Saturday, November 25, 2017

√ Jalur Pendakian Kerinci, Gunung Tertinggi Di Pulau Sumatera


Gunung Kerinci merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Pulau Sumatera dengan ketinggian mencapai 3.805 mdpl. Gunung yang terletak di Provinsi Jambi ini juga dikenal dengan beberapa nama yaitu Gunung Gedang, Berapi Kurinchi, Kerinchi, Korinci, dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci dikelilingi oleh hutan lebat dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang penuh misteri dan menjadi habitat bagi Harimau Sumatera dan Badak Sumatera.





Sebagai gunung yang menyandang predikat sebagai gunung tertinggi di Pulau Sumatera, Gunung Kerinci mempunyai daya magnet yang besar bagi para pendaki. Tak pernah sepi, setiap hari para pendaki berbondong-bondong tiba untuk menaklukan Gunung Kerinci. Hingga ketika ini terdapat dua jalur resmi pendakian Gunung Kerinci yang sering dilalui oleh para pendaki untuk menuju puncak. Dua jalur tersebut yaitu sebagai berikut.





1. Via Kersik Tuo





Jalur pendakian Gunung Kerinci via Kersik Tuo yaitu yang paling banyak diminati oleh para pendaki alasannya lebih landai dibandingkan jalur lainnya. Menuju puncak melalui jalur ini membutuhkan waktu yang cukup usang yaitu berkisar 11-12 jam perjalanan jalan kaki. Rute yang dilalui dimulai dari Basecamp – Pos 1 (1.890 mdpl) – Pos 2 (2.010 mdpl) – Pos 3 (2.225 mdpl) – Shelter 1 (2.505 mdpl) – Shelter 2 (3.056 mdpl) – Tugu Yuda – Puncak Kerinci (3.805 mdpl).





2. Via Solok Selatan





Jalur pendakian via Solok Selatan hingga ketika ini masih menuai pro dan kontra. Pembukaan jalur ini dilakukan oleh TNKS untuk meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Solok Selatan. Namun, jalur ini dianggap cukup membahayakan para pendaki alasannya medan yang dilalui masih sangat terjal. Pendakian via Solok Selatan juga memakan waktu tempuh lebih usang alasannya pendaki harus berjalan memutar terlebih dahulu untuk menuju Tugu Yuda sebelum kesudahannya hingga di Puncak Kerinci. Selain itu jalur Solok Selatan melewati tempat yang menjadi habitat kura-kura, sehingga adanya acara pendakian dikhawatirkan mengganggu kelangsungan ekosistem alam disana.



Sumber https://phinemo.com