ) yang akan digunakan.
Susunan sistematika yang umum bagi penelitian verifikatif dan beberapa penelitian pengembangan (yang mencoba mengajukan hipotesis), setidak-tidak-nya terdiri dari 12 unsur, menyerupai berikut ini.
a. Latar Belakang Penelitian.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah.
c. Maksud dan Tujuan Penelitian.
d. Kegunaan Penelitian.
e. Kerangka Pemikiran.
f. Hipotesis.
g. Metode Penelitian.
h. Organisasi Penelitian (bukan untuk skripsi).
i. Anggaran Biaya Penelitian (bukan untuk skripsi).
j. Lokasi Penelitian
k. Jadwal penelitian.
l. Kepustakaan.
a. Latar Belakang Penelitian
Dalam paparan ini di uraikan ihwal garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki, bagaimana menyelidikinya, dan untuk apa diselidiki atau diteliti. Jawaban ihwal apa yang di selidiki; baik dicari ataupun diteliti.
Menimbang pentingnya problem itu untuk di selidiki, pada umumnya dikaitkan kepada beberapa hal, antara lain kepada:
1) Masalah itu menyangkut kepentingan umum baik mendesak maupun tidak.
2) Masalah itu merupakan mata rantai, apabila tidak di pecahkan banyak problem lain yang terbengkalai.
3) Masalah itu penting di mana pemecahannya sanggup mengisi kekosongan atau kekurangan ilmu dan pengetahuan, dan sebagainya.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1) Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi problem tidak lain menguraikan lebih terang ihwal problem yang telah ditetapkan pada latar belakang penelitian.
Hubungan ketepatan menentukan problem dengan cara pemecahannya ada beberapa kemungkinan:
a) Masalah benar cara pemecahannya benar.
b) Masalah benar cara pemecahannya salah.
c) Masalah salah cara pemecahannya salah.
d) Masalah salah cara pemecahannya benar.
Keempat kemungkinan tersebut sanggup dilihat dalam sketsa gambar di bawah ini.
2) Rumusan Masalah
Rumusan problem yang baik berdasarkan Fraenkel dan Wallen (1990 : 22) adalah:
a) Masalah harus feasible, problem tersebut harus dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
b) Masalah harus jelas, yaitu semua orang memperlihatkan persepsi yang sama terhadap problem tersebut.
c) Masalah harus signifikan, artinya jawaban problem yang di berikan harus memperlihatkan bantuan terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan problem kehidupan manusia.
Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama. Fancis, Bork, dan Cartens dalam bukunya Proposal Cookbook (dalam Rakhmat,1998:105) membuktikan lima macam kerangka perumusan problem yaitu:
a) Penelitian dampak sosial.
Pada penelitian dampak sosial problem dungkapkan dengan membuktikan problem sosial yang sedang terjadi, yang memerlukan perhatian, penaf-siran, dan penyelesaian.
b) Penelitian teoritis.
Pada penelitian teoritis, problem merujuk pada suatu teori atau salah satu aspek teori yang tidak lagi memuaskan kita.
c) Penelitian historis.
Pada penelitian historis, pernyataan problem ialah pengungkapan insiden tertentu yang membangkitkan minat.
d) Penelitian evaluasi
Evaluasi problem menjelaskan apa yang akan dievaluasi dan mengapa penilaian itu penting untuk pengambilan keputusan
e) Penelitian khusus.
Pada penelitian khusus, tidak mengikuti contoh penelitian konvesional, problem mengungkapkan satu proses, menjelaskan dan memperlihatkan makna bagi ilmu, masyarakat atau kemanusiaan.
3) Bentuk Masalah Penelitian
a) Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif ialah suatu permasalahan yang berkenaan dengan variable mandiri, yaitu tanpa menciptakan perbandingan dan menghubungkan.
b) Permasalahan Komparatif
Yaitu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan suatu variabelpada dua sampel atau lebih.
c) Permasalahan Asosiatif
Yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih.
d) Hubungan Kausal
Hubungan kausal ialah hubungan yang bersifat alasannya ialah akibat.
e) Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif ialah hubungan yang saling mempengaruhi.
c. Maksud dan Tujuan Penelitian
Pada pembahasan ini diuraikan maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta target yang dituju oleh penelitian ini.
d. Kegunaan Penelitian
Uraian kegunaan penelitian merupakan suatu impian berkaitan dengan hasil penelitian, baik mudah maupun teoritis.
e. Kerangka Pemikiran
Dalam paparan ini di uraikan cara mengalirkan jalan anutan peneliti berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang logis atau berdasarkan “Logical Construct”. Ini berarti menerangkan, dan membuktikan perspektif terhadap masa-lah tersebut.
Tahap berpikir itu ada tiga tahap, yaitu tahap “conception”, “judgement”, dan “reasoning”.
