Saturday, April 28, 2018

√ Alternatif Wisata Religi Demak, Makam Apung Tengah Laut


Ada yang unik dari salah satu makam di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Tampak dari kejauhan ada satu makam yang seakan-akan mengapung di tengah laut. Menurut dongeng warga setempat, makam tersebut dulunya berada di daratan bersama makam-makam warga lainnya. Namun, sehabis banjir rob menggenangi area pemakaman tersebut entah kenapa hanya satu makam tersebut yang tidak tenggelam. Makam tersebut yakni milik seorang sholeh berjulukan Syech Abdullah Mudzakkir.





Syech
Abdullah Mudzakkir atau erat dikenal sebagai Syech Mudzakkir merupakan tokoh
penyebar Islam yang populer di Demak. Beliau lahir tahun 1869 di Dusun Jago,
Desa Wringjajar, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Semasa hidupnya beliau
dikenal sangat aktif membuatkan Agama Islam di daerah pesisir utara Demak. Selain
itu dia juga dikenal aktif dalam melawan monopoli perdagangan yang dilakukan
oleh Belanda pada jaman penjajahan tahun 1900-1950.





Makam Syech Mudzakkir sangat ramai dikunjungi para peziarah ketika malam Jumat dan hari-hari libur nasional. Tidak hanya peziarah lokal dari Demak saja, peziarah dari luar kota bahkan luar Pulau Jawa juga ramai mengunjungi makam apung Syech Mudzkkir ini. Menurut penuturan warga setempat peziarah yang tiba pada hari biasa sanggup mencapai 500 orang, namun ketika hari libur peziarah sanggup mencapai ribuan orang.





Untuk menuju
area makam Syech Mudzakkir ada beberapa dua saluran yang sanggup dilalui oleh
peziarah.





Akses pertama yakni dari jalur air. Peziarah sanggup menuju area makam memakai bahtera nelayan yang disewakan disana. Biaya sewa hanya berkisar Rp.10.000,- untuk setiap orang, dan sanggup kurang atau lebih tergantung tawar menawar antara peziarah dengan pemilik perahu. Jika memakai saluran jalur air, peziarah sanggup mengawali rute dari Pantai Morosari atau pribadi dari Desa Tambaksari.





Akses kedua
adalah jalur darat. Peziarah sanggup berjalan kaki di jembatan beton yang
membelah lautan sejauh satu kilometer untuk menuju makam Syech Mudzakkir. Sepanjang
perjalanan peziarah akan disuguhkan pemandangan maritim lepas dan daerah mangrove
yang rindang. Sebagai perhatian peziarah diharpkan berhati-hati karena
disamping kiri-kanan jembatan hanya diberi pembatas berupa bambu, sehingga rawan
terpeleset atau tercebur ke laut, terlebih bagi peziarah yang mengajak balita
atau anak kecil.





Memasuki
area makam tidak ada pungutan biaya dari pengelola makam. Pihak pengelola makam
hanya menyediakan kotak amal bagi pengunjung yang ingin menawarkan sedekahnya
untuk kesejahteraan makam Syeckh Mudzakkir.





Makam apung Syech Mudzakkir sanggup menjadi salah satu andalan wisata religi Pemerintah Kabupaten Demak selain masjid Agung demak dan Makam Sunan Kalijaga di kadilangu.



Sumber https://phinemo.com