Manusia sebagai manajer di manapun berada tidak terlepas dari wadah untuk melaksanakan acara atau yang disebut organisasi. Organisasi sanggup berupa forum pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal. Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusia. Manusia dalam berorganisasi tidak luput dari sistem yang dibuatnya sendiri. Sistem sangat diharapkan biar cara berpikir, berperasaan, dan bertindak setiap anggota organisasi tidak terkotak-kotak melainkan secara menyeluruh.
Sistem itu dibentuk berdasarkan janji anggotanya dengan maksud biar tidak terjadi kekacauan dalam mencapai tujuan bersama. Idealnya, setiap anggota organisasi mematuhi sistem organisasi yang telah dibuatnya. Oleh alasannya ialah itu, insan sering terjerat oleh sistem yang dibuatnya sendiri sehingga sanggup memasung inisiatif dan kreativitasnya.
Sisdiknas ialah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sisdiknas merupakan fatwa bagi direktur atau manajer pendidikan untuk berperilaku, baik secara individu maupun dalam kelompoknya sehingga korelasi antara orang dengan orang dan orang dengan organisasi menjadi tertib. Ketertiban ini berkhasiat untuk menyamakan persepsi terhadap visi dan misi, strategi, policy, tujuan, sasaran, program, activity, pembiayaan, dan evaluasi kinerja dalam tercapainya tujuan individu, organisasi, dan Sisdiknas itu sendiri. Uraian tersebut lebih terperinci terlihat dalam Gambar 1.3 berikut.

Sumber:
Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.13-14.
Keyword terkait:
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan, manajemen pendidikan berdasarkan para ahli, manajemen pendidikan dan manajemen pendidikan.
Sumber https://www.asikbelajar.com