1) Tahap “conception” merupakan tahap menyusun konsepsi. Masalah itu ialah fakta, meskipun tidak semua konsep sebagai “determinant” (faktor penentu) dan sebagai “result” (fakta yang ditentukan oleh faktor). Faktor penentu maupun “result” disebut variabel (peubah); atau “indepedent variable” (peubah bebas), dan “indepedent variable” (peubah terikat).
2) Tahap “judgement” yaitu tahap menyusun ketentuan. Ketentuan itu biasanya diperoleh dari peninjauan atau penekunan kepustakaan. Dalam ilmu budi disebut premis mayor (postulase), sedangkan problem yang diteliti sebagai premis minornya.
3) Tahap “reasoning” ialah tahap menciptakan pertimbangan atau menciptakan argumentasi. Yang menjadi pertimbangan atau argumentasi ialah menempatkan kasus dari premis minor ke dalam premis mayornya.
f. Hipotesis
Kesimpulan kerangka pikiran itu diperinci dalam paparan ini, sesuai dengan urutan problem yang diidentifikasi.
Rumusan hipotesis tersebut berdasarkan kebanyakan hebat metodologi (sugyono, 2000: 40-41) ada empat macam:
1) Hipotesis deskriptif yaitu hipotesis yang membuktikan dugaan sementara ihwal bagaimana (how) sesuatu peristiwa, benda atau variabel itu terjadi.
2) Hipotesis argumentasi yaitu hipotesis yang membuktikan dugaan sementara ihwal mengapa (why) sesuatu peristiwa, benda, atau variabel itu terjadi.
3) Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang mengira atau menjelaskan tanggapan dari suatu variabel yang menjadi penyebabnya.
4) Hipotesis nol atau hipotesis statistik ialah hipotesis yang bertujuan untuk mengusut ketidakbenaran sebuah suatu teori yang selanjutnya akan ditolak berdasarkan bukti-bukti yang sah.
1) Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian
Bentuk hipotesis penelitian dikaitkan dengan rumusan problem penelitian. Ada tiga rumusan problem bila ditinjau dari tingkat eksplanasinya, yaitu: rumusan problem deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Maka hipotesis dibagi menjadi tiga yaitu:
a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan problem deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh rumusan problem deskriptif:
Berapa daya tahan lampu pijar merek X?
Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Z?
Contoh hipotesis deskriptif:
Daya tahan lampu pijar merek X = 600 jam (H0).
Ini merupakan hipotesis nol, lantaran daya tahan lampu yang faktual tidak berbeda dengan yang diharapkan (600 jam).
Hipotesis alternatifnya:
Daya tahan lampu pijar merek X ≠ 600 jam. Tidak sama dengan (≠) ini sanggup lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
Contoh hipotesis statistik (hanya ada bila berdasarkan sampel).
H0 : µ = 600
Ha : µ ≠ 600 atau > 600 < 600 ialah nilai populasi yang dihipotesiskan/ditaksir.
b) Hipotesis Komparatif
Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan problem komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda.
Contoh rumusan problem komparatif:
Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan PT Y?
Contoh hipotesisnya disusun seperti:
Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y; ATAU terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y (Ha).
Produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) karyawan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih besar dari (>) karyawan PT Y (Ha).
Produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) karyawan PT Y (H0).
Hipotesis alternatifnya: produktivitas kerja antara karyawan PT X lebih kecil dari (<) karyawan PT Y (Ha).
Hipotesis statistik untuk ketiga rumusan itu adalah:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
H0 : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
H0 : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
µ1 = rata-rata produktivitas karyawan X.
µ2 = rata-rata produktivitas karyawan Y.
c) Hipotesis Asosiatif
Adalah jawaban sementara terhadap rumusan problem asosiatif, yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh rumusan problem asosiatif:
Adakah hubungan antara pengawasan menempel dengan efisiensi kerja pegawai di departemen X.
Hipotesis penelitiannya:
Hipotesis Nol: Tidak terdapat hubungan antara pengawasan menempel dengan efisiensi kerja pegawai di departemen X.
Hipotesis alternatif: Terdapat hubungan yang positif antara pengawasan menempel dengan efisiensi kerja pegawai di departemen X.
Hipotesis statistik
H0 : p = 0 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha : p ≠ 0 tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan.
p = nilai hubungan dalam formulasi yang dihipotesiskan.
g. Metodelogi penelitian
1) Tentukan tipe penelitian
Metodelogi ialah studi sistematis mengenai mekanisme dan teknik yang berafiliasi dengan sesuatu. Dalam menguraikan metode penelitian pertama-tama harus disebut secara eksplisit tipe penelitian (mueller,1986:9-12) apa yang akan digunakan yaitu:
a) Descriptive survey (1) cross sectional (2) longitudinal
b) Sampel survey
c) Field studies
d) Case studies of persons
e) Combined survey and case study
f) Prediction Studies
g) Controlled Experiment (1) cross sectional (2) longitudional
Penentuan tipe penelitian sangat penting sebagai pegangan si peneliti biar tidak “kesasar”. Si peneliti akan menyesuaikan antara mekanisme dan teknik dengan tipe penelitiannya termasuk dalam pengambilan sampel, penetapan unit analisis, cara menganalisis dan menarik generalisasi.
