Pidato Tentang Kedisiplinan dalam Bahasa Indonesia (Terbaru) - Disiplin yakni sikap yang sangat-sangat penting dan harus secara konsisten ditegakkan. Berikut ini terdapat sebuah pidato yang menghimbau siswa untuk lebih berdisiplin dan berkomitmen untuk mentaati peraturan.
Assalamualaikum wr wb.
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, alasannya atas segala karunianya, kita sanggup berkumpul di pagi yang cerah ini.
Yang terhormat kepada Bapak Kepala Sekolah SMAN 1 ...
Yang terhormat kepada dewan guru Sekolah Menengan Atas N 1 ...
Yang terhormat kepada orang bau tanah siswa
dan siswa-siswi SMAN 1 ... yang saya cintai
Pada hari ini, saya ingin memberikan sebuah pesan mengenai kedisiplinan. Mungkin apa yang akan saya sampaikan tersebut, merupakan sebuah hal yang konvensional. Bapak dan ibu mungkin sudah bosan membicarakan kedisiplinan, namun saya pikir, tema kedisiplinan harus kembali kita bangkitkan.
Hadirin sekalian...
Saya melihat, ada yang salah dengan siswa dan siswi di sekolah kita. Hal-hal jelek sering saya lihat dan selalu saya peringatkan kepada mereka, namun insiden tersebut terus berulang. Kemarin, ketika upacara di hari senin, saya melihat begitu banyak siswa yang tidak mengenakan atribut sekolah.
Kemudian, di hari-hari biasa, banyak siswa kita yang tidak mengenakan baju seragam dengan baik. Ada siswa yang bajunya terlalu ketat, tidak menggunakan dasi, bajunya dikeluarkan. Imbauan dari guru piket dan peringatan keras pun tidak mereka hiraukan. Itu gres kesalahan-kesalahan yang sering kita lihat.
Hadirin sekalian...
Tahukah Anda bahwa banyak dari siswa kita yang merokok? Saya beberapa kali menjumpai mereka berkumpul di halaman belakang sekolah atau di belakang kelas-kelas, kemudian ketika saya berbicara dengan mereka, menyerupai ada bacin rokok tercium. Setelah saya interogasi, jadinya mereka mengakui bahwa mereka gres saja merokok.
Bapak ibu sekalian, kesalahan-kesalahan menyerupai ini, janganlah dianggap sebagai kesalahan sepele. Ini yakni kesalahan yang hanya tampak kasat mata sepele, namun kalau terjadi secara berlarut-larut, maka akan menghasilkan generasi yang hancur. Anak-anak yang terbiasa melaksanakan pelanggaran, akan terus melanggar dan melanggar. Pada akhirnya, mereka akan melaksanakan pelanggaran tersebut secara luas, hingga ke masyarakat.
Hadirin sekalian...
Para anggota geng motor yang merusak kemudahan umum, balapan liar, bahkan melaksanakan kejahatan menyerupai pembunuhan, yakni kumpulan anak yang tidak terkontrol secara emosi dan terbiasa melanggar peraturan. Bahkan, para koruptor yang menghabiskan sumber daya negeri ini, bisa jadi awalnya yakni siswa-siswa yang terbiasa melanggar peraturan dengan mencontek pada dikala ujian. Mereka terbiasa mendapat ratifikasi dari orang lain, namun ratifikasi tersebut bukan berasal dari kemampuan mereka. Semakin lama, mereka semakin terbiasa, dan pada akhirnya, mereka anggap mencontek yakni pekerjaan halal, padahal acara tersebut merupakan kegiatan mengambil hak orang lain. Ketika dewasa, berubahlah mereka menjadi pengambil uang rakyat. Menganggap yang haram menjadi halal, semuanya dimakan demi megahnya rumah, mewahnya mobil, serta glamornya hidup.
Hadirin sekalian...
Tidak perlu lagi menunggu. Ayo kita bergerak sekarang, sebelum luka yang tadinya kecil semakin melebar, sebelum kesalahan sepele menjadi menggurita. Baik peraturan maupun guru di sekolah, marilah kita lebih tegas memberantas perilaku-perilaku indisipliner. Jangan segan-segan untuk memperlihatkan peringatan keras atau bahkan mengeluarkan siswa dari sekolah ini. Adalah lebih baik kita memiliki sedikit siswa namun berkualitas ketimbang siswa yang begitu banyak, namun semuanya hanya sampah.
Peraturan yang terus ditegakkan dengan tegas akan membantu siswa menjadi pribadi-pribadi yang tertib, teratur, dan tumbuh sesuai dengan umurnya. Saya tidak bisa membayangkan apabila kita terus menganggap sikap indisipliner siswa sebagai sikap sepele, maka kita, akan mendengar nama-nama siswa kita ditangkap polisi alasannya mereka membolos sekolah, masuk sebagai anggota geng motor, atau terlibat perkelahian antar sekolah. Anda tidak mau semua itu terjadi bukan?! Maka sederhana caranya, tegakkan peraturan yang sudah kita rancang bersama-sama!
Hadirin sekalian...
Para orang bau tanah tentu juga aktif mendidik para siswa penerus bangsa ini. Keluarga yakni pijakan utama, sebuah fondasi pergaulan. Ketika seorang anak terbiasa menjalankan norma-norma yang baik di dalam lingkungan keluarga, maka akan gampang bagi mereka untuk berperilaku santun serta melaksanakan aturan-aturan di sekolah dan di lingkungan masyarakat. Disiplin keluarga, bisa kita bangun dengan cara-cara yang sederhana. Bangun pagi setiap hari, membereskan daerah tidur sendiri, membantu orang tua, dan tidak melawan perintah-perintah orang bau tanah selama itu baik. Semua cara tersebut memang tampak biasa saja, tetapi percayalah, intinya semua cara tersebut yang menghasilkan belum dewasa bermoral dan menjadi pribadi-pribadi penerus bangsa yang terbaik.
Hadirin sekalian..
Sekali lagi saya mengajak Anda semua, mari kita lakukan penegakan hukum dan pendidikan etika serta moral secara konsisten. Mudah-mudahan, dengan konsistensi yang kita lakukan, kita bisa berhasil membentuk belum dewasa yang cerdas pemikirannya juga baik akhlaknya.
Saya kira, itulah pesan yang bisa saya sampaikan. Jika ada kata-kata saya yang menyinggung, saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampun.
Saya akhiri wabilahitafik wal hidayah. Wassalamualaikum wr wb.
Sumber http://www.kelasindonesia.com