Kuliah Sambil Kerja – Semakin tinggi jenjang pendidikan kita, secara normal, akan berbanding lurus dengan pendewasaan pikiran. Seringkali, semakin dewasa, ada rasa aib yang semakin besar bila segala sesuatu dalam kehidupan kita masih didanai orang tua.
Daftar Isi
Maka tidak jarang, kita, sebagai mahasiswa, gelisah lantaran hal tersebut. Kita sadar, bila umur sudah cukup matang untuk mencari uang sendiri. Akhirnya mencari-cari penghasilan dari aneka macam jalan; dari berwirausaha, musisi jalanan, dan bekerja paruh waktu.
Tetapi penyakitnya adalah, ketika sudah bisa mencari uang sendiri, kita kadang keasyikan dan lupa dengan kuliah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Mungkin di artikel selanjutnya akan coba satriabajahitam tuliskan.
Kuliah sambil bekerja bukanlah sesuatu yang gampang untuk dilakukan, perlu keahlian-keahlian administrasi yang bagus biar efisien dalam segala sesuatunya.
Nah, artikel ini dibentuk sebagai referensi dan saran bagi siapa saja yang sedang berpikir untuk kuliah sambil kerja biar seimbang.
Membuat Jadwal dan Tabel Prioritas
Langkah awal yang harus dipersiapkan yaitu menciptakan jadwal. Jadilah insan yang teratur dan disiplin terhadap waktu. Pembuatan jadwal akan membantu kita mempersiapkan segala sesuatunya sebelum mendekati hari H.
Tabelnya ibarat ini,
Sementara tabel prioritas akan membantu kita memilah urusan-urusan yang mendesak dan penting, kurang mendesak tapi penting, mendesak tapi kurang penting, dan kurang mendesak juga kurang penting.
Tabelnya ibarat ini,
Khususnya, tentukan waktu-waktu yang tidak bisa diganggu gugat dan jadikan itu prioritas; contohnya jadwal untuk kuliah kapan, bekerja kapan. Tujuan kita kuliah sambil kerja, kan?
1. Buatlah jadwal yang fleksibel
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ketika kita berpikir untuk kuliah sambil kerja, maka akan ada dua waktu yang tidak fleksibel; yaitu waktu kuliah dan bekerja. Maka, jangan ganggu gugat jadwal itu.
Terapkan fleksibilitas jadwal pada kegiatan-kegiatan lain di luar jam kuliah dan kerja. Utamanya dalam hal mengerjakan kiprah dan belajar. Aturlah jadwal tersebut sefleksibel mungkin (tetapi tetap terlaksana) biar ketika ada keperluan penting lain yang mendesak dan mendadak, kita masih bisa menyesuaikan.
Tentu pembuatan jadwal ibarat demikian membutuhkan kesiapan yang tinggi baik dari fisik maupun mental supaya tidak sakit-sakitan dan stress lantaran merasa ‘waktu 24 jam itu kurang’.
Selain tabel jadwal di atas, tandai juga jadwal-jadwal yang tidak bisa diganggu gugat pada kalender rumah (yang bisa dilihat semua orang). Agar orang-orang rumah tidak menciptakan acara yang melibatkan kita di hari-hari sibuk.
2. Siapkan Agenda
Agenda akan sangat membantu dikala kita bepergian ke luar rumah atau dikala kegiatan sedang padat-padanya. Tentu, biasanya, ketika kegiatan kita sedang beragam, kita sering lupa kegiatan apa lagi yang harus dilakukan selanjutnya. Maka, biasakanlah menulis kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan …
… dalam agenda. Bawa acara itu ke manapun.
3. Menggunakan Gadget
Dalam gadget kita biasanya sudah ada kalender dan reminder. Nah, kita bisa memakai itu sebagai alternatif pengganti buku agenda. Ditambah lagi, biasanya, reminder di HP akan membunyikan alarm ketika sudah tiba saatnya melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
4. Beritahu Teman Jadwal Kita
Ini juga penting untuk dilakukan, biar teman-teman kita ‘peka’ dan tahu, bagaimana padatnya jadwal seorang mahasiswa yang nyambi sebagai pekerja. Mudah-mudahan dengan demikian teman-teman kita berempati dan memperlihatkan dukungan.
5. Menyediakan Waktu untuk Keluarga
Ketika menyusun jadwal, masukkan juga waktu untuk keluarga. Ini penting biar kita tetap menjadi ‘manusia’, tidak menjadi ‘robot’. Kita tetaplah anak seorang bau tanah yang berpeluh-peluh mengandung 9 bulan dan banting tulang mencari nafkah menyekolahkan kita hingga hari ini.
Ada yang harus kita balas budinya, meskipun tidak akan pernah terbalaskan. Tanggung jawab sebagai anak yang berbudipekerti luhur, lantaran pendidikan yang telah luhur juga … jangan diabaikan.
Kalau tidak punya waktu untuk mereka … mari bertanya lagi, untuk apa kita kuliah sambil bekerja?
6. Menyediakan Waktu untuk Masyarakat
Jangan lupakan kiprah mahasiswa yang kita agung-agungkan; social control. Minimalnya berbaur dengan masyarakat dalam kegiatan sosial mingguan. Jagalah kekerabatan baik dengan mereka. Karena merekalah yang akan mengurusi kuburan kita ketika meninggal nanti.
Manusia juga makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Jangan pernah lupakan itu.
7. Menyediakan Waktu untuk Berkontemplasi
Banyaknya kegiatan yang kita lakukan ketika menentukan untuk kuliah sambil kerja …
… akan memperbesar kemungkinan stress datang. Maka menyendiri dan memikirkan semuanya yaitu hal yang penting. Berbincang-bincang dengan Tuhan Sang Pemberi Kekuatan, meminta biar senantiasa diberi kemampuan menuntaskan setiap rintangan.
Membentuk Kebiasaan Belajar yang Efisien
Efisiensi sanggup meningkatkan produktifitas kita. Tidak hanya itu, hal tersebut juga sanggup menghemat energi yang kita keluarkan, biar tidak sia-sia untuk hal yang, sebetulnya, bisa dipersingkat alurnya.
Tidak terkecuali dalam belajar. Efisiensi dalam mencar ilmu akan membantu kita lebih cepat menyerap materi materi yang sedang kita pelajari dan yang paling penting, tidak menyita banyak waktu. Sehingga waktu akan tersisa lebih banyak untuk mengerjakan hal lain.
1. Rapi
Aturlah setiap perangkat kuliah kita dengan rapi. Mulai dari barang hingga daftar tugas. Letakkan alat-alat tulis, buku, ransel, dan barang pendukung kuliah lainnya secara berdekatan di satu kawasan biar gampang ditemukan.
Catatlah tugas-tugas yang harus dikerjakan beserta deadlinenya. Belajarlah untuk tidak menunda-nunda, mulai kerjakan kiprah itu dari kini biar bila ada kegiatan mendadak, kita punya persediaan waktu lebih.
Perlu diperhatikan ketika mengerjakan satu tugas, fokus ke kiprah itu saja sesuai waktu yang sudah kita jatahkan.
2. Catatlah Garis Besar Materi yang Disampaikan Dosen
Fokuslah pada topik utama yang dibahas dosen, daripada memperhatikan informasi-informasi yang sifatnya tidak penting. Cara mencatat yang baik bukanlah menuliskan setiap karakter yang terlontar dari verbal dosen kita, cape, dong.
Gambarlah diagram alir …
… yang mencatat langkah-langkah utama dalam setiap proses secara berurutan. Tapi setiap orang akan berbeda-beda cara, maka jadikan ini sebagai saran saja, oke?
3. Carilah Tempat Belajar yang Kondusif
Kondusif bisa berarti banyak hal. Kembali pada eksklusif masing-masing; ada yang nyaman mencar ilmu di kawasan yang tenang-hening, ada pula yang nyaman mencar ilmu di kawasan ramai.
Intinya adalah, kawasan mencar ilmu kita sanggup membantu meningkatkan daya serap otak dan memori untuk mengingat-ingat apa yang kita pelajari dikala itu.
4. Jauhkan Apapun yang Bisa Mengalihkan Perhatian
Ini penyakit. Fokus kita akan terganggu hanya dengan suara-suara pemberitahuan HP. Di-iya-kan atau tidak, semua orang sama saja. Kita sering termakan untuk sekadar mengecek Facebook ketika sedang belajar. Geregetan rasanya bila tidak dicek.
Nah, untuk mengantisipasi hal ini, jauhkan perangkat-perangkat yang bisa mengalihkan perhatian kita; HP, TV, Internet, dll.
5. Belajarlah Secara Teratur
Mulailah belajar, sempurna sesudah dosen keluar dari kelas. Manfaatkan waktu tersebut untuk membaca ulang materi-materi yang telah dicatat.
Jangan membiasakan diri mengulur waktu untuk membaca ulang materi, lantaran mengulur-ulur waktu hanya akan menciptakan kita lupa. Apalagi menumpuk-numpuk materi dari awal semester dan gres dibaca dikala mau UTS/UAS saja.
Percayalah, otak tidak akan sanggup mengolah dan menyimpan informasi dalam jumlah banyak sekaligus bila tidak pernah dilatih. Otak itu ibarat mirip otot yang akan semakin berpengaruh apabila ada exercise yang diselesaikan secara teratur.
Jangan berharap otot kita menjadi berpengaruh apabila hanya berlatih sekali saja mengangkat beban yang—sangat- berat. Untuk menguatkan otot, tentu yang harus kita lakukan yaitu mengangkat beban secara sedikit demi sedikit dan terus menerus, bukan sekali.
6. Jagalah Hubungan Baik dengan Dosen
Menjaga kekerabatan baik memang selalu membuahkan hasil positif. Begitupun dengan dosen. Misalnya, bila ada topik yang belum kita pahami, konsultasi dengan dosen yang sudah memiliki kedekatan kekerabatan tidak akan memerlukan waktu lama. Maksudnya, dosen tersebut akan meluangkan waktunya untuk kita.
Berbeda bila kita belum memiliki kedekatan dengan dosen, kemungkinan dosen ‘mengelak’ dan sok sibuk lebih besar.
Bekerja Secara Efisien
Sama ibarat halnya dalam belajar, efisiensi mutlak diharapkan dikala kita bekerja. Tidak lain dan tidak bukan, tujuannya untuk mengoptimalkan energi yang kita pakai biar tidak tebuang sia-sia.
Bayangkan saja, kegiatan dua orang (mahasiswa dan karyawan) dilaksanakan sendiri. Pasti akan stress dan capek.
Maka perlu langkah-langkah yang sempurna biar kita bisa bekerja dengan efisien.
1. Tulis Semua Tugas yang Harus Diselesaikan
Buatlah daftar tugas-tugas di kawasan kerja kita. Urutkan dari yang termdah hingga yang tersulit; yang harus dilakukan segera dan bisa dikesampingkan dahulu.
Apabila pekerjaan sampingan kita bukan pekerjaan yang kompleks, kuliah nyambi jadi cleaning service mall, misalnya, maka yang harus kita lakukan yaitu mengerjakan kiprah (membersihkan lantai) bila benar-benar diharapkan saja. Hemat tenaga. Asal masih dalam koridor peraturan yang sudah ditetapkan kawasan kita bekerja.
2. Biasakan Bekerja dalam Tim
Beritahu rekan kerja kita mengenai kegiatan-kegiatan yang rutin kita lakukan dalam sehari, yakni kuliah kemudian kerja. Lalu minta mereka untuk membantu kita walau sedikit. Orang Indonesia jiwa gotong royongnya tinggi, asal kita bisa memperlihatkan pengertian saja.
3. Belajarlah Menolak untuk Segala Sesuatu yang Bukan Menjadi Tugas Kita
Bila mengambil rujukan pekerjaan di atas, cleaning service, maka lakukanlah pekerjaan yang hanya bekerjasama dengan itu. Belajarlah menolak pekerjaan yang bukan menjadi kiprah kita. Tentu dengan penolakan yang halus.
Misalnya, ketika kita disuruh untuk mengangkat barang ke gudang, kita punya hak untuk menolak lantaran itu bukan kiprah utama kita. Sekali lagi, ini untuk efisiensi.
4. Bangun Kedekatan dengan Atasan
Ini penting. Agar ada rasa tenggang rasa dari atasan terhadap kegiatan-kegiatan kita. Bukannya mengharapkan dikasihani apalagi jadi penjilat. Bukan. Tetapi ini untuk kebaikan dan keseimbangan antara kuliah dan pekerjaan.
Mengatasi Stress
Menjalani dua kiprah sekaligus akan menciptakan pikiran kita bercabang, kemudian stress. Lama kelamaan, stress tersebut akan berakibat jelek pada kehidupan kita. Maka penting untuk kita ketahui sebelum menetapkan kuliah sambil kerja, cara-cara menangkal stress.
1. Pisahkan antara Kuliah dan Bekerja
Jangan pikirkan pekerjaan ketika kita sedang menenteng buku materi kuliah. Jangan pula memikirkan perkuliahan dikala kita sedang memegang sapu (studi perkara mahasiswa nyambi jadi cleaning service). Lakukan satu persatu sesuai tempatnya. Fokus.
2. Istirahat yang Cukup
Sediakan waktu untuk beristirahat biar kita bisa kembali melaksanakan kegiatan dengan pikiran yang jernih. Misalnya dengan berjalan-jalan melihat pemandangan bunga, pergi ke taman, membaca novel, atau sekadar minum teh.
Selipkan waktu istirahat ini di sela-sela waktu sibuk. Minimal setiap 2 jam sekali, istirahat 5 – 10 menit, biar waktu tidak terbuang percuma.
Jangan mengisi waktu istirahat dengan kegiatan yang berkebalikan dengan makna istirahat itu sendiri. Hampir semua orang memakai waktu istirahatnya dengan ngobrol, atau membuka Facebook selama berjam-jam.
Jika kita kesulitan untuk melepaskan diri dari hal-hal yang menciptakan lupa waktu, maka jangan lakukan itu kecuali memang benar-benar punya banyak waktu.
3. Menjaga Kebugaran Tubuh
Biasakan berolahraga setiap hari. Olahraganya tidak perlu lari, yang penting otot-otot kita meregang. Bisa push up, sit up, dll. pada dasarnya badan kita keluar keringat. Tapi perlu juga diagendakan untuk olahraga-olahraga yang juga bersifat rekreasi; jogging di taman, berenang, panahan.
Kebiasaan hidup sehat bisa mengatasi stress. Semakin kita sering berolahraga, semakin gampang badan kita mengikuti keadaan dengan kegiatan padat.
Para ilmuan sudah menandakan itu, ibarat contohnya latihan aerobik bisa mengurangi stress, memperbaiki dan menytabilkan emosi, dan meningkatkan harga diri.
4. Biasakan Tidur Cukup
Jadwalkan waktu niscaya untuk tidur dan bangun. Waktu terbaik memang jam 10 malam. Usahakan jangan tidur melebihi jam itu. Dan berdiri pukul 4 pagi. Jangan lupakan juga tidur siang singkat selama 15 – 30 menit untuk menyegarkan otak.
Penelitian sudah menandakan bahwa tidur bisa meningkatkan kemampuan mengingat, memperbaiki suasana hati, dan menciptakan kita terjaga. Hal itu sanggup mencegah stress.
Bila memang sedang banyak tugas, boleh lah sekali-kali begadang, tapi jangan dibiasakan.
5. Konsumsi Makanan Sehat dan Multivitamin
Pilihlah kuliner berserat dan mengandung karbohidrat. Hormon serotonin yang dihasilkan karbohidrat diyakini para ilmuan sanggup membantu kita untuk rileks. Sementara kuliner berserat akan membantu kita memperbaiki sistem pencernaan.
Buah-buahan dan sayuran yang kaya antioksidan sanggup meningkatkan kekebalan tubuh. Jeruk mengandung vitamin C yang kaya. Bayam, sawi, wortel yaitu sumber beta-karoten yang juga bermanfaat sebagai antioksidan.
Tapi terlebih dari itu, ciptakanlah pola makan yang seimbang dan teratur.
Hindari kuliner berlemak, batasi asupan kafein, dan jangan mengkonsumsi terlalu banyak gula. Lemak akan mengentalkan darah dan menciptakan badan kita lesu. Kafein dibutuhkan, tapi jangan hingga menciptakan kita susah tidur.
Gula memang memperlihatkan energi, tapi kemungkinan untuk mengantuk sesudah mengkonsumsinya besar.
Membiasakan Berpikir Positif
Pikiran bisa mempengaruhi tindakan kita. Maka penting untuk terus berpikir positif. Kita percaya bahwa semua hal itu berawal dari pikiran, maka memulai segala sesuatu dengan ke-positif-an akan menyingkirkan pernak-pernik pikiran yang sanggup menciptakan kita gagal fokus dan stress.
1. Bersikaplah Realistis
Keterbasan waktu kadang menciptakan kita kesulitan menuntaskan tugas. Jadi, urutkan segala sesuatunya menurut prioritas. Jangan pernah sekali-kali menyalahkan diri sendiri atas kiprah yang belum bisa terselesaikan sesuai rencana. Realistislah, kita manuasia punya banyak keterbatasan.
Jadilah seseorang yang terus berpikiran konkret dan berusaha memperbaikinya di esok hari. Bersyukurlah atas kesempatan yang, tidak banyak orang merasakan; kuliah sambil kerja.
2. Meluruskan Niat
Kuliah sambil kerja berarti mengambil jalan ksatria. Namun, pasti, kita menjalani kuliah sambil kerja dengan motivasi yang berbeda-beda. Mungkin dari kita ada yang kuliah sambil kerja lantaran terlilit utang ada juga yang ingin meniti karier lebih awal; atau yang ingin mencar ilmu mandiri; tidak ingin membebani orang bau tanah lagi.
Ingat-ingatlah niat itu bila perjalanan kita mulai terasa berat.
3. Biarkan Orang Lain Membantu
Melakukan semuanya sendirian niscaya sulit. Ketika ada masalah, coba untuk membicarakan hal itu pada orang yang benar-benar kita percaya. Bicarakan hal tersebut dengan orang tua, sahabat, atau pasangan. Jangan pula lupakan perbincangan dengan Tuhan.
4. Syukuri Kesuksesan Kecil dan Besar
Biasakan untuk mensyukuri segala pencapaian baik itu kecil maupun besar. Sebab dengan mensyukuri hal tersebut, akan menciptakan kita merasa telah mencapai tahap yang, belum tentu orang lain bisa dapatkan.
Biasakan untuk mengukur progress yang kita capai. Coret list tugas-tugas yang sudah kita selesaikan. Ini akan membantu kita biar lebih semangat mengerjakan kiprah selanjutnya dan menanti ‘hadiah’ yang akan kita dapatkan di akhir.
***
Nah, itulah tips-tips bagi kalian, mahasiswa, yang ingin memulai untuk hidup sanggup berdiri diatas kaki sendiri dengan cara kuliah sambil kerja. Pikrikan dan analisis dengan matang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila mengambil jalan ksatria ini.
Jangan hingga menyesal kemudian.
Salam Ksatria.
Sumber https://satriabajahitam.com