2) Prosedur penarikan sampel
Pada dasarnya mekanisme pengambilan sampel diharapkan untuk menekan sejauh mungkin terjadinya bias dan variabilitas.
Teknik pengambilan sampel yang mungkin memenuhi persyaratan ini ialah simple random sampling suatu metode yang memperlihatkan peluang sama kepada anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel. Biasanya dengan sumbangan daftar random kemudian menentukan nya secara acak (dikocok) kita akan mendapatakan sampel yang representatif.
Dalam kesempatan ini akan diebutan beberapa tipe sampling (Mueller, 1986: 64-65) yaitu:
a) Simple random. Semua anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel.
b) Systematic, susun lebih dahulu populasi nya berdasarkan nomor urut,kemudian kita mengambil anggota sampel berdasarkan contoh N/n, artinya (N) dibagi besarnya sampel (n) akan memperlihatkan setiap nomor keberapa dari nomor urut populasi yang kita susun itu ambil sebagai angota sampel.
c) Stratified, (1)proportionate, (2) optimum allocation. (3) disproportionate
d) Cluster, pilih salah satu unit sampel secara random dari kelompok dalam klaster, kemudian susun berdasarkan kelompoknya dan hasilnya dipilih lagi secara random dengan memakai bilangan yang akurat.
e) Statified cluster, pilih klaster dari setiap unit sampel untuk mengurangi variablitas dari klaster yang setara.
f) Repetitive multiple sequential, tipe sampling ini diambil dua atau lebih sampel dengan memakai hasil dari sampel yang terdahulu untuk menentukan sampel akhir
g) Judqment, pilih anak kelompok dari suau populasi yang dipandang sanggup memperlihatkan informasi dasar yang diharapkan kemudian ambil sampel dari situ secara akurat
h) Qouta, klasifikasikan populasi berdasarkan karakteristiknya kemudian tentukan secara proporsional sampel dari masing-masing klasifikasi.
Hal yang tidak kalah penting dalam suatu penelitian sosial ialah memutuskan unit analis yaitu atas dasar apa kita menciptakan generalisasi yang disebut eological fallacy, yaitu salah menciptakan generalisasi kalau unit generalissi nya individu maka generalisasi organisasi maka dasar pembuatan generalisasi ialah organisasi.
3) Definisi operasional variabel penelitian
Definisi operasional merupakan rumusan seara operasional ihwal variabel penelitian, mulai dari pengertian variabel, hingga pada keterukuran variabel penelitian itu. Misalnya tingkat pendidikan responden meliputi pendidikan formal yang pernah dicapai responden dan diklasifikasikan berdasarkan tidak tamat pendidikan dasar tamat pendidikan dasar dan seterusnya.
4) Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data harus dijelaskna secara eksplisit dalam setiap rancangan penelitian, contohnya klarifikasi ihwal data sekunder yang diharapkan dan bagaimana memperoleh data tersebut.
Instrumen penelitian sanggup berupa angket, yakni daftar pertanyaan yang terstruktur baik close-ended maupun open-ended yang disebarkan kepada responden anggota sampel baik via pos maupun kurir. Angket kuesioner, maupun indepth interview harus mematuhi etika penelitian supaya hasil penelitian tidak biased biar tidak bias, pertanyaan juga tidak boleh:
a) Suggestive, mengarahkan, memengaruhi, tendesius.
b) Double-barrel, membingungkan responden.
c) Sensitive, umur buat perempuan berakal biasanya rahasia.
d) Investigative, gaya detektif, gaya interogator
e) Tricky, menjebak
Realiability yang berarti adanya ketepatan, konsisten data yang didapat dari waktu kewaktu. Rehabilitas berkenaan dengan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian itu.
Validity berkenaan dengan tingkat kecermatan (accuracy) suatu instrumen penelitian. Contoh faktual mengukur berat orang dengan meteran, mengukur tinggi tubuh dengan kiloan, artinya data apa yang diharapkan peneliti dari responden harus ditanyakan secara tepat.
5) Rancangan analisis
Pengertian dasar analisis ialah melaksanakan decomposition, mengu-raikan sesuatu kedalam kepingan yang membentuk sesuatu itu. Setelah terurai kedalam bagian, kerja sipeneliti selanjutnya ialah menciptakan generalisasi, “apa jembatan untuk hingga ke generalisasi? Jawaban nya ialah statistik, jadi statistik ialah instrumen pembuatan generalisasi. Apakah hanya statistik yang sanggup menjembatani kegeneralisasi? Tidak, jikalau statistik yang digunakan sebagai instrumen menuju generalisasi maka analisis penelitian itu disebut kuantitatif, analisis lainnya ialah nonkuantitatif atau sanggup dikenal dengan sebutan analisis kualitatif disini peneliti menyilang temuan empiris nya dengan sumber lain baik sumber pustaka maupun narasumber (individu).
Metode ini disebut triangulation, yaitu peneliti menguji kebenaran informasi yang diperolehnya dari lapangan dengan teori yang ada, dokumen pendukung, keterangan orang yang dianggap mengetahui (informan) kesepa-danan karakteristik dengan populasi lain di kawasan lain, data sejarah, dan indikasi lainnya dianggap punya keterkaitan.
Analisis kuantitatif dengan aplikasi statistik diuji sangat ditentukan oleh level of measurement data yang dikumpulkan yaitu:
a) Jika level of measurement data yang dikumpulkan ialah nominal (kategorikal), maka statistik yang digunakan biasanya statistik non-para-metrik
b) Data yang dikotomis atau poliytomis tidak akan punya arti apa-apa jikalau dicari mean (rataan)-nya. Misalnya kota, lelaki perempuan, islam non islam, jawa non jawa tidak perlu mencari mean nya karna hal itu langkah yang sia-sia.
c) Jika level of measurement data yang dikumpulkan ialah termasuk ordinal (peringkat), maka analisis statistik untuk uji hubungan misal nya digunakan:
c.1. Spearman Rank Order Correlation atau
c.2. Kendal Rank Order Correlation atau
c.3 Chi-Square (Ci Kuadrat) jikalau hendak mengukur hubungan asosiatif saja
d) Jika level of measurment data yang dikumpulkan ialah interval atau rasio, maka person product momen correlation sanggup digunakan untuk uji korelasi, analisis multivariate dan analisis jalur (path analysis) sanggup digunakan jikalau independen dan dependen variabel nya lebih dari satu.
Rancangan analisis peneliti harus menjelaskan model analisis yang akan digunakan untuk uji hipotesis kuantitatif atau secara kualitatif. Meskipun model analisis kuantitatif yang akan digunakan tetapi eksplanasi (penjelasan). Statistik hanyalah alat untuk menguatkan argumentasi peneliti, demikian juga model analisis kualitatif tidak akan sepi dari angka jikalau memang diperlukan.
Akhir uraian kepingan metodelogi penelitian ini iaah kisi penelitian yng menyimpulkan dalam sebuah tabel hal-hal sebagai berikut:
a) Konsep penelitian ini berangkat dari konsep apa (teori apa)
b) Variabel konsep itu diturunkan variabel penelitian X,Z,Y
c) Dimensi sering disebut subvariabel, contohnya partisipasi adaah konsep sebuah ada dasar teorinya. Dimensi dari partisipasi apa saja? Partisipasi dalam perencanaan, dalam pelaksanaan, dalam pengawasan dalam pemanfaatan indikatornya apa saja? Tenaga, uang, benda dan pikiran.
d) Indikator, yaitu sesuatau yang mengindikasikan bekerjanya variabel tersebut, dan biasanya terobservasi dan terukur misal nya variabel media exposure (X) tadi indikator nya ialah frekuensi melihat atau mendengar. Dari indikator ini kita turunkan item kuesioner, misalnya, “berapa jam didalam sehari anda menonton siaran Tv swasta?
Kurang dari 1 jam
Antara 1-2 jam
Tidak tentu
Lebih dari 2 jam
e) Jenis data apakah data nominal, ordinal,interval atau rasio.
f) Sumber data apakah primer atau sekunder.
g) Lokasi/ kawasan penelitian
Lokasi penelitian sanggup jadi laboraturium atau alapangan, lantaran itu kawasan penelitian, diuraikan lengkap lokasi nya, menyerupai desa, X, kecamatan X dan kabupaten X serta propinsi X.
h. Jadwal waktu penelitian
Jadwal waktu penelitian waktu penelitian diuraikan berdasarkan fase-fase pekerjaannya sebagai berikut:
1) Fase persiapan dari…. S/d … (misalnya 30 hari)
2) Fase pengumpulan data : dari …. s/d … (misalnya 30 hari)
3) Fase pengolahan data … s/d …. (misalnya 60 hari)
4) Fase pengolahan data : dari … s/d … (misalnya 60 hari)
Lebih terperinci ialah lebih baik.
i. Daftar pustaka
Daftarkan semua kepustakaan yang dipergunakan didalam menyusun usul-an penelitian ini. Tata cara penyususannya berdasarkan cara yang telah dibakukan oleh setiap pimpinan fakultas atau universitas.
Sumber https://www.asikbelajar.com