Perlunya Mengembangkan Kreativitas – AsikBelajar.Com. Manusia ialah makhluk yang diberi kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan aneka macam situasi dan tantangan kehidupan. Perubahan yang terus menerus secara global menuntut insan menyesuaikan diri dengan cepat terhadap aneka macam situasi dan kondisi yang seringkali tidak sanggup diprediksi. Tingkat keragaman dan kedalam permasalahan sangat tinggi alasannya ialah berada dalam koridor konteks yang kompleks. Manusia dituntut memikirkan dan bertindak dengan aneka macam cara untuk sanggup menguraikan kompleksitas tantangan dan memikirkan aneka macam alternatif tndakan yang sanggup dilakukan untuk menghadapi tantatangan, utuk itulah insan membutuhkan kretaivitas.
Kemampuan menyesuaikan diri dipengaruhi oleh bagaimana insan memandang suatu permasalahan. Apakah permasalahan dianggap sesuatu yang menyulitkan, merugikan dan mengancam diri atau permasalahan dipandang sebagai tantangan yang menciptakan diri menjadi lebih tahu, terampil atau bisa bertindak lebih baik. Orientasi memandang suatu dilema merupakan kunci awal seseorang mempunyai kreativitas.
Pandangan positif memfasilitasi berkembangnya imajinasi perihal kondisi yang harus dihadapi sehingga dilema sanggup dilihat secara komprehensif. Imajinasi aneka macam pengalaman sendiri dan atau orang lain yang dimaknai sebagai proses mencar ilmu memberi peluang pada inidividu melihat aneka macam kemungkinan atau alternatif tindakan yang sanggup dilakukan.
Pola asuh orang renta maupun pendidikan di sekolah menciptakan banyak orang di Indonesia tidak sanggup memperlihatkan kreativitas. Orang renta bertindak atas dasar aturan-aturan baku yang tidak memfasilitasi adanya celah untuk berubah. Dengan aneka macam alasan dari mulai tabu, pamali, kata orang tua, hingga menjadi isyarat yang berharga mati. Sebuah pelanggaran yang dilakukan anak pada aturan tersebut menciptakan anak dicap bandel oleh orang tua. Contoh anak usia taman kanak-kanak berada pada masa bahagia mencoret-coret apapun menjadi gambar yang belum jelas. Orang renta menganggap bandel alasannya ialah mengotori tembok atau meja. Padahal kalau orang renta memfasiliasi ruangan dengan melekat kertas roti setinggi tubuh anak di tembok yang diganti setiap waktu sehabis penuh coretan yang dibentuk anak pada kertas tersebut menciptakan keterampilan motorik halus tangan dan jari mencapai kematangan. Hal penting lain yang diperoleh anak dari aktivitas tersebut ialah berkebanggannya mencoretkan apapun sesuai bentuk yang ada pada anggannya.
Pengalaman mencar ilmu yang diperoleh di sekolah tidak jauh berbeda, kurukulum dan proses pembelajaran menuntut anak bertindak sama atas stimulasi yang diberikan. Dari semenjak taman kanak-kanak anak dipaksa untuk menggabar daun berwarna hijau padahal ada daun berwarna kuning, ada daun berwarna merah, atau malah putih dalam kehidupan konkret keseharian. Jika imajinasi perihal daun berkembang ada aneka macam kemungkinan warna sebagai gradasi dari hijau, kuning dan merah. Secara teoritik aturan mendel menjustifikasi kemungkinan tersebut.
Variasi dan keragaman harus dipandang sebagai potensi yang menciptakan kehidupan menjadi menarik dan berwarna. Hal yang tidak menyenangkan kalau semua orang berpikir dan bertindak seragam. Kehidupan menjadi mati alasannya ialah orang akan bergerak dan beryindak dalam rutinitas yang sistematik terkontrol. Manusia menjadi tidak berbeda dengan robot.
Bersikap kreatif membawa dampak positif pada diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pada diri sendiri mendorong aktulisasi potensi yang dimiliki. Bagi orang lain memperlihatkan kepuasaan alasannya ialah tindakan yang dilakukan dalam waktu yang lebih cepat, memberi hasil yang lebih tepat, hasil yang lebih banyak, dan merupakan hasil karya yang orisinal dan unik.
Sumber https://www.asikbelajar.com