Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah – AsikBelajar.Com.
Sebagaimana disebutkan dalam aneka macam ketentuan yang dikutip pada awal
ini, kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah terutama dibebankan
kepada Guru Pembimbing di SMP/SMA, dan kepada Guru Kelas (di SD). Untuk
sanggup mengemban dan membuatkan pelayanan bimbingan dan konseling
dengan pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, asas, jenis-jenis layanan
dan kegiatan pendukung, serta jenis-jenis kegiatan sebagaimana
dikemukakan di atas, diharapkan tenaga yang benar-benar berkemampuan,
baik ditinjau dari personalitasnya maupun profesionalitasnya.
1. Modal Personal
Modal
dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah adalah berupa aksara personal yang ada dan
dimiliki oleh tenaga penyelenggara bimbingan dan konseling. Modal
personal tersebut ialah :
a. Berwawasan luas, memiliki
pandangan dan pengetahuan yang luas, terutama wacana perkembangan
peserta didik pada usia sekoahnya, perkembangan ilmu
pengetahuan/teknologi/kesenian dan proses pembelajarannya, serta
pengaruh lingkungan dan modernisasi terhadap penerima didik.
b.
Menyayangi anak, mempunyai kasih sayang terhadap penerima didik, rasa
kasih sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/Guru Kelas benar-benar
dari hati sanubarinya (tidak berpura-pura atu dibuat-buat) sehingga
peserta didik secara pribadi mencicipi kasih sayang itu.
c.
Sabar dan bijaksana, tidak gampang murka dan atau mengambil tindakan keras
dan emosional yang merugikan penerima didik serta tidak sesuai dengan
kepentingan perkembangan mereka, segala tindakan yang diambil Guru
Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan yang matang.
d.
Lembut dan baik hati, tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/ Guru
Kelas selalu mengenakkan hati, hangat dan suka menolong.
e.
Tekun dan teliti, Guru Pembimbing/Guru Kelas setia menemani tingkah laku
dan perkembangan penerima didik sehari-hari dari waktu ke waktu, dengan
memperhatikan aneka macam aspek yang menyertai tingkah laris dan
perkembangan tersebut.
f. Menjadi contoh, tingkah laku,
pemikiran , pendapat dan ucapan-ucapan Guru Pembimbing/Guru Kelas tidak
tercela dan bisa menarik penerima didik untuk mengikutinya dengan senang
hati dan suka rela.
g. Tanggap dan bisa mengambil tindakan,
Guru Pembimbing/Guru Kelas cepat menawarkan perhatian terhadapa apa yang
terjadi dan atau mungkin terjadi pada diri penerima didik, serta
mengambil tindakan secara sempurna untuk mengatasi dan atau mengantisipasi
apa yang terjadi dan mungkin apa yang terjadi itu.
h. Memahami
dan bersikarp positif terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, Guru
Pembimbing/Guru Kelas memahami tujuan serta seluk beluk layanan
bimbingan dan konseling dan dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga
melaksanakannya secara professional sesuai dengan kepantingan dan
perkembangan penerima didik.
2. Modal Profesional
Modal
professional meliputi kemantapan wawasan, pengetahuan, keterampilan,
nilai dan perilaku dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling.
Semuanya itu sanggup diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan
khusus dalam kegiatan pendidikan bimbingan dan konseling. Dengan modal
professional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru
Kelas) akan bisa secara nyata melakukan kegiatan bimbingan dan
konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya dan isyarat etik
profesionalnya.
Apabila modal personal dan modal profesional
tersebut dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Pembimbing dan Guru
Kelas serta diaplikasikan dalam wujud nyata terhadap penerima didik yaitu
dalam bentuk kegiatan dan layanan pendukung bimbingan dan konseling,
dapat diyakni pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan
lancar dan sukses.
3. Modal InstrumentalPihak
sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan kegiatan Guru
Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan aneka macam sarana dan
prasarana yang merupakan modal instrumental bagi suksesnya bimbingan dan
konseling, menyerupai ruangan yang memadai, perlengkapan kerja
sehari-hari, instrument BK dan sarana pendukung lainnya. Dengan
kelengkapan instrumental menyerupai itu kegiatan bimbingan dan konseling
akan memperlancar dalam keberhasilannya akan lebih dimungkinkan.
Disamping
itu, suasana profesional pengembangan penerima didik secara menyeluruh
perlu dikembangkan oleh seluruh personil sekolah. Suasana profesional
ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya ketiga jenis modal
tersebut, terlebih-lebih lagi ialah terwujudnya saling pengertian,
kerjasama dan saling membesarkan diantara seluruh personil sekolah.
Sumber https://www.asikbelajar.com