Saturday, September 23, 2017

√ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat

Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat – Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus, itulah hal yang paling kuingat ketika mendaki Gunung Cikuray pertengahan Desember 2014 lalu.


Awalnya, planning mendaki Gunung Cikuray hanyalah materi candaan saja. Tapi dari antara rombongan tidak ada yang menyangka bahwa kami benar-benar mendaki Gunung Cikuray ketika itu.


Berawal dari kejenuhan kami di dalam satu kostan, bermain Clash of Clans hingga larut malam setiap hari, dan terkadang berpikir untuk pergi ke suatu tempat untuk sekedar refreshing atau pun sekedar mencari hal baru.


Baca Juga: Wisata ke Gunung Batu Lembang


Saat itu teman-teman sedang mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) di perkuliahan, sehingga waktu yang sempurna hanyalah sesudah mengikuti ujian terakhir. Hari Jumat, hari terakhir ujian, sobat satu kostan mengajakku dan dua orang sobat lainnya untuk mendaki gunung. Awalnya belum ditentukan gunung mana yang akan didaki.


Pendakian Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
Gunung Ciremai dari Puncak Gunung Cikuray


Melihat kondisi kami yang begadang setiap hari, kebetulan saya dan seorang temanku tidak dalam kondisi fit alasannya yakni flu, dan alasannya yakni belum melaksanakan pemanasan apapun, maka Gunung Cikuray menjadi pilihan.


Bukan maksud meremehkan Gunung Cikuray, tetapi planning kami yang sudah usang ingin pergi refreshing, kebetulan dua orang di rombongan kami termasuk saya sendiri belum pernah mendaki Gunung Cikuray, dan kebetulan Gunung Cikuray tidak terlalu jauh dari tempat kami tinggal, maka Gunung Cikuray menjadi tujuan kami ketika.


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Semeru


Jujur saja, saya sendiri sebetulnya bimbang sebelum memastikan diri bahwa saya akan ikut dalam rombongan alasannya yakni kondisi yang tidak fit, tidak pemanasan, dan lagi tidak ada uang (sama sekali) ketika itu.


Dan pada ketika itu, seorang sobat bersedia meminjamkan saya uang. Dengan Rp 100.000,- untuk berdua, maka kami nekat pergi mendaki Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat.


Kami berangkat subuh dari Bandung pada hari Sabtu sekitar pukul 04:30 WIB supaya jalanan tidak terlalu macet dan sanggup mendaki lebih awal untuk mendapat tempat mendirikan tenda di pos.


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Slamet, Jawa Tengah


Malam sebelumnya kami membeli bekal seadanya dengan modal Rp 100.000,- untuk berdua (kami berdua benar-benar kekurangan uang ketika itu). Yang niscaya rokok, roti coklat dan obat generik menjadi daftar utama dalam bekal tersebut.


Setelah menyempatkan diri untuk tidur beberapa jam, rombongan kami yang berisi 4 orang pun menyambangi Garut dengan dua motor dan 3 tas carrier besar dan 1 ransel besar. Ransel tersebut saya yang bawa dengan perihal akan gantian dengan carrier ketika mendaki (yang niscaya saya tidak mau gantian :D).


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Merbabu Menantang Merapi


Menembus dinginnya Bandung, ternyata kondisi yang kurang fit benar-benar menyusahkan, dan kami dengan bodohnya tetap memutuskan untuk mendaki. Berhenti sebentar di Nagreg untuk sarapan, duit yang tersisa dari 100ribu sudah tidak cukup untuk mengisi bensin.


Aku dan temanku tersebut berusaha meminta proteksi kepada saudara dan kerabat (yang niscaya tidak berani kepada orang tua). Satu per satu kami hubungi, belum ada yang membalas alasannya yakni sedang libur dan belum bangkit dari tidurnya.


Ada yang membalas tapi kebetulan sedang tidak ada uang di rekening untuk ditransfer. Aku sendiri mendapat proteksi dari kakak, tetapi ia gres sanggup mentransfer jam 11:00 WIB kala itu alasannya yakni sedang meeting di kantor, sedangkan kami berencana jam 10 sudah harus berada di basecamp Gunung Cikuray.


Untungnya temanku mendapat kiriman dari kerabatnya, dan ketika tiba di Garut kami memakai uang kiriman itu untuk membeli bekal suplemen lainnya.


Kebetulan kami berempat tidak punya uang sisa lagi kalau kiriman itu tidak datang. Akhirnya dengan hati hening kami semua melanjutkan perjalanan.


Baca Juga: Pendakian ke Gunung Sumbing, Jawa Tengah


Sampai di basecamp, bersama dengan rombongan pendaki lain yang hendak mendaki, kami beristirahat sejenak sambil menyantap gorengan dan kopi.


Tak lupa kami mengganti pakaian, mengisi botol-botol minuman, dan merapikan ulang isi carrier supaya barang gres sanggup tersusun rapi dan barang-barang yang paling diharapkan selama mendaki sanggup diambil dengan mudah.


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat


Semua siap. Akhirnya kami mulai mendaki. Melewati kebun teh, posko-posko buatan warga, hingga pintu masuk Tanjakan Cihuy dilewati, kami masih bersemangat.


Namun hari ketika itu mulai mendung dan petir menyambar-nyambar sehingga kami harus cepat-cepat hingga ke pos tujuan. Rencana kami ketika itu harus mendaki hingga Pos 3 dan mendirikan tenda di sana sebelum tempat habis direbut oleh rombongan pendaki lain.


Post 3 memang ideal untuk mendirikan tenda alasannya yakni cukup cepat dituju, spot yang luas untuk menampung beberapa tenda besar, dan tidak terlalu jauh lagi untuk mencapai puncak.


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat


Namun apa daya, planning hanyalah rencana. Di tengah jalan kami kehujanan. Hujan yang sangat lebat. Cepat-cepat kami mencari tempat teduh, namun pepohonan belum cukup menutup sehingga mau tidak mau kami harus mendirikan bivak darurat.


Lokasinya berada sebelum Pos 2. Kami semua kedinginan, dan kondisiku yang tidak fit alasannya yakni flu malah tambah parah. Tubuhku menggigil.


Baiknya saya masih sanggup meredamnya alasannya yakni mau tidak mau saya harus bergerak merapikan ikatan bivak, memindahkan carrier di posisi sempurna supaya tidak kehujanan, dan mengganti bajuku yang berair kuyup. Sayangnya bajuku hampir berair semua, alasannya yakni sebelumnya tidak membungkusnya dengan plastik (trash bag).


Baju yang tersisa yang sanggup kupakai hanya satu tanpa mengganti celana (karena ikut basah), itu pun sudah sedikit berair di sisi-sisinya. Aku juga lupa membawa rain coat, padahal sebelumnya sudah kusiapkan untuk dibawa.


Rencana impulsif ini membuatku sangat tidak teliti dalam mempersiapkan kondisi fisik dan segala perlengkapan yang dibutuhkan, dan ini salah satu pelajaran berharga bagiku.


Di bawah bivak, kami menahan rasa masbodoh sambil merokok. Beberapa rombongan pendaki melewati kami, berhenti sebentar, dan melanjutkan perjalanannya lagi.


Mungkin ingin mendirikan bivak juga, namun tanahnya terlalu miring, dan satu-satunya spot dengan tanah yang datar sudah kami gunakan.


Kami menunggu hingga hujan sedikit reda supaya melanjutkan kembali perjalanan alasannya yakni saya tidak punya rain coat sebagai pelindung. Apalagi baju kering yang tersisa hanya yang sudah saya kenakan ketika itu.


Baca Juga: Menanjaki Gunung Ciremai, Puncak Tertinggi di Jawa Barat


Ketika hujan sedikit reda kami melanjutkan perjalanan. Namun sempurna di Pos 2, hujan kembali turun lebat. Kali ini lebih lebat lagi dari yang sebelumnya alasannya yakni badai.


Kami terpaksa berhenti sekali lagi dan benar-benar harus mendirikan tenda di sana. Padahal itu yakni jalur hewan hutan, terutama babi hutan, turun di malam hari untuk menghindari cuaca dingin.


Hanya ada satu spot yang dengan sempurna ketika itu. Aku memperhatikan jalur aliran air dan menciptakan jalur aliran air yang gres supaya menghindari tenda kami ketika air mulai banyak mengalir.


Dua orang temanku yang kebetulan sudah sering mendaki dan sudah ketiga kalinya mendaki Cikuray pada ketika itu yang mendirikan tenda. Aku dan seorang temanku yang menciptakan jalur aliran air yang baru.


Setelah tenda jadi dan aliran air yang kubuat sudah selesai, saya eksklusif mengganti celana, mengeluarkan barang-barang utama, dan eksklusif masuk ke sleeping bag untuk beristirahat.


Aku eksklusif tidur alasannya yakni kelelahan dan kedinginan. Karena baju sudah berair semua, saya tidur tanpa mengenakan baju.


Di malam hari saya menjemur baju-bajuku bahkan mengeringkannya di kompor supaya subuhnya sanggup tidak mengecewakan kering untuk kembali digunakan, alasannya yakni saya sama sekali tidak punya baju kering lagi dan punya temanku juga sudah berair semua.


Subuh sekitar jam 02:00 WIB saya bangkit dan mendapati bahwa teman-teman yang lain sudah bangkit duluan dan sudah menyiapkan makanan untukku.


Yang paling penting yakni kopi supaya semangatku tetap menggebu terlepas bagaimana pun kondisiku ketika itu. Tidur, makanan dan kopi menciptakan tubuhku tidak mengecewakan fit untuk kembali melanjutkan pendakian.


Akhirnya ketika semuanya sudah dirapikan, semuanya sudah disiapkan sekitar pukul 04:10 WIB kami melanjutkan pendakian. Barang-barang utama kami bawa dan selebihnya kami tinggalkan di tenda di Pos 2. Masih ada 6 pos lagi yang harus kami lalui untuk tiba di puncak.


Menembus malam yang teramat dingin, badan masih sanggup dihangatkan ketika bergerak mendaki. Kami hanya beristirahat 2 menit dalam setiap 20 menit pendakian.


Jarak Pos 2 dan Pos 3 yakni jarak antar pos yang paling jauh menurutku, untuk itu kami beristirahat sejenak di Pos 3. Di tengah-tengah tenda yang didirikan, kami beristirahat sejenak sambil menyulut rokok.


Masing-masing sebatang sudah habis, kami pun melanjutkan pendakian. Pos demi pos berhasil kami lewati, hingga hari sudah mulai terang, kami beristirahat kembali di Pos 5 untuk menyantap kopi.


Air dipanaskan di kompor portable, dan dua seduhan kopi panas sudah sangat cukup mengembalikan energi dan semangat kami berempat.


Kami kembali melanjutkan pendakian hingga ke puncak tanpa membuang waktu lagi. Kami terhitung cepat untuk hingga ke puncak, lengkap kalau dihitung dengan waktu beristirahat di sepanjang perjalanan dari Pos 2.


Pendakian Gunung CIkuray: Tiba di Puncak Gunung Cikuray


Tiba di puncak sekitar pukul 07:05 WIB. Aku dengan gembira menjadi yang pertama tiba di antara rombonganku. Setibanya di puncak saya sedikit terkejut menyaksikan bahwa Puncak Gunung Cikuray menyerupai PASAR TRADISIONAL!!!


Jumlah orang yang berada di puncak sangat banyak, mengisi setiap sudutnya. Spot untuk berfoto pun tampaknya sangat susah dididapatkan, harus mengantre dengan pendaki lain.


Namun pemandangan dari Puncak Gunung Cikuray benar-benar hasil yang pantas dari harga usaha yang sudah kami bayar untuk tiba ke sana.


Terlihat Gunung Ciremai menjulang tinggi menusuk gempulan awan. Di sisi sebaliknya, terlihat pegunungan Papandayan. Hamparan kota Garut juga terlihat, lengkap dengan hamparan tempat pertaniannya.


Pun bibir pantai terlihat di sisi yang lain. Aku tidak tahu percis pantai apa itu, yang niscaya biru lautnya terlihat mencerminkan birunya langit cerah sehabis hujan. Indah sekali. Aku tak butuh waktu usang untuk merasa nyaman dan mengasihi tempat itu.


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
Bendera Indonesia Dari Puncak Gunung Cikuray


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
Walter Pinem


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
Laurentius Edo


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
Bryan Fau


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
Tyo Stefanus


Tentu saja kami mengabadikan momen secara bergantian. Harus mendaki hingga tiba di puncak dulu gres sanggup mengabadikan momen sendiri di tempat itu, ya kan? Untuk itu kami tentu saja tak mau membuang kesempatan.


 Mendaki gunung di ekspresi dominan hujan bukanlah inspirasi bagus √ Pendakian Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat
Puncak Gunung Cikuray 2821 mdpl


Matahari mulai terik menusuk, dan sekitar pukul 09:00 WIB kami memutuskan untuk menyudahi kemenangan kami mencapai Puncak Gunung Cikuray.


Selanjutnya yakni menuruni gunung yang tentu saja tak kalah melelahkannya dengan mendaki. Sama menyerupai mendaki, kami relatif cepat menuruni gunung.


Kami bergegas menyiapkan perbekalan, merapikan tenda dan barang-barang kami, dan bersama rombongan lain berduyun-duyun menuruni gunung. Tujuan selanjutnya yakni RUMAH!!!


Bagian terberatnya ketika pulang yakni menuruni gunung lengkap dengan barang bawaan. Kaki dan punggung menjadi korban utama alasannya yakni harus menopang barang bawaan dengan satu referensi yang ‘menghancurkan’.


Tak heran kalau banyak pendaki yang tubuhnya pegal-pegal justru ketika menuruni gunung.






Begitu pun, saya tetap bahagia dan mensyukuri bahwa saya sanggup tiba ke puncak dan pulang dengan keadaan selamat. Aku tidak keberatan kalau pun tadinya saya tidak sanggup hingga ke puncak melihat kondisiku yang tidak fit.


Dan kenyataannya sesudah melalui usaha yang menurutku sangat hebat, saya patut berbangga sanggup menaklukkan Gunung Cikuray hingga ke puncaknya sama menyerupai ketika saya menaklukkan Puncak Gunung Merbabu untuk menantang Merapi.


Pendakianku di Gunung Cikuray, Garut – Jawa Barat yakni pendakian keduaku di dua gunung berbeda. Aku masih menantikan kapan pendakianku berikutnya sanggup dilakukan dan diwujudkan hingga ke puncak.


Tapi yang niscaya pengalaman dan pelajaran yang kudapatkan selama mendaki dua gunung sebelumnya akan saya gunakan dengan baik di pendakian selanjutnya.


Aku berterima kasih banyak kepada teman-temanku selama pendakian: Tyo Stefanus, Bryan Fau, dan Laurentius Edo yang telah menjadi kolegaku di pendakian ini. Tak akan sanggup mendaki kalau tidak ada mereka, apalagi hingga puncak.




Baca Juga:


Tips Mendaki Gunung Untuk Siapapun





ARTIKEL LAINNYA:



  1. Menanjaki Gunung Ciremai, Jawa Barat

  2. Wisata Singkat ke Stone Garden, Padalarang, Bandung

  3. A Short Visit to Bira Island, Thousand Islands

  4. A Day Trip Without Digital Tech

  5. Solo Trip to Taman Alam Lumbini, Berastagi, Tanah Karo

  6. [Infographic] 10 Top Travel Hacks

  7. Kunjungan ke Floating Market Lembang

  8. Pantai Ladeha, Surga Tersembunyi di Pesisir Selatan Pulau Nias

  9. Wisata ke Tebing Keraton Bandung

  10. Menjelajahi Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah

  11. Pendakian ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah



Sumber https://walterpinem.me