Anak pembangkang dan sudah si atur sering kali menciptakan para orang bau tanah jengkel, sampe tidak sadar kita membentaknya dengan keras, namun itu jangan merasa asing alasannya itu yaitu sikap mereka untuk mengambarkan dirinya ingin selalu di perhatikan. Para orang bau tanah harus mengenali semua sikap yang mereka tunjukan itu ,
Orangtua sanggup memperlihatkan anak dengan dua pilihan seperti, apakah ia lebih suka membersihkan kamar kini atau sehabis program televisi selesai. Cara ini sanggup mengurangi anak mengeluarkan banyak argumen sekaligus meningkatkan kemungkinan sikap patuh pada instruksi.
Mereka semua tidak bisa mengungkapkan impian mereka dengan kata-kata, tidak jarang mereka mengungkapannya dengan kelakuan yang tidak seharusnya, para orang bau tanah harus sigap memahaminya dan menindaknya, menindak bukan berarti mencegahnya atau memarahinya, akan tetapi menindak dalam artian bertindak untuk memahami apa yang mereka inginkan dan bagaimana cara mengatasinya supaya si anak tidak melaksanakan hal yang menjengkelkan tapi tidak dengan kekerasan, mereka berprilaku menyerupai itu bukan tidak ada alasan, jadi jangan biarkan mereka alasannya membiarkan mereka akan makin mengambarkan sikap yang tidak seharusnya.
Ada sepuluh alasan di balik sikap nakal pada bawah umur yang harus dipahami orang tua, yaitu:
.1. Ingin Menunjukkan kekuasaan
Perilaku menantang dan argumentatif sering muncul ketika seorang anak mencoba mendapat kembali kekuasaannya. Misalnya ketika anak menolak untuk disuruh membersihkan kamar alasannya enggan beranjak dari depan televisi
Orangtua sanggup memperlihatkan anak dengan dua pilihan seperti, apakah ia lebih suka membersihkan kamar kini atau sehabis program televisi selesai. Cara ini sanggup mengurangi anak mengeluarkan banyak argumen sekaligus meningkatkan kemungkinan sikap patuh pada instruksi.
2. kurangnya atau Minim keterampilan
Terkadang problem sikap anak muncul alasannya kurangnya keterampilan yang dimiliki. Seorang anak yang minim kemampuan bersosialisasi bisa saja memukul anak yang lain ketika ia merasa tidak senang. Sama halnya dengan anak yang tidak mempunyai kemampuan untuk menuntaskan masalah. Biasanya mereka menentukan tidak mau membereskan kamar mereka ketika ia mendapati mainannya tidak lagi muat dalam kotak mainan.
Jika sudah menyerupai ini, orangtua harus mengajarkan kedisiplinan dan keterampilan lain kepada anak. Ketika anak berlaku nakal, sebaiknya ajarkan apa yang seharusnya ia lakukan, daripada mengajarkan wacana konsekuensi yang harus diterimanya alasannya nakal.
3. Tidak bisa mengendalikan atau menahan emosi
Anak-anak sering tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan atas perasaan yang mereka miliki. Akhirnya mereka pun lebih gampang merasa murka dan menjadi agresif. Bahkan, bawah umur pun sanggup bersikap berlebihan ketika merasa senang, tertekan, ataupun bosan. Anak-anak harus diberitahu wacana cara yang sehat ketika merasa sedih, kecewa ataupun cemas
4. Adanya problem mental
Terkadang bawah umur mempunyai problem kesehatan mental yang menjadi penyebab sikap mereka bermasalah, atau gangguan pada perkembangan otak yang mengakibatkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta sulit memusatkan perhatian.
Selain itu, sering cemas atau depresi juga sanggup berkontribusi dalam baik dan jelek sikap anak. Berbicara dengan dokter anak atau profesional yang paham dengan kesehatan mental tentu menjadi cara yang sempurna untuk menangani problem ini.
5. Ingin mencicipi bebas
Anak sering melanggar aturan alasannya ingin merasa bebas. Semakin berkembang, anak pun ingin meluaskan tempat kekuasaannya. Lagi-lagi, pembelajaran wacana disiplin dan bimbingan dari orangtua sangat penting untuk mengingatkan bahwa bawah umur belum membutuhkan kebebasan menyerupai yang mereka pikirkan.
Anak-anak prasekolah, misalnya.
Mereka sering ingin memamerkan keterampilan gres mereka. Seiring bertambahnya usia, mereka pun ingin memperlihatkan kemandirian. Biasanya, abjad lebih argumentatif dari sebelumnya pun muncul.
Mereka sering ingin memamerkan keterampilan gres mereka. Seiring bertambahnya usia, mereka pun ingin memperlihatkan kemandirian. Biasanya, abjad lebih argumentatif dari sebelumnya pun muncul.
Begitupun pada ketika remaja. Pada masa ini anak sanggup menjadi pemberontak alasannya ingin memperlihatkan kepada orang remaja bahwa mereka sanggup berpikir sendiri. Mereka juga ingin memberi tahu bahwa mereka tidak sanggup dipaksa untuk melaksanakan hal yang tidak mereka inginkan.
6. Meminta untk diperhatian
Ketika bawah umur menginginkan perhatian dari orangtua dan tak mendapatkannya, maka mengamuk atau memukul yaitu salah satu cara yang dipilih. Meskipun tahu bakal dimarahi sehabis melaksanakan perbuatan nakal itu, bawah umur tetap menjadikannya sebagai cara untuk mendapat perhatian. Mereka ingin orang remaja di sekitar mereka melihat, berbicara dan memberikan perhatian penuh pada mereka. Untuk orangtua, cara untuk meredam kebiasaan anak menyerupai ini yaitu dengan bereaksi aktual ketika mereka memperlihatkan haus perhatian.
7. Meniru orang lain
Anak-anak berguru bersikap dengan cara melihat orang lain. Baik itu dengan cara menyaksikan aksi-aksi nakal teman di sekolah atau dari tontonan di televisi. Karena itu sangat penting bagi orangtua untuk membatasi apa yang mereka lihat. Pantau apa yang bawah umur tonton di televisi, video game yang dimainkan, atau bahkan yang mereka saksikan lewat internet.
8. Menguji kesabaran
Ketika orangtua menetapkan aturan pada anak mengenai apa saja yang dihentikan mereka lakukan, bawah umur umumnya ingin mengetahui seberapa serius orangtua mereka dengan aturan tersebut. Tidak jarang bawah umur sengaja bersikap nakal untuk mengetahui apa hukumannya kalau mereka tidak mengikuti aturan. Artinya, penting bagi orangtua untuk menciptakan batasan yang terperinci dan memberikan konsekuensi eksekusi yang akan mereka berikan kalau si anak melanggar aturan. Kalau bawah umur merasa orangtua mereka tidak serius dengan aturan tersebut, besar kemungkinan anak akan sengaja melanggarnya.
9. Keinginnan yang tak terpenuhi
Saat bawah umur merasa lapar, lelah atau sakit, sikap jelek biasanya mengikuti. Dengan begitu, orangtua sanggup melaksanakan pencegahan dengan mencaritahu apa kebutuhan anak yang belum dipenuhi ketika mereka mendadak marah.
10. Cara meraka untuk mendapat yang diinginkan
Menyuruh anak semoga tidak menangis atau merengek di mal dengan membelikan mainan yang mereka minta yaitu sikap yang sanggup menciptakan anak percaya diri bahwa cara tersebut akan menciptakan orangtua menuruti keinginannya. Menyampaikan klarifikasi kepada anak wacana perbandingan penting atau tidaknya membeli satu barang sanggup menjadi cara yang efektif untuk menangani hal tersebut.
Sumber http://www.sagalarupawae.com