Sunday, September 3, 2017

√ Penentuan Metode Dan Instrumen Penelitian Berdasarkan Arikunto

AsikBelajar.Com | Dalam artikel ini Prof. Dr. Suharsimi Arikunto memaparkan pengertian metode dan instrumen penelitian, perbedaannya, manfaat dan macam kisi-kisi instrumen, serta hal yang mempengaruhi pemilihan metode dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian. Di bawah ini uraian lengkap tersebut:


Telah dipahami beberapa metode dan instrumen pengumpulan data. Masing-masing metode dan instrumen mempunyai kebaikan dan keburukan. Dalam melakukan satu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu metode atau instrumen, supaya kelemahan yang satu sanggup ditutup dengan kebaikan yang lain. Kadang-kadang sesuatu metode merupakan keharusan untukdipakai dalam penelitian. Tetapi kadang kala merupakan salah satu alternatif saja, sehingga pilihan metode yang sanggup digunakan sanggup dipilih-pilih.


Tidak sedikit peneliti yang mengacaukan pengertian ”metode” dengan ”instrumen”. Sebetulnya kedua hal tersebut berkaitan, dan peneliti juga harus sanggup memahami kaitannya.


-Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Seperti sudah dijelaskan, variasi metode dimaksud adalah: angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes, dokumentasi.


-Instrumen penelitian yaitu alat atau kemudahan yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data supaya pekerjaannya lebih gampang dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih gampang diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklis (check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri mempunyai wujud yang bermacam-macam.


Dengan demikian maka sanggup dikatakan: “Peneliti di dalam rnenerapkan metode penelitian memakai instrumen atau alat, supaya data Yang diperoleh lebih baik”.


Pemilihan metode dan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitur objek penelitian, sumber data, waktu, dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan untuk Mengolah data bila sudah terkumpul. Mungkin saja seseorang ingin sekali memakai metode wawancara untuk mengumpulkan data tetapi alasannya Waktu yang tersedia sempit, kemudian memakai angket. Demikian juga mungkin peneliti ingin memakai metode pengamatan secara cermat terhadap objek, tetapi metode pengamatan memerlukan waktu usang dan keterampilan yang memadai.


Contoh:

Seorang mahir akuntansi ingin meneliti kebiasaan para pedagang pasar mengadministrasikan acara transaksi yang dilakukannya. Peneliti bermaksud mengetahui catatan jenis apa saja yang mereka buat, catatan sederhana tanpa memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi, sederhana dan memakai sedikit prinsip akuntansi (diteliti yang mana), atau biasa menciptakan jurnal lengkap. Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan beberapa kali tiba ke pasar, mewawancarai para pedagang dan menelaah catatan yang dibentuk para pedagang, contohnya jurnal pembayaran tunai saja (cash paymentas journal).


Dibandingkan antara wawancara dan pengamatan, metode angket memang lebih praktis. Oleh alasannya itu penentuan metode penelitian memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang matang.


Untuk mendapat citra korelasi antara metode dengan instrumen penelitian, periksalah tabel berikut di bawah.


Untuk melengkapi klarifikasi wacana korelasi antara metode dengan instrumen, berikut ini disampaikan uraian wacana metode dan instrumen dalam kaitannya dengan sumber data.


Contoh: contohnya penelitian dengan variabel: ”Kualitas acara belajar-mengajar di kelas”.


 Suharsimi Arikunto memaparkan pengertian metode dan instrumen penelitian √ Penentuan Metode dan Instrumen Penelitian berdasarkan Arikunto


Agar diperoleh data yang lengkap dan betul-betul menjelaskan kualitas belajar-mengajar dari banyak sekali segi, peneliti hendaknya mengumpulkan data dari beberapa sumber data, antara lain: guru (orang), siswa (orang), proses belajar-mengajar yang sedang berlangsung (tempat), kondisi dan sarana fisik (tempat), catatan yang dimiliki oleh siswa (kertas), dan daftar nilai (kertas). Jika peneliti ingin cermat, maka perlu digunakan tabel kisi-kisi wacana korelasi hal-hal tersebut.


Dalam menentukan sumber data, jenis metode pengumpulan data dan instrumen penelitian, peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal lain, ibarat yang sudah disebutkan, yaitu tenaga, waktu, dana, dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Namun untuk langkah awal, supaya pada kesannya diperoleh metode dan instrumen yang tepat, sebaiknya peneliti berpikir ideal dahulu, setelah itu gres mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.


Dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”. Menurut pengertiannya kisi-kisi yaitu sebuah tabel yang menawarkan korelasi antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menawarkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.


Adapun manfaat dari kisi-kisi dimaksud yaitu sebagai berikut:

1. Peneliti mempunyai citra yang terang dan lengkap wacana jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun.


2. Peneliti akan mendapat kemudahan dalam menyusun instrumen alasannya kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir.


3. lnstrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis alasannya dikala menyusun kisi-kisi peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.


4. Kisi-kisi berfungsi sebagai ”peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkandatanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil.


5. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap peneliti sanggup menyerahkan kiprah menyusun atau membagi kiprah dengan anggota tim dikala menyusun instrumen.


6. Validitas dan reliabilitas instrumen sanggup diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.


Ada dua macam kisi-kisi yang harus disusun oleh seorang peneliti sebelum menyusun instrumen, yaitu: (1) kisi-kisi umum, dan (2) kisi-kisi khusus.


1. Kisi-kisi umum yaitu kisi-kisi yang dibentuk untuk menggambarkan semua variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode dan instrumen yang mungkin sanggup dipakai. Yang termuat di dalam kisi-kisi umum ini gres rancangan ideal. Tentang apakah semua sumber data, metode, dan instrumen tetap akan digunakan atau tidak, tergantung dari ketepatan berdasarkan pertimbangan peneliti.


2. Kisi-kisi khusus, yaitu kisi-kisi yang dibentuk untuk menggambarkan rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sesuatu instrumen.


Contoh kisi-kisi korelasi antara sumber data, metode, dan instrumen pengumpulan data yaitu sebagai berikut.


 Suharsimi Arikunto memaparkan pengertian metode dan instrumen penelitian √ Penentuan Metode dan Instrumen Penelitian berdasarkan Arikunto


Langkah setelah kisi-kisi ibarat ini terisi yaitu mendaftar jenis-jenis instrumen yang terdapat pada kolom ”instrumen”. Jika ternyata:


1. Terlalu banyak jenis instrumen yang diperlukan.


2. Ada instrumen yang tidak efisien, artinya hanya diharapkan untuk mengumpulkan sedikit data, maka peneliti harus menentukan hanya beberapa instrumen yang memang sangat perlu saja. Dalam hal ini mungkin:


a. Peneliti harus mengubah metode untuk beberapa sumber data, contohnya dari angket menjadi wawancara (karena pertanyaannya ternyata terlalu sedikit).


b. Peneliti terpaksa mengurangi sumber data, dan mengambil data dimaksud dari sumber data lain yang dipilih.


Jika pekerjaan ini sudah selesai, langkah selanjutnya yaitu menciptakan kisi-kisi khusus untuk setiap instrumen, dengan kolom sebagai berikut:


 Suharsimi Arikunto memaparkan pengertian metode dan instrumen penelitian √ Penentuan Metode dan Instrumen Penelitian berdasarkan Arikunto


Secara garis besar, pemilihan metode dan instrumen pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:


1. Tujuan penelitian

Yang sekaligus menentukan jenis dan macam variabel. Dalam kepingan sebelumnya Saudara sudah dilatih untuk menciptakan kategorisasi variabel, sekaligus menentukan metode apa yang sempurna untuk mengumpulkan datanya.


2. Sampel penelitian

Apabila sampelnya besar, tentu saja peneliti tidak bisa memakai wawancara atau observasi. Angket akan lebih sempurna agaknya.


3. Lokasi

Apabila lokasi penelitian mencakup tempat yang luas, akan lebih efektif jikalau memakai metode kuesioner.


4. Pelaksana

Apabila pelaksanaannya cukup banyak sedangkan responden tidak begitu banyak, maka sangat mungkin memakai wawancara atau observasi. Akan tetapi jikalau keadaannya sebaliknya, metode kuesioner tentu lebih tepat.


5. Biaya dan waktu

Walaupun hasilnya akan lebih baik jikalau peneliti mengadakan observasi, akan tetapi alasannya biaya dan waktunya terbatas maka peneliti harus puas hanya mengadakan kuesioner.


6. Data

jika kita akan mengorek pendapat yang lebih dalam, maka wawancara kiranya lebih tepat.


Dari uraian ini sepertinya kuesioner merupakan metode yang selalu sanggup digunakan. Namun demikian, apabila peneliti beropini bahwa apabila dengan metode selain kuesioner hasilnya akan jauh lebih baik, maka metode lain itulah yang harus dipakai.


Lagi pula, walaupun kuesioner digunakan sebagai metode pokok, metode lain perlu digunakan juga untuk embel-embel dalam mengumpulkan data lain, atau data yang sama sebagai checking silang (cross check).


Sebagai contoh, kita akan mengadakan penelitian terhadap pelaksanaan penataran. Untuk keperluan ini peneliti sanggup menggunakan:


1. Angket untuk petatar.

2. Angket untuk penatar.

3. lnterviu untuk penatar, petatar, dan pelaksana.


lnterviu digunakan untuk kepentingan:

1. Cross check data yang diperoleh dengan angket.

2. Data lain yang tidak sanggup diungkap melalui angket, contohnya wacana pendapat, perilaku pihak-pihak yang terlibat.


Metode dokumentasi sanggup digunakan pula untuk melihat catatan-catatan atau tugas-tugas/hasil penataran.


Sumber:

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 203-209.


Keyword Terkait:

penelitian penilaian program, penelitian penilaian pendidikan, penelitian penilaian pembelajaran, penelitian penilaian kebijakan, penelitian penilaian kinerja.



Sumber https://www.asikbelajar.com