Pegunungan Zagros merupakan serangkaian pegunungan yang berada di Teluk Persia, tepatnya di sisi barat Negara Iran dan menghubungkannya dengan Turki dan Irak. Pegunungan Zagros tampak mirip lipatan tanah yang asimetris dengan beberapa gunung dan bukit. Pegunungan ini menjadi sumber kehidupan masyarakat disekitarnya, lahan yang subur banyak dimanfaatkan sebagai lahan untuk bercocok tanam.
Terdapat satu keunikan dari Pegunungan Zagros yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung, yaitu keberadaan kubah dan gletser garam yang menyelimuti pegunungan ini. Sehingga jikalau dilihat dari kejauhan, bab pegunungan yang tertutup kubah dan gletser garam akan tampak berwarna biru indah, kontras dengan perbukitan disebelahnya yang berwarna kecoklatan.
Terbentuknya kubah dan gletser garam di Pegunungan Zagros tak lepas dari insiden geologis masa lampau. Jutaan tahun yang lalu, Teluk Persia dahulu merupakan daerah maritim yang lebih luas dari yang diketahui ketika ini. Luas Teluk Persia mencakup Semenanjung Arab sampai ke Iran sebelah barat. Karena pergeseran lempeng tektonik dan peningkatan suhu bumi sebagian air maritim di sisi barat Iran mengering dan meninggalkan sisa-sisa endapan garam.
Air hujan yang mengalir dari pegunungan mengakibatkan endapan garam menumpuk dan semakin menebal. Karena insiden tersebut menciptakan garam menggunung dan membuatnya bergerak secara alami. Fenomena pergerakan gunungan garam disebut sebagai garam tektonik yang naik dan turun melewati bebatuan.
Seiring berjalannya waktu, gunungan garam berubah bentuk mirip kubah. Masyarakat setempat sering menyebutnya sebagai Diapir. Terkadang Diapir menembus dan menyebar ke permukaan secara horizontal mirip sebuah gletser. Kubah garam ialah insiden alam yang sanggup terjadi di beberapa tempat di bumi. Namun, kubah garam di Pegunungan Zagros merupakan yang paling kumulatif sehingga oleh UNESCO ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia.

Terdapat lebih dari 130 kubah garam di bab selatan Pegunungan Zagros. Beberapa gua garam dengan panjang sampai 6,4 km juga banyak ditemukan di daerah ini. Di masa depan, kubah garam dimungkinkan untuk dieksplorasi mengingat bebatuan yang menjadi pondasi kubah garam berpeluang membendung minyak bumi.
Sumber https://phinemo.com