Secara umum ada tiga pokok dalam taktik mengajar yakni tahap per-mulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap dikala melakukan pe-ngajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka bahwasanya tidak da-pat dikatakan telah terjadi proses pengajaran.
1. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional ialah tahapan yang ditempuh guru pada dikala ia memulai proses berguru dan mengajar. Beberapa acara yang sanggup dilaku-kan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini:
a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran, sanggup dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu absensi siswa, disebab-kan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi lantaran pengajaran dan guru tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau lantaran tindakan guru pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak adil,
memberi eksekusi yang menjadikan frustasi, rendah diri dan lain-lain).
b. Bertanya kepada siswa, hingga dimana pembahasan pelajaran sebelum-nya. Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan berguru siswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari itu.
c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu wacana materi pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan un-tuk mengetahui hingga di mana pemahaman materi yang telah diberikan.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi pela-jaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
e. Mengulang kembali materi pelajaran yang kemudian (bahan pelajaran sebelum-nya) secara singkat tapi meliputi semua materi aspek yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan di-bahas hari berikutnya nanti, dan sebagai perjuangan dalam membuat kondi-si berguru siswa.
Tujuan tahapan ini ialah mengungkapkan kembali balasan siswa terhadap materi yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi berguru dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam taktik mengajar menyerupai dengan acara pemanasan dalam olah raga. Kegiat-an ini akan menghipnotis keberhasilan siswa.
2. Tahap Instruksional
Tahap kedua ialah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan memperlihatkan materi pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum sanggup diidentifikasi beberapa acara sebagai berikut.
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu sanggup ditempuh dua cara yakni: (a) pembahasan dimulai dari citra umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus, (b) dimulai dari topik khusus menuju topik umum.
d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-con-
toh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah
dibahas.
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini di-buat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan sanggup pula dibentuk guru gotong royong siswa, bahkan jikalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahap yang ketiga ialah tahap penilaian atau penilaian dan tindak lan-jut dalam acara pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional).
Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian ke-giatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk bisa dan sanggup mengatur waktu dan acara secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Di sinilah letak ke-terampilan profesional dari seorang guru dalam melakukan taktik menga-jar. Kemampuan mengajar menyerupai dilukiskan dalam uraian di atas secara teo-retis gampang dikuasai, namun dalam praktiknya tidak semudah menyerupai digam-barkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang terencana, kemampuan itu sanggup diperoleh.
Sumber https://www.asikbelajar